Pemimpin Hong Kong: RUU Ekstradisi Cina Sudah Mati, Dibatalkan
Reporter
Non Koresponden
Editor
Maria Rita Hasugian
Selasa, 9 Juli 2019 09:55 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Pemimpin Hong Kong, Carrie Lam akhirnya menyerah dengan memutuskan tidak melanjutkan pembahasan Rancangan Undang-Undang Ekstradisi Cina yang ditolak hampir semua warga Hong Kong.
Lam menyatakan RUU Ekstradisi Cina yang kontraversial itu telah digugurkan oleh tekanan demonstrasi massal.
Baca juga: Polisi Hong Kong Tangkap 6 Demonstran
Mengutip laporan CNBC, Selasa, 9 Juli 2019, Lam dalam konferensi pers menegaskan kembali bahwa tidak ada rencana pemerintah dan legislatif untuk mulai membahas kembali RUU Ekstradisi Cina.
Upaya untuk mengamandemen RUU itu pun disebutnya gagal total.
Lam menyatakan dia sepenuhnya bertanggung jawab atas apa yang telah terjadi di Hong Kong sehubungan dengan pembahasan RUU Ekstradisi Cina.
Baca juga: Unjuk Rasa Besar-besaran, Hong Kong Tutup Kantor Pemerintahan
"Saya hampir secepatnya menghentikan uji amandemen RUU ini, begitupun masih ada keraguan tentang ketulusan pemerintah, atau kekhawatiran apakah pemerintah akan memulai kembali prosesnya di dewan legislatif, jad saya tegaskan di sini: tidak ada rencana seperti itu, RUU sudah mati," kata Lam menegaskan.
Demonstrasi besar-besaran warga Hong Kong untuk menolak RUU Ekstradisi Cina sudah sebulan berlangsung.
Dan pada aksi demonstrasi pada hari Minggu lalu, aksi demonstrasi diwarnai dengan pengrusakan dan penangkapan besar-besara demonstrasn oleh polisi Cina.
Baca juga: Kantor Pemerintah Hong Kong Dikepung, Tolak RUU Ekstradisi
Lam mengatakan, dirinya bangga dengan kualitas masyarakat Hong Kong yang melakukan demonstrasi besar-besaran secara damai. Namun, hanya sebagian kecil pengunjuk rasa yang menggunakan demonstrasi untuk melakukan tindakan kekerasan dan vandalisme.
Meski begitu dia menegaskan pihaknya tidak akan menerima tuntutan amnesti terhadap para pelaku pelanggaran hukum selama aksi demonstrasi menolak RUU Ekstradisi Cina terjadi di Hong Kong.