Dukung Israel, Kewarganegaraan Miss Irak Terancam Dicabut
Reporter
Non Koresponden
Editor
Eka Yudha Saputra
Jumat, 12 Juli 2019 18:58 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Miss Irak 2017 mengaku kewarganegaraannya terancam dicabut karena mendukung Israel di saat berbicara di Dewan HAM PBB.
Sarah Idan, 29 tahun, yang saat ini tinggal di California, telah dua kali hadir sebelum menghadiri sesi ke-41 UNHCR pada 25-26 Juni kemarin.
Di UNHCR Sarah Idan mendukung perdamaian Arab-Israel, mengecam tindakan teror yang dilakukan oleh Hamas dan pelanggaran HAM di bawah pemerintahan Irak.
Baca juga: Miss Irak Diancam ISIS, Ini Penjelasan Panitia Kontes
"Masalah antara orang Arab dan Israel melampaui perselisihan kebijakan. Ini berakar dalam pada sistem kepercayaan yang diajarkan di negara-negara Muslim, yang anti-Semit," katanya, seperti dilaporkan Daily Mail, 12 Juli 2019.
"Saya ingin mengingatkan negara-negara Arab bahwa hari ini Anda berbagi kepentingan bersama dengan Israel daripada milisi teroris."
Beberapa hari setelah pidatonya di PBB, ada seruan di media sosial agar kewarganegaraannya dicabut sebagai akibat dari kritiknya terhadap Irak.
Baghdad Today melaporkan, seorang anggota parlemen Irak Ali al-Ghanmi menyerukan komentarnya dan konsekuensi kewarganegaraannya akan dinilai berdasarkan hukum.
"Otoritas yang kompeten harus mengatakan apakah kejahatan ini membutuhkan penarikan kewarganegaraan."
Idan, yang memenangkan Penghargaan Duta Besar untuk Perdamaian PBB tahun ini, telah memperjuangkan kewarganegaraannya di Twitter, meminta dukungan berbagai organisasi dan kepala negara.
"Dua minggu lalu Irak membantah pernyataan saya di PBB bahwa saya tidak memiliki kebebasan untuk berbicara tentang Israel, sekarang mereka mengambil kewarganegaraan saya. Ini tidak manusiawi. Saya tidak bisa berkata apa-apa," kicau Sarah.
Putra Perdana Menteri Israel Yair Netanyahu menulis dukungannya untuk mantan Miss Irak di Twitter.
"Kami mencintaimu di Israel! Anda memiliki banyak penggemar di Israel, Amerika, dan di seluruh dunia !," tulisnya.
"Terima kasih, Irak ingin melakukan padaku apa yang mereka lakukan terhadap orang-orang Yahudi Irak di Farhoud: ambil kewarganegaraanku & tidak izinkan aku kembali. Saya harus berjuang untuk mempertahankannya karena ini bukan hanya perjuangan untuk hak-hak saya tetapi juga melawan antisemitisme. Semoga Israel & AS ikut campur dalam keputusan ini," balas kicauan Sarah.
Sarah Idan juga meminta dukungan Presiden AS Donald Trump.
"Saya berjuang di samping AS untuk mengakhiri tirani & mengantarkan demokrasi ke Irak. Kebebasan berbicara adalah dasar demokrasi & harus dilindungi," katanya. "Saya mendesak @UN @realDonaldTrump untuk menyelidiki keputusan ini & mengakhiri penyalahgunaan ini & melindungi hak-hak saya sebagai warga negara Amerika Irak."
Dalam sebuah surat yang dirilis di Twitter, direktur jenderal UN Watch Hillel Neuer meminta UNHRC untuk melihat ancaman terhadap kewarganegaraan Idan.
Dia mengatakan ancaman terhadap Idan berada dalam pelanggaran tegas terhadap beberapa resolusi PBB yang mengutuk semua tindakan intimidasi oleh negara-negara terhadap individu yang berusaha untuk bekerja sama dengan PBB.
"Kebebasan untuk terlibat dengan PBB adalah latihan dasar kebebasan mendasar dan hak asasi manusia semua dan harus dihormati dan dilindungi," tulis surat tersebut.
Ini bukan pertama kalinya Sarah Idan menimbulkan kontroversi. Pada November 2017 dia berpose untuk foto Instagram dengan Miss Israel Gandelsman di kontes kecantikan Miss Universe di Las Vegas.
Selfie ini menimbulkan ancaman pembunuhan yang membuat keluarga Sarah Idan melarikan diri dari Irak ke AS karena takut.
Baca juga: Swafoto dengan Miss Israel, Miss Irak Alami Ini
Pada saat itu Sarah Idan menjawab mengatakan dia tidak pernah bermaksud untuk menghina tujuan Palestina.
"Dua tahun lalu, saya mewakili Irak di Miss Universe. Saya meunggah foto dengan Miss Israel di media sosial. Saya disuruh untuk menghapusnya dan dipaksa untuk mencela kebijakan Israel. Saya menerima ancaman pembunuhan. Sejak itu saya tidak bisa lagi kembali ke tanah air saya," kata Sarah Idan soal selfie dengan Miss Israel dan menyalahkan pemerintah Irak tak membantunya menyelamatkan keluarganya.