Zimbabwe Kekurangan Paspor dan Plat Nomor Kendaraan

Kamis, 4 Juli 2019 16:45 WIB

Seorang pedagang kaki lima menawarkan sampul paspor untuk dijual di luar kantor Departemen Dalam Negeri di Harare, Zimbabwe, 2 Juli 2019.[REUTERS]

TEMPO.CO, Jakarta - Zimbabwe kehabisan paspor dan plat nomor registrasi kendaraan, sehingga memaksa warga menunggu waktu yang sangat lama untuk mendapatkannya. Kekurangan paspor dan plat nomor ini menandakan Zimbabwe sedang kekurangan dolar AS.

Perputaran ekonomi yang diharapkan di bawah Presiden Emmerson Mnangagwa, yang mengambil alih pemerintahan Robert Mugabe setelah kudeta 2017, belum terwujud. Sebaliknya, warga Zimbabwe mengalami kekurangan dolar AS, bahan bakar, roti, dan pemadaman listrik 15 jam, menurut laporan Reuters, 4 Juli 2019.

Baca juga: Warga Zimbabwe Akhirnya Bebas Mentertawakan Eks Diktator Mugabe

Pekan lalu, pemerintah mengganti nama mata uang interimnya dolar RTGS menjadi dolar Zimbabwe, dan menjadikannya sebagai satu-satunya alat tukar legal di negara itu. Putusan ini mengakhiri satu dasawarsa dolarisasi dan mengambil langkah lain untuk meluncurkan kembali mata uang negara.

Di kantor paspor di Harare pada hari Rabu pagi, ratusan orang berkerumun setelah tiba pada pukul 5 pagi untuk mengantre mengajukan paspor. Mereka disuruh memeriksa dokumen mereka pada tahun 2022.

Advertising
Advertising

Ini dikarenakan kertas dan tinta khusus yang digunakan untuk membuat paspor harus diimpor tetapi tidak ada mata uang asing.

Baca juga: Mugabe, Bagaimana Dia Berkuasa 37 Tahun di Zimbabwe

Bothwell Mhashu, salah satu yang mengantre, mengatakan dia ingin pergi dari Zimbabwe dan tinggal dengan kakak lelakinya di Namibia. Dia mengajukan paspor pada Juni 2018 dan seharusnya mendapatkan dokumennya setelah tiga bulan.

"Mereka hanya mengatakan kepada saya bahwa paspor saya belum siap, saya harus memeriksanya lagi di bulan Agustus. Ini tidak adil," kata Mhashu yang sedih ketika meninggalkan kantor paspor.

Pada 2008, warga Zimbabwe tidur di kantor paspor agas masuk antrean pertama ketika krisis ekonomi dan hiperinflasi menghancurkan mata uang negara itu di bawah Mugabe.

Paspor biasa berharga 53 dolar Zimbabwe atau US$ 6,32 (Rp 89 ribu), sementara ZW$ 318 diperlukan untuk dokumen darurat 24 jam. Tidak ada paspor darurat yang dikeluarkan kecuali untuk beberapa pejabat senior.

Panitera Umum Clemence Masango menolak memberikan komentar ketika dihubungi pada Rabu.

Tetapi para pejabat di kantor registrasi umum mengatakan ada rencana untuk mencetak paspor secara lokal di Fidelity Printers and Refiners milik bank sentral untuk membersihkan tumpukan lebih dari 50.000 pemohon paspor. Hanya saja ini bisa terealisasi jika mereka bisa mengimpor peralatan yang dibutuhkan.

Baca juga: Diktator Mugabe Lengser, 70 Persen Rakyat Zimbabwe Mencoblos

Pada registrasi kendaraan di pusat Harare, para pejabat mengatakan kepada pengendara bahwa mereka tidak yakin kapan plat nomor akan tersedia karena departemen masih menunggu mata uang asing dari bank sentral untuk membayar pemasok Jerman.

"Kami tidak tahu kapan kami akan memiliki plat nomor, mungkin pada bulan September," kata seorang pejabat pendaftaran yang menolak disebutkan namanya.

Menteri Perhubungan Joel Matiza mengatakan dia tidak bisa segera berkomentar.

Melonjaknya inflasi dan kekurangan mengingatkan warga Zimbabwe di bawah Mugabe, tetapi pemerintah Mnangagwa mengatakan ini adalah rasa sakit dari reformasi yang pada akhirnya akan menghidupkan kembali perekonomian Zimbabwe.

Berita terkait

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

30 menit lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat di Angka Rp 16.088

1 jam lalu

Rupiah Menguat di Angka Rp 16.088

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat di angka Rp 16.088 pada perdagangan akhir pekan ini.

Baca Selengkapnya

Sektor Manufaktur Masih Ekspansif dan Inflasi Terkendali

6 jam lalu

Sektor Manufaktur Masih Ekspansif dan Inflasi Terkendali

Sektor manufaktur tunjukan tren kinerja ekspansif seiring Ramadhan dan Idul Fitri 2024. Sementara itu, inflasi masih terkendali.

Baca Selengkapnya

BPS: Inflasi Indonesia Mencapai 3 Persen di Momen Lebaran, Faktor Mudik

22 jam lalu

BPS: Inflasi Indonesia Mencapai 3 Persen di Momen Lebaran, Faktor Mudik

Badan Pusat Statistik mencatat tingkat inflasi pada momen Lebaran atau April 2024 sebesar 3 persen secara tahunan.

Baca Selengkapnya

Kementerian Dalam Negeri Rusia Izinkan Foto di Pasport Pakai Jilbab

2 hari lalu

Kementerian Dalam Negeri Rusia Izinkan Foto di Pasport Pakai Jilbab

Rusia melonggarkan aturan permohonan WNA menjadi warga Rusia dengan membolehkan pemohon perempuan menggunakan jilbab atau kerudung di foto paspor

Baca Selengkapnya

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

2 hari lalu

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

Kurs rupiah dalam perdagangan hari ini ditutup melemah 4 poin ke level Rp 16.259 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Hong Kong Meluncurkan Tiket Bus Khusus untuk Wisatawan

5 hari lalu

Hong Kong Meluncurkan Tiket Bus Khusus untuk Wisatawan

Mulai Sabtu, 27 Juli 2024, salah satu operator bus di Hong Kong menerapkan tiket satu hari tanpa batas untuk wisatawan

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

6 hari lalu

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan tensi geopolitik di Timur Tengah cenderung meningkat dan menjadi fokus perhatian para pemimpin dunia. Ia menegaskan kondisi ini mempengaruhi beberapa dampak ekonomi secara signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

7 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

7 hari lalu

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 32 poin ke level Rp 16.187 per dolar AS dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya