Lebanon Tolak Tawaran Rp 85 Triliun dari AS Demi Bela Palestina

Kamis, 27 Juni 2019 02:56 WIB

PM Libanon, Saad Hariri. (Future TV via AP)

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah dan parlemen Lebanon menolak rencana perdamaian Palestina-Israel yang diusulkan Amerika Serikat.

Fase pertama rencana Presiden AS Donald Trump untuk menghidupkan kembali proses perdamaian dibahas di sebuah lokakarya ekonomi di Bahrain dan menyerukan dana investasi US$ 50 miliar (Rp 708 triliun), untuk mendorong ekonomi negara Palestina dan negara tetangga Arab.

Baca juga: Amerika Serikat Tawarkan Bantuan, Ini Reaksi Dubes Palestina

Menurut laporan Reuters, 27 Juni 2019, dana US$ 6 miliar (Rp 85 triliun) yang disisihkan untuk Lebanon telah secara luas dianggap Lebanon sebagai insentif untuk menerima permukiman permanen Palestina, yang telah tinggal di antara orang-orang Lebanon, sebagai pengungsi sejak didirikannya Israel pada tahun 1948.

Sejumlah anak yatim piatu asal Libanon dan Palestina di Libanon, menyumbangkan simpanan celengan mereka untuk membantu anak-anak di Gaza, (16/1). AP Photo/Bilal Hussein

Advertising
Advertising

Semua partai utama Lebanon menentang penyelesaian permanen Palestina, sebagian besar karena takut mengganggu keseimbangan sektarian antara Kristen dan Muslim.

"Pemerintah dengan parlemen menentang perjanjian ini dan konstitusi kami melarang naturalisasi," kata Hariri, seorang Muslim Sunni.

Baca juga: AS Tawarkan Rp 707 T Agar Palestina Mau Berdamai dengan Israel

Ketua Parlemen Lebanon Nabih Berri, seorang Muslim Syiah, menentang keras inisiatif AS pada Ahad, mengatakan siapa pun yang berpikir "melambaikan miliaran dolar" bisa membuat Lebanon melakukan barter atas prinsip-prinsipnya, adalah sesuatu yang salah.

Baca juga: Kedutaan Palestina di Jakarta Menolak Konferensi yang Digagas AS

Hizbullah, kelompok Lebanon yang didukung Iran, telah menyatakan rencana itu sebagai "kejahatan bersejarah" yang harus dihentikan.

Lebanon diundang ke konferensi Bahrain, tetapi menolak hadir dalam forum rencana ekonomi untuk Palestina yang digagas oleh penasihat senior Amerika Serikat Jared Kushner.

Berita terkait

Pengakuan Palestina sebagai Negara Berdaulat akan Jadi Pukulan Telak bagi Israel

7 jam lalu

Pengakuan Palestina sebagai Negara Berdaulat akan Jadi Pukulan Telak bagi Israel

Menteri Luar Negeri Turkiye sangat yakin pengakuan banyak negara terhadap Palestina sebagai sebuah negara akan menjadi pukulan telak bagi Israel

Baca Selengkapnya

Retno Marsudi Singgung Isu Palestina di KTT OKI

10 jam lalu

Retno Marsudi Singgung Isu Palestina di KTT OKI

Retno Marsudi mengingatkan seluruh negara anggota OKI berutang kemerdekaan kepada rakyat Palestina.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa Irlandia Berkemah di Trinity College Dublin untuk Protes Pro-Palestina

14 jam lalu

Mahasiswa Irlandia Berkemah di Trinity College Dublin untuk Protes Pro-Palestina

Mahasiswa Irlandia mendirikan perkemahan di Trinity College Dublin untuk memprotes serangan Israel di Gaza.

Baca Selengkapnya

AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

1 hari lalu

AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

Israel belum menyampaikan kepada pemerintahan Presiden Amerika Serikat Joe Biden ihwal "rencana komprehensif" untuk melakukan invasi terhadap Rafah.

Baca Selengkapnya

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

1 hari lalu

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Pejabat senior Hamas mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berupaya menggagalkan kesepakatan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

Israel Berencana Usir Warga Palestina dari Rafah ke Pantai Gaza

1 hari lalu

Israel Berencana Usir Warga Palestina dari Rafah ke Pantai Gaza

Israel berencana mengusir warga Palestina keluar dari Kota Rafah di selatan Gaza ke sebidang tanah kecil di sepanjang pantai Gaza

Baca Selengkapnya

10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

1 hari lalu

10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

Sejauh ini, 30 anak telah meninggal karena kelaparan dan kehausan di Gaza akibat blokade total bantuan kemanusiaan oleh Israel

Baca Selengkapnya

Belgia Kecam Intimidasi Israel dan AS terhadap ICC

1 hari lalu

Belgia Kecam Intimidasi Israel dan AS terhadap ICC

Kementerian Luar Negeri Belgia mengatakan pihaknya "mengutuk segala ancaman dan tindakan intimidasi" terhadap Pengadilan Kriminal Internasional (ICC)

Baca Selengkapnya

Ratusan Mahasiswa Universitas Indonesia Gelar Aksi Simbolik UI Palestine Solidarity Camp

1 hari lalu

Ratusan Mahasiswa Universitas Indonesia Gelar Aksi Simbolik UI Palestine Solidarity Camp

Ratusan mahasiswa Universitas Indonesia menggelar aksi solidaritas bagi warga Palestina dan mahasiswa di Amerika yang diberangus aparat.

Baca Selengkapnya

Hamas dan CIA Bahas Gencatan Senjata Gaza di Kairo

1 hari lalu

Hamas dan CIA Bahas Gencatan Senjata Gaza di Kairo

Para pejabat Hamas dan CIA dijadwalkan bertemu dengan mediator Mesir di Kairo untuk merundingkan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya