Cina Ancam Beri Sanksi Perusahaan Amerika Soal Senjata ke Taiwan

Reporter

Tempo.co

Editor

Budi Riza

Sabtu, 13 Juli 2019 11:06 WIB

Sebuah tank M1 Abrams yang dipersiapkan untuk Operasi Atlantik NATO di Garkalne, Latvia, 8 Februari 2017. Tank tempur M-1 Abrams ini dipersenjatai dengan sebuah meriam utama kaliber 105 mm. REUTERS/Ints Kalnins

TEMPO.CO, Beijing – Pemerintah Cina mengatakan akan mengenakan sanksi kepada sejumlah perusahaan Amerika Serikat yang terlibat dalam penjualan senjata canggih ke Taiwan.

Baca juga: Kunjungan ke Amerika, Presiden Taiwan Sebut Demokrasi Terancam

Pemerintah AS mengumumkan telah menyetujui penjualan senjata senilai sekitar US$2.2 miliar atau sekitar Rp31 triliun, yang berupa tank dan rudal stinger.

Advertising
Advertising

“Penjualan senjata AS ke Taiwan sangat melanggar norma dasar hukum internasional dan hubungan internasional,” kata Geng Shuang, juru bicara kementerian Luar Negeri Cina, seperti dilansir Channel News Asia pada Jumat, 12 Juli 2019.

Geng melanjutkan,”Untuk menjaga kepentingan nasional, Cina akan mengenakan sanksi pada perusahaan AS yang berpartisipasi dalam penjualan senjata ke Taiwan.”

Baca juga: Hadapi Invasi Cina, Amerika Desak Taiwan Naikkan Bujet Pertahanan

Cina selama ini menganggap Taiwan sebagai salah satu provinsinya yang membangkang. Beijing berharap menyatukan Taiwan dan akan menggunakan kekuatan jika perlu.

Penjalan senjata AS ke Taiwan, yang menganut sistem demokrasi ini, terjadi beberapa dekade setelah penjualan senjata sebelumnya. Ini terjadi saat hubungan Washington dan Bejing menegang akibat sengketa klaim teritorial di Laut Cina Selatan.

Kedua negara juga terlibat dalam konflik Perang Dagang, yang telah berlangsung setahun terakhir dan berdampak pada ratusan miliar ekspor dan impor.

Baca juga: Hubungan Cina Versus Amerika Memanas Soal Taiwan, Ada Apa?

Pada awal pekan ini, kemenlu Cina mengatakan telah mengajukan protes resmi lewat jalur diplomatik untuk menyatakan ketidakpuasan dan penolakan kuat terhadap rencana penjualan senjata itu.

Cina juga mendesak AS untuk membatalkan segera rencana penjualan tank dan rudal anti jet tempur itu.

“Menlu Cina Wang Yi memperingatkan Washington untuk tidak bermain dengan api terkait isu Taiwan,” begitu dilansir Reuters mengenai Wang yang sedang mengunjungi Hungaria.

Namun, pemerintah AS menampik permintaan Cina ini dengan mengatakan penjualan senjata itu sebagai kontribusi perdamaian dan stabilitas di Asia.

Baca juga: Senat Amerika Serikat Ingin Tingkatkan Hubungan dengan Taiwan

Presiden Taiwan, Tsai Ing-wen, saat ini telah tiba di New York, AS, dalam perjalanan transit menuju kawasan Karibia. Dia mengatakan Taiwan menjalin kerja sama dengan semua negara demokrasi yang menghadapi ancaman.

Berita terkait

Kisah Besi Beton 'Banci' Produksi Investor Asal Cina yang Disidak Zulhas

7 jam lalu

Kisah Besi Beton 'Banci' Produksi Investor Asal Cina yang Disidak Zulhas

Mendag Zulkifli Hasan menginspeksi mendadak sebuah pabrik baja milik investor Cina yang meproduksi baja ilegal tidak sesuai SNI.

Baca Selengkapnya

Seperti Dongeng, Kisah Cinta Li Ran Perempuan Cina yang Dinikahi Pangeran Belgia

9 jam lalu

Seperti Dongeng, Kisah Cinta Li Ran Perempuan Cina yang Dinikahi Pangeran Belgia

Seorang perempuan Cina merebut hati Pangeran Charles dan Belgia. Kisah percintaan mereka seperti dalam dongeng.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Sumber Kekayaan Iran hingga Pertemuan Hamas-Fatah di Beijing

12 jam lalu

Top 3 Dunia: Sumber Kekayaan Iran hingga Pertemuan Hamas-Fatah di Beijing

Berita Top 3 Dunia pada Sabtu 27 April 2024 diawali oleh berita soal lima sumber kekayaan negara Iran, yang sedang menghadapi ketegangan dengan Israel

Baca Selengkapnya

Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal Produksi Pabrik Milik Cina

15 jam lalu

Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal Produksi Pabrik Milik Cina

Sebuah pabrik baja Cina, PT Hwa Hok Steel, terungkap memproduksi baja tulangan beton tidak sesuai SNI sehingga produk mereka dinyatakan ilegal.

Baca Selengkapnya

Filipina Pastikan Belum Ada Kata Sepakat dengan Beijing soal Laut Cina Selatan

1 hari lalu

Filipina Pastikan Belum Ada Kata Sepakat dengan Beijing soal Laut Cina Selatan

Filipina menyangkal klaim Beijing yang menyebut kedua negara telah mencapai kata sepakat terkait sengketa Laut Cina Selatan

Baca Selengkapnya

WNI Selamat dalam Gempa Taiwan

1 hari lalu

WNI Selamat dalam Gempa Taiwan

Taiwan kembali diguncang gempa bumi sampai dua kali pada Sabtu, 26 April 2024. Tidak ada WNI yang menjadi korban dalam musibah ini

Baca Selengkapnya

Cina Turun Tangan Pertemukan Fatah dan Hamas di Beijing

1 hari lalu

Cina Turun Tangan Pertemukan Fatah dan Hamas di Beijing

Pemerintah Cina turun tangan mempertemukan dua kelompok berseteru di Palestina yaitu Fatah dan Hamas

Baca Selengkapnya

Terkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara

1 hari lalu

Terkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan atau Zulhas melantik Pimpinan Tinggi Madya dan Pratama atau Pejabat Eselon I dan II Kementerian Perdagangan.

Baca Selengkapnya

ByteDance Pilih Tutup TikTok di AS jika Opsi Hukum Gagal

1 hari lalu

ByteDance Pilih Tutup TikTok di AS jika Opsi Hukum Gagal

TikTok berharap memenangkan gugatan hukum untuk memblokir undang-undang yang ditandatangani oleh Presiden Joe Biden.

Baca Selengkapnya

Terkini: Lahan Padi Cina 1 Juta Hektar di Kalimantan Menuai Polemik, Cara Daftar Subsidi LPG 3 Kilogram

2 hari lalu

Terkini: Lahan Padi Cina 1 Juta Hektar di Kalimantan Menuai Polemik, Cara Daftar Subsidi LPG 3 Kilogram

Rencana pembukaan lahan 1 juta hektar untuk padi Cina di Kalimantan menuai pro dan kontra. Cara mendaftar menjadi penerima subsidi LPG 3 kilogram.

Baca Selengkapnya