Blak-blakan Duterte Tak Setuju Kesepakatan Perubahan Iklim PBB

Sabtu, 15 Juni 2019 07:00 WIB

Presiden Filipina, Rodrigo Duterte. Sumber: Reuters/asiaone.com

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Filippina Rodrigo Duterte secara terbuka mengutarakan ketidak sukaannya atas kesepakatan perubahan iklim PBB. Duterte menyebut kesepakatan itu hanya menguntungkan negara-negara kaya dan membuat negara miskin terlihat bodoh.

"Ada ketidak setujuan terkait perubahan iklim. Sejumlah negara hanya membodohi kita. Saya bahkan sudah mengatakan langsung pada pemimpin tertinggi di PBB kalau aturan Anda hanya menguntungkan negara-negara kaya. Negara miskin seperti kita dibuat tampak bodoh, " kata Duterte dalam pidatonya, Kamis, 13 Juni 2019 waktu setempat.

Baca juga:Undang-undang Perubahan Iklim AS Mau Dipromosikan Lewat Film

Sebelumnya pada bulan lalu di konverensi internasional Nikkei di Tokyo, Jepang, Presiden Duterte mengatakan konverensi-konverensi perubahan iklim hanya membuang-buang uang dan tak menghasilkan apa-apa. Dalam kesempatan itu, Duterte juga mengutarakan kemungkinan pihaknya tidak akan mengirimkan delegasi dalam konverensi perubahan iklim bulan depan.

"Anda ini bodoh (PBB) apakah Anda ini pernah diserang bencana alam. Tidak ada badai di tempat Anda. Di wilayah tertinggi Anda ada salju. Jika anda berteriak (kebijakan), kami akan menderita karena TBC, kanker paru-paru dan kanker tenggorokan karena kami akan menjadi pihak yang menghirup kelebihan emisi karbon Anda ketika Anda mengeluarkannya begitu banyak," kata Duterte.

Advertising
Advertising

Baca juga:3 Pulau Hilang dalam Setahun, Akibat Perubahan Iklim?

Dikutip dari asiaone.com, Jumat, 14 Juni 2019, konferensi perubahan iklim PBB atau yang lebih populer disebut Conference of Parties adalah sebuah pertemuan tahunan dimana seluruh negara anggota PBB berkumpul mendiskusikan penerapan dan status kesepakatan perubahan iklim.

Diantara kesepakatan yang dihasilkan dari konverensi perubahan iklim itu adalah Kesepakatan Paris yang membatasi emisi karbon setiap negara hingga ke level tertentu. Tujuan dari Kesepakatan Paris yakni untuk tetap membuat pemanasan global di bawah dua derajat celcius atau ke tingkat sebelum terjadinya revolusi industri.

Berita terkait

Delegasi PBB Evakuasi Pasien dari Rumah Sakit di Gaza Utara

13 jam lalu

Delegasi PBB Evakuasi Pasien dari Rumah Sakit di Gaza Utara

Delegasi PBB mengevakuasi sejumlah pasien dan korban luka dari Rumah Sakit Kamal Adwan di Jalur Gaza utara

Baca Selengkapnya

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

17 jam lalu

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Pejabat senior Hamas mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berupaya menggagalkan kesepakatan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

1 hari lalu

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

WHO mengatakan tidak ada rencana darurat yang dapat mencegah "tambahan angka kematian" di Rafah jika Israel menjalankan operasi militernya di sana.

Baca Selengkapnya

Palestina: Tidak Ada Guna Membahas Gaza di PBB

1 hari lalu

Palestina: Tidak Ada Guna Membahas Gaza di PBB

Dubes Palestina untuk Austria menilai upaya membahas Gaza pada forum PBB tidak akan berdampak pada kebijakan AS dan Eropa yang mendanai genosida.

Baca Selengkapnya

Suhu Panas, BMKG: Suhu Udara Bulan Maret 2024 Hampir 1 Derajat di Atas Rata-rata

1 hari lalu

Suhu Panas, BMKG: Suhu Udara Bulan Maret 2024 Hampir 1 Derajat di Atas Rata-rata

Suhu panas yang dirasakan belakangan ini menegaskan tren kenaikan suhu udara yang telah terjadi di Indonesia. Begini data dari BMKG

Baca Selengkapnya

PBB: Serangan Terbaru Israel Bisa Hapus 44 Tahun Pembangunan Manusia di Gaza

1 hari lalu

PBB: Serangan Terbaru Israel Bisa Hapus 44 Tahun Pembangunan Manusia di Gaza

Jika perang terus berlanjut selama sembilan bulan, kemajuan yang dicapai selama 44 tahun akan musnah. Kondisi itu akan membuat Gaza kembali ke 1980

Baca Selengkapnya

Tema World Water Forum ke-10 Sejalan dengan Target UNICEF, Kelangkaan Air jadi Isu Krusial

1 hari lalu

Tema World Water Forum ke-10 Sejalan dengan Target UNICEF, Kelangkaan Air jadi Isu Krusial

Tema World Water Forum ke-10 di Bali berkaitan dengan sejumlah tujuan UNICEF. Salah satunya soal akses air bersih untuk anak-anak di daerah.

Baca Selengkapnya

PBB: Kehancuran Bangunan di Gaza Terburuk Sejak PD II, Butuh Biaya Rekonstruksi Hingga US$40 Miliar

1 hari lalu

PBB: Kehancuran Bangunan di Gaza Terburuk Sejak PD II, Butuh Biaya Rekonstruksi Hingga US$40 Miliar

PBB melaporkan kehancuran perumahan di Gaza akibat serangan brutal Israel sejak 7 Oktober merupakan yang terburuk sejak Perang Dunia II.

Baca Selengkapnya

Perkuat Timnas Filipina, Pelatih Tom Saintfiet Mulai Cari Pemain Keturunan di Eropa

2 hari lalu

Perkuat Timnas Filipina, Pelatih Tom Saintfiet Mulai Cari Pemain Keturunan di Eropa

Pelatih Timnas Filipina, Tom Saintfiet, berburu amunisi tambahan untuk menghadapi dua laga pamungkas Kualifikasi Piala Dunia 2026.

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

2 hari lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

Inisiatif ini akan membantu sistem kesehatan Indonesia untuk menjadi lebih tangguh terhadap dampak perubahan iklim.

Baca Selengkapnya