Mendag Amerika Sebut Trump Siap Naikkan Tarif Impor Cina

Reporter

Tempo.co

Editor

Budi Riza

Selasa, 18 Juni 2019 15:01 WIB

Presiden AS Donald Trump dan Presiden Cina Xi Jinping berjabat tangan saat makan malam di Mar-a-Lago, April 6, 2017, in Palm Beach, Florida.

TEMPO.CO, Washington – Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, bersiap untuk menaikkan tarif impor barang dari Cina senilai US$300 miliar atau sekitar Rp4.300 triliun.

Baca juga: Pejabat Uni Eropa Berharap Trump dan Xi Jinping Bertemu

Menteri Perdagangan AS, Wilbur Ross, mengatakan ini akan terjadi jika AS dan Cina tidak mencapai kesepakatan soal transaksi perdagangan kedua negara.

“Kami pada akhirnya akan membuat kesepakatan. Tapi jika itu tidak terjadi, Presiden cukup senang melanjutkan kenaikan tarif yang telah kami umumkan. Juga mengenakan kenaikan tarif baru yang sempat dia hentikan sementara,” kata Ros seperti dilansir CNBC di sela-sela pameran dirgantara Paris Airshow pada Senin, 17 Juni 2019.

Advertising
Advertising

Baca juga: Trump dan Xi Jinping Bakal Bahas Perang Dagang di Jepang

Pernyataan Ross ini senada dengan pernyataan serupa yang dilontarkan Menteri Keuangan AS, Steven Mnuchin, pada pekan lalu. Ini menunjukkan pemerintah AS memiliki satu sikap jika perundingan dagang dengan Cina gagal mencapai kesepakatan.

Seperti dilansir Reuters, Presiden AS, Donald Trump, menuding pemerintah Cina mencoba membatalkan sejumlah poin kesepakatan yang telah tercapai dalam perundingan dagang kedua negara.

Trump lalu mengumumkan kenaikan tarif dari 10 persen menjadi 25 persen pada 10 Mei 2019 untuk nilai impor dari Cina sekitar US$200 billion atau sekitar Rp2.900 triliun.

Baca juga: Eknomi Eropa Terancam Loyo Akibat Trump Kobarkan Perang

Beijing membalas kebijakan ini dengan mengenakan kenaikan tarif untuk impor dari AS senilai US$60 miliar atau sekitar Rp860 triliun.

Pemerintah Cina menuding lewat dokumen resmi atau white paper bahwa masalah perdagangan dunia dipicu oleh AS. Beijing juga menyebut Washington bersikap kurang bisa diandalkan selama proses perundingan.

Saat ditanya soal kemungkinan Trump dan Presiden Cina, Xi Jinping, mencapai kesepakatan disela-sela pertemuan G-20 di Osaka, Jepang, pada 28 – 29 Juni 2019, Ross mengaku kurang optimistis.

Menurut dia, pertemuan G-20 bukanlah tempat yang tepat untuk menegosiasikan dokumen kesepakatan setebal 2.500 halaman.

Baca juga: Trump Mau Kenakan Tarif Impor Mobil, Uni Eropa Bakal Lakukan Ini

“Ada kemungkinan tercapainya kesepakatan untuk maju ke depan tapi saya kira hanya sejauh itu yang bisa diharapkan,” kata dia.

Ross juga menyebut Washington siap mengenakan kenaikan tarif untuk impor otomotif. Ini dilakukan untuk menekan perusahaan otomotif asing membangun fasilitas manufaktur di AS.

“Pasar AS adalah pasar otomotif paling sehat di dunia saat ini. Pasar otomotif Cina sedang rontok, dan pasar Eropa juga tersandung,” kata Ross.

Menurut dia, penjualan mobil berukuran besar relatif laku di AS. Penjualan mobil jenis ini memiliki marjin keuntungan yang paling besar. “Kami akan mempercepat investasi modal oleh manufaktur mobil asing di AS dengan menggunakan tarif,” kata dia.

Secara terpisah, seperti dilansir Channel News Asia, pejabat Uni Eropa berharap Trump dan Jinping bisa bertemu di sela-sela pertemuan G-20 nanti. Pertemuan keduanya dan kesepakatan umum mengenai pentingnya kerja sama ekonomi bisa berdampak positif bagi pertumbuhan ekonomi dunia.

“Jika mereka (Trump dan Xi) bertemu, saya pikir seluruh dunia akan berpikir ini adalah ide yang bagus,” kata Cecilia Malmstrom, komisioner Perdagangan Eropa, seperti dilansir Channel News Asia pada Sabtu, 15 Juni 2019.

Berita terkait

Ini Agenda Masa Jabatan Kedua Trump, termasuk Deportasi Massal

2 jam lalu

Ini Agenda Masa Jabatan Kedua Trump, termasuk Deportasi Massal

Donald Trump meluncurkan agenda untuk masa jabatan keduanya jika terpilih, di antaranya mendeportasi jutaan migran dan perang dagang dengan Cina.

Baca Selengkapnya

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

7 jam lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

17 jam lalu

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

Daratan Asia berpeluh deras. Gelombang panas menyemai rekor suhu panas yang luas di wilayah ini, dari India sampai Filipina.

Baca Selengkapnya

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

1 hari lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

1 hari lalu

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

Keputusan mendirikan pabrik kendaraan listrik di Subang Smartpolitan menunjukkan komitmen BYD dalam mendukung mobilitas berkelanjutan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

1 hari lalu

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

Korban tewas akibat amblesnya jalan raya di Cina selatan telah meningkat menjadi 48 orang

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

1 hari lalu

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

Tim bulu tangkis putri Cina dan Jepang melenggang mulus ke semifinal Uber Cup atau Piala Uber 2024.

Baca Selengkapnya

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

2 hari lalu

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

Manila menuduh penjaga pantai Cina telah memancing naiknya ketegangan di Laut Cina Selatan setelah dua kapalnya rusak ditembak meriam air

Baca Selengkapnya

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

2 hari lalu

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

Jajak pendapat yang dilakukan Reuters/Ipsos mengungkap 58 persen responden percaya Beijing menggunakan TikTok untuk mempengaruhi opini warga Amerika.

Baca Selengkapnya

EHang Lebih Dekat Lagi ke Operasional Taksi Terbang Komersial di Cina

2 hari lalu

EHang Lebih Dekat Lagi ke Operasional Taksi Terbang Komersial di Cina

EHang raih sertifikat produksi untuk bakal taksi terbang EH216-S. Yang pertama di industri eVTOL dunia.

Baca Selengkapnya