Trump Kritik Gubernur The Fed Soal Suku Bunga Tinggi

Reporter

Tempo.co

Editor

Budi Riza

Kamis, 27 Juni 2019 13:17 WIB

Presiden Amerika Donald Trump dan Gubernur Bank Sentral AS, Jerome Powell. Reuters.

TEMPO.CO, New York – Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, menuding Gubernur Bank Sentral Federal Reserve Bank, Jerome Powell, berkinerja buruk.

Baca juga: Bank Sentral Amerika Terus Naikkan Suku Bunga, Trump Kritik

Kritik terbaru Trump terhadap Powell ini terkait kebijakan The Fed tidak menurunkan tingkat suku bunga untuk membantu AS berkompetisi terhadap Cina.

“Saya punya hak untuk mendemosi dia. Saya punya hak untuk memecat dia,” kata Trump dalam wawancara dengan Fox Business Network seperti dikutip Reuters pada Rabu, 26 Juni 2019.

Advertising
Advertising

Namun, Trump melanjutkan bahwa dia tidak menyarankan hal itu terkait jabatan Powell.

Baca juga: Jerome Powell Resmi Gantikan Janet Yellen Memimpin The Fed

Trump mengatakan The Fed menaikkan tingkat suku bunga terlalu cepat dan mengurangi kepemilikan obligasinya. Selama ini, The Fed telah mengurangi kepemilikan obligasi senilai US$4 triliun atau sekitar Rp56.7 ribu triliun.

Obligasi ini hasil pembelian selama beberapa tahun terakhir untuk mendorong pertumbuhan ekonomi setelah terjadi Resesi Besar atau Great Recession pada 2008. “Itu gila,” kata Trump.

Baca juga: Powell Jadi Boss The Fed, BI Waspadai Ini dari AS

UU Federal Reserve mengatakan Presiden hanya bisa mengganti gubernur bank sentral terkait hal tertentu. Sejarah mencatat, pengadilan tidak pernah menginterpretasikan itu terkait perbedaan kebijakan.

Soal masa jabatannya, Powell pernah mengatakan,”Saya pikir UU jelas mengatur bahwa saya punya masa jabatan empat tahun. Dan saya berniat penuh melaksanakannya,” kata dia dalam rapat kebijakan The Fed pada Juni 2019.

Namun, Gedung Putih bisa berupaya mendemosi Powell dan menaruhnya di posisi anggota dewan gubernur The Fed. Ahli hukum mengatakan Powell bisa menggugat kebijakan itu di pengadilan jika terjadi.

“Dia tentunya punya hak legal,” kata Robert Hockett, profesor hukum di Cornell Law Scholl, yang melakukan riset hukum moneter dan ekonomi.

Baca juga: Ini Prediksi Agus Marto terhadap Kebijakan Jerome Powell

Menurut dia, The Fed sebagai institusi juga punya posisi hukum atau legal standing dalam kasus seperti ini meskipun aturannya tidak terlalu jelas.

Menurut Bill English, profesor praktek keuangan di Yale School of Management, Komite Pasar Terbuka Federal atau FOMC berhak memilih gubernur bank sentral.

“FOMC berhak memilih ketuanya sendiri,” kata English. Lembaga FOMC ini bertugas untuk menetapkan target tingkat suku bunga jangka pendek. Sedangkan jajaran anggota dewan The Fed menetapkan tingkat suku bunga yang dibayarkan Fed kepada bank dan melakukan pengawasan bank.

Berita terkait

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

9 jam lalu

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

Data inflasi bulan April dinilai bisa memberikan sentimen positif untuk rupiah bila hasilnya masih di kisaran 3,0 persen year on year.

Baca Selengkapnya

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Mengecewakan, Sejumlah Saham Bank Big Cap Rontok

13 jam lalu

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Mengecewakan, Sejumlah Saham Bank Big Cap Rontok

IHSG turun cukup drastis dan menutup sesi pertama hari Ini di level 7,116,5 atau -1.62 persen dibandingkan perdagangan kemarin.

Baca Selengkapnya

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

1 hari lalu

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

Hakim yang mengawasi persidangan pidana uang tutup mulut Donald Trump mendenda mantan presiden Amerika Serikat itu sebesar US$9.000 atau karena Rp146

Baca Selengkapnya

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

2 hari lalu

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

Kurs rupiah dalam perdagangan hari ini ditutup melemah 4 poin ke level Rp 16.259 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

BNI Sampaikan Langkah Hadapi Geopolitik Global dan Kenaikan Suku Bunga

2 hari lalu

BNI Sampaikan Langkah Hadapi Geopolitik Global dan Kenaikan Suku Bunga

PT Bank Negara Indonesia atau BNI bersiap menghadapi perkembangan geopolitik global, nilai tukar, tekanan inflasi, serta suku bunga.

Baca Selengkapnya

BNI Telah Salurkan Kredit hingga Rp 695,16 Triliun per Kuartal I 2024

2 hari lalu

BNI Telah Salurkan Kredit hingga Rp 695,16 Triliun per Kuartal I 2024

Tiga bulan pertama 2024, kredit BNI utamanya terdistribusi ke segmen kredit korporasi swasta.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

3 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

6 hari lalu

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan tensi geopolitik di Timur Tengah cenderung meningkat dan menjadi fokus perhatian para pemimpin dunia. Ia menegaskan kondisi ini mempengaruhi beberapa dampak ekonomi secara signifikan.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

6 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

6 hari lalu

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

Analis Ibrahim Assuaibi, memperkirakan rupiah hari ini fluktuatif dan akan ditutup menguat pada rentang Rp 16.150 sampai Rp 16.220 per dolar AS.

Baca Selengkapnya