Ungkapan Duka Cita PM Disorot, Kemenlu Singapura Beri Penjelasan

Jumat, 14 Juni 2019 08:00 WIB

Perdana Menteri Singapura, Lee Hsien Loong. (AP Photo/Wong Maye-E)

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Luar Negeri Singapura meyakinkan Singapura menjunjung tinggi nilai-nilai pada hubungan bilateral Kamboja dan Vietnam. Hal itu ditegaskan menyusul ungkapan duka cita Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong terkait wafatnya mantan Perdana Menteri Thailand Prem Tinsulanonda yang menuai protes Kamboja.

"Kami selalu memperlakukan setiap negara dengan rasa hormat dan persahabatan. Hubungan bilateral tumbuh di berbagai sektor dan kami bekerja sama dengan negara - negara Asia Tenggara untuk membangun sebuah kekompakan dan persatuan ASEAN," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Singapura dalam situs mfa.gov.sg.

Baca juga:Mahathir dan Lee Hsien Loong Bakal Bertemu, Bahas Apa?

Sebelumnya Perdana Menteri Kamboja Hun Sen menuduh Perdana Menteri Lee mendukung genosida karena menyinggung invasi Vietnam ke Kamboja pada 1978 untuk mengakhiri rezim Pol Pot. Saat invasi Vietnam terjadi, Perdana Menteri Prem merupakan ketua ASEAN. Dia menggalang dukungan untuk melawan invasi Vietnam di berbagai forum internasional.

“Jenderal Prem bertekad menolak invasi itu dan bekerja sama dengan negara ASEAN melawan pendudukan Vietnam itu,” kata Lee lewat pernyataan di Facebook.

Advertising
Advertising

Baca juga:Prabowo Bertemu PM Singapura Lee Hsien Loong

Straits Times melansir Menteri Pertahanan Kamboja, Tea Banh, mengatakan pihaknya mempermasalahkan pernyataan Lee itu kepada pejabat Singapura dan memintanya agar PM Lee mengubah pernyataannya tersebut.

Menyusul protes tersebut, Kementerian Luar Negeri Singapura menjelaskan konteks ungkapan duka cita dari Perdana Menteri Lee sebenarnya mengacu pada sejarah menyakitkan Asia Tenggara dan pandangan Singapura sejak dulu yang juga sudah dipublikasikan. ASEAN yang ketika itu baru beranggotakan lima negara juga menyatakan posisinya tentang Kamboja bahwa hak masyarakat Kampuchean di Kamboja untuk menentukan masa depan mereka sendiri, bebas dari campur tangan atau pengaruh dari kekuatan luar dalam menjalankan penentuan nasib sendiri

Singapura tidak bersimpati pada kelompok Khmer Merah dan tidak ingin melihat kelompok itu kembali ke Kamboja. Pada 1998, ASEAN mendukung resolusi Dewan Keamanan PBB mengutuk Khmer Merah dan berharap kelompok itu tidak akan menjadi bagian dari pemerintahan Kamboja.

Perdana Menteri Singapura dalam pernyataannya mencoba menjelaskan kenegarawanan dan pandangan jauh ke depan telah membantu mengakhiri perang yang tragis yang menyebabkan penderitaan besar bagi masyarakat Asia Tenggara, dan mewujudkan perdamaian dan kerja sama yang dinikmati kawasan saat ini.

Berita terkait

Inovasi Desain Jembatan dari Unej Menang di Singapura, Ungguli UGM, ITS, NTU, dan ITB

13 jam lalu

Inovasi Desain Jembatan dari Unej Menang di Singapura, Ungguli UGM, ITS, NTU, dan ITB

Tim mahasiswa Teknik Sipil Universitas Jember (Unej)menangi kompetisi gelaran Nanyang Technological University (NTU) Singapura.

Baca Selengkapnya

Update Harga Tiket dan Jadwal Kapal Feri Batam - Singapura Mei 2024

1 hari lalu

Update Harga Tiket dan Jadwal Kapal Feri Batam - Singapura Mei 2024

Perjalanan dari Batam ke Singapura dengan kapal feri hanya butuh waktu sekitar 1 jam. Simak harga tiketnya.

Baca Selengkapnya

Wisatawan Indonesia Paling Senang Belanja di Singapura

1 hari lalu

Wisatawan Indonesia Paling Senang Belanja di Singapura

Singapura telah menerima lebih dari 664 ribu pengunjung Indonesia. Jumlah ini mengalami peningkatan sebesar 33,8 persen dibandingkan tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Cuaca Panas di Kamboja Sebabkan Gudang Amunisi Meledak, 20 Tentara Tewas

2 hari lalu

Cuaca Panas di Kamboja Sebabkan Gudang Amunisi Meledak, 20 Tentara Tewas

Cuaca panas menerjang sejumlah negara di Asia. Di Kamboja, gudang amunisi meledak hingga menyebabkan 20 tentara tewas.

Baca Selengkapnya

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

2 hari lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Alasan Pengamat Sebut Jokowi dan SBY Jadi Mentor Andal Prabowo

3 hari lalu

Alasan Pengamat Sebut Jokowi dan SBY Jadi Mentor Andal Prabowo

Pengamat menilai hubungan Jokowi dengan Megawati yang renggang membuat Jokowi dan Prabowo akan terus bersama.

Baca Selengkapnya

Profil Lawrence Wong, Bakal PM Singapura yang Diperkenalkan Jokowi ke Prabowo

4 hari lalu

Profil Lawrence Wong, Bakal PM Singapura yang Diperkenalkan Jokowi ke Prabowo

Politikus Partai Aksi Rakyat yang segera PM Singapura ini lahir 18 Desember 1972 dibesarkan dari keluarga sederhana di Marine Parade Housing Board.

Baca Selengkapnya

5 Fakta Prabowo Dikenalkan Ke PM Singapura Terpilih Lawrence Wong

5 hari lalu

5 Fakta Prabowo Dikenalkan Ke PM Singapura Terpilih Lawrence Wong

Wakil Perdana Menteri sekaligus pengganti PM Singapura Lawrence Wong mengajak Prabowo Subianto untuk foto bersama di Istana Bogor, Senin.

Baca Selengkapnya

Maskapai Penerbangan Ini Harus Bayar Kompensasi 39 Juta Gara-gara Sandaran Kursi Tak Bisa Direbahkan

5 hari lalu

Maskapai Penerbangan Ini Harus Bayar Kompensasi 39 Juta Gara-gara Sandaran Kursi Tak Bisa Direbahkan

Pnumpang maskapai penerbangan ini merasa diperlakukan sebagai penumpang kelas ekonomi meski sudah bayar kelas bisnis.

Baca Selengkapnya

Prabowo Bertemu Calon PM Singapura, Diperkenalkan oleh Jokowi

6 hari lalu

Prabowo Bertemu Calon PM Singapura, Diperkenalkan oleh Jokowi

Jokowi mempertemukan Prabowo dengan calon PM Singapura yang akan dilantik Lawrence Wong.

Baca Selengkapnya