Pendukung dan Kontra Taiwan Bentrok di New York Amerika

Reporter

Tempo.co

Editor

Budi Riza

Sabtu, 13 Juli 2019 10:01 WIB

Kelompok pendukung dan penolak kedatangan Presiden Taiwan, Tsai Ing-wen, bentrok fisik di depan Hotel Grand Hyatt pada Kamis, 11 Juli 2019. Reuters

TEMPO.CO, New York – Kelompok pendukung dan penolak kedatangan Presiden Taiwan, Tsai Ing-wen, di New York, Amerika Serikat, terlibat bentrok fisik pada Kamis, 11 Juli 2019.

Baca juga: Kunjungan ke Amerika, Presiden Taiwan Sebut Demokrasi Terancam

Media Taiwan menyiarkan rekaman video menunjukan bentrokan erjadi di luar Hotel Grand Hyatt, yang menjadi lokasi menginap Tsai saat perjalanan transit selama dua hari di AS.

“Taiwan tidak akan tunduk kepada intimidasi,” kata kantor kepresidenan Taiwan seiring dimulainya kunjungan ke AS meski tidak menyebut nama Cina secara spesifik seperti dilansir Channel News Asia pada Jumat, 12 Juli 2019.

Advertising
Advertising

“Semua kesulitan hanya akan memperkuat determinasi kami untuk keluar ke panggung internasional.”

Tsai bertemu dengan perwakilan 17 negara, yang masih mendukung Taiwan. Dia juga akan menghadiri forum bisnis pada Jumat waktu AS dan bertemu para siswa pada Sabtu pagi sebelum berangkat menuju kawasan Karibia.

Dia akan mengunjungi Haiti, St Vincent dan Grenadines, St Lucia, dan St Kitts and Nevis, yang semuanya masih mengakui Taiwan.

Baca juga: Hadapi Invasi Cina, Amerika Desak Taiwan Naikkan Bujet Pertahanan

Cina telah merangkul lima negara yang awalnya mendukung Taiwan sejak Tsai terpilih sebagai Presiden pada 2016.

Tsai melakukan transit ini dalam perjalanan menuju kawasan Karibia untuk menguatkan dukngan diplomatik atas status negara itu, yang ditekan Beijing agar segera menyatu dengan Cina.

“Kelompok penolak Tsai, yang terlihat mengibarkan bendera Cina, meneriakkan slogan dan berkelahi dengan kelompok pendukung. Satu orang terlihat ditahan dan diborgol petugas polisi AS,” begitu dilansir Channel News Asia pada Kamis, 5 Juli 2013.

Baca juga: Hubungan Cina Versus Amerika Memanas Soal Taiwan, Ada Apa?

Taiwan, yang menganut sistem demokrasi selama tujuh dekade terakhir ini, tidak memiliki hubungan diplomatik dengan AS. Ini karena AS mengakui Cina pada 1979 dari sebelumnya mendukung Taiwan.

Namun, Washington tetap menjadi sekutu tidak resmi terkuat dan penyuplai senjata canggih terbesar untuk Taiwan.

Cina menilai Taiwan sebagai bagian dari teritorialnya. Beijing juga telah bersumpah akan menyatukan Taiwan pada suatu hari nanti dan jika perlu menggunakan kekuatan.

Cina cenderung bersikap reaktif terhadap semua negara yang menunjukkan dukungan diplomasi kepada Taiwan.

Baca juga: Senat Amerika Serikat Ingin Tingkatkan Hubungan dengan Taiwan

“Cina menolak keras kunjungan resmi antara AS dan Taiwan,” kata Geng Shuang, juru bicara kemenlu Cina, saat jumpa pers pada Jumat lalu.

“Kami mendesak AS agar tidak mengizinkan Tsai Ing lewat teritorialnya,” kata Geng sambil menambahkan,”AS seharusnya tidak menjadi platform bagi kekuatan separatis Taiwan untuk merdeka.”

Saat ini, Amerika dan Cina sedang terlibat Perang Dagang, yang telah berlangsung sekitar satu tahun dan belum mencapai kata sepakat. AS dan Cina juga bersitegang di kawasan Laut Cina Selatan terkait klaim teritorial Beijing atas kawasan yang kaya dengan lalu lintas kapal dagang serta cadangan minyak dan gas alam.

Ini membuat hubungan AS dan Taiwan semakin dekat. Berbeda dengan tiga Presiden AS terakhir yang enggan menghadapi kemarahan Beijing, Presiden AS, Donald Trump, justru meningkatkan hubungan dengan Taiwan.

Pada pekan lalu, Kemenlu AS justru mengumumkan persetujuan penjualan senilai sekitar US$2.2 miliar untuk berbagai jenis senjata berteknologi canggih untuk Taiwan di tengah ketegangan dengan Cina.

Berita terkait

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

49 menit lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

4 jam lalu

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

Keputusan mendirikan pabrik kendaraan listrik di Subang Smartpolitan menunjukkan komitmen BYD dalam mendukung mobilitas berkelanjutan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

4 jam lalu

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

Korban tewas akibat amblesnya jalan raya di Cina selatan telah meningkat menjadi 48 orang

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

5 jam lalu

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

Tim bulu tangkis putri Cina dan Jepang melenggang mulus ke semifinal Uber Cup atau Piala Uber 2024.

Baca Selengkapnya

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

23 jam lalu

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

Manila menuduh penjaga pantai Cina telah memancing naiknya ketegangan di Laut Cina Selatan setelah dua kapalnya rusak ditembak meriam air

Baca Selengkapnya

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

1 hari lalu

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

Jajak pendapat yang dilakukan Reuters/Ipsos mengungkap 58 persen responden percaya Beijing menggunakan TikTok untuk mempengaruhi opini warga Amerika.

Baca Selengkapnya

EHang Lebih Dekat Lagi ke Operasional Taksi Terbang Komersial di Cina

1 hari lalu

EHang Lebih Dekat Lagi ke Operasional Taksi Terbang Komersial di Cina

EHang raih sertifikat produksi untuk bakal taksi terbang EH216-S. Yang pertama di industri eVTOL dunia.

Baca Selengkapnya

Marak WNI Jadi Korban Penipuan Berkedok Pengantin di Cina, KBRI Ungkap Modusnya

2 hari lalu

Marak WNI Jadi Korban Penipuan Berkedok Pengantin di Cina, KBRI Ungkap Modusnya

Banyak WNI yang diiming-imingi menjadi pengantin di Cina dengan mas kawin puluhan juta. Tak semuanya beruntung.

Baca Selengkapnya

Terpopuler Bisnis: Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal, Promo Gajian hingga Sindiran Komikus Jepang

3 hari lalu

Terpopuler Bisnis: Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal, Promo Gajian hingga Sindiran Komikus Jepang

Zulkifli Hasan mengungkap asal mula ditemukannya baja ilegal produksi pabrik milik Cina.

Baca Selengkapnya

Kisah Besi Beton 'Banci' Produksi Investor Asal Cina yang Disidak Zulhas

4 hari lalu

Kisah Besi Beton 'Banci' Produksi Investor Asal Cina yang Disidak Zulhas

Mendag Zulkifli Hasan menginspeksi mendadak sebuah pabrik baja milik investor Cina yang meproduksi baja ilegal tidak sesuai SNI.

Baca Selengkapnya