Parlemen Inggris Sebut Huawei Seperti Kolaborator Nazi, Kenapa?

Selasa, 11 Juni 2019 23:02 WIB

Logo Huawei. HUAWEI-USA/CAMPAIGN REUTERS/Philippe Wojazer

TEMPO.CO, Jakarta - Seorang eksekutif Huawei dicap sebagai orang tak bermoral dalam sidang komite parlemen Inggris pada Senin, ketika para anggota parlemen berulang kali membandingkan Huawei dengan para kolaborator Nazi Jerman.

Petugas keamanan dunia maya dan privasi global Huawei, John Suffolk, diminta berkali-kali oleh anggota Komite Sains dan Teknologi jika Huawei bekerja dengan rezim penindas.

Huawei berkeinginan untuk membantu membangun jaringan 5G super cepat di Inggris dan menghadapi peningkatan pengawasan oleh pemerintah dan badan keamanan Inggris.

Baca juga: Perusahaan Dunia Mulai Larang Staf Berinteraksi dengan Huawei

Amerika Serikat telah berusaha keras agar perusahaan itu dilarang dari proyek-proyek infrastruktur penting di Eropa, mengklaim Huawei berisiko mengancam keamanan nasional.

Advertising
Advertising

"Perusahaan itu sangat terkait tidak hanya dengan Cina tetapi dengan Partai Komunis Cina," kata Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo bulan lalu.

Dikutip dari CNN, 11 Juni 2019, dalam persidangan hari Senin, Suffolk ditanyai secara khusus tentang penggunaan teknologi Huawei di pusat-pusat penahanan Cina di wilayah barat Xinjiang, di mana AS mengklaim hingga 2 juta Muslim Uighur kemungkinan ditahan.

"Anda telah menunjukkan kesediaan untuk bekerja dengan pemerintah Cina di sebuah provinsi di mana terdapat dugaan pelanggaran HAM berat, yang menunjukkan hubungan kerja yang erat dengan pemerintah Cina," kata ketua Komite Sains dan Teknologi, anggota parlemen Norman Lamb.

"Haruskah itu membuat kami khawatir dalam hal pekerjaan Anda di sini?" kata Norman.

Pendiri Huawei Technologies, Ren Zhengfei (kanan) dan Presiden Cina, Xi Jinping, (kiri). Reuters

Suffolk mengatakan dia tidak akan menerima karakterisasi itu, menambahkan perusahaan mengutuk pelanggaran hak asasi manusia di negara mana pun.

Dia mengatakan itu tergantung pada pemerintah untuk menetapkan undang-undang di negara tempat Huawei beroperasi, dan mengulangi pernyataan operasional Huawei tidak terikat negara.

Anggota parlemen dari Partai Konservatif Julian Lewis menyebut pejabat eksekutif Huawei itu sebagai orang tanpa moral.

Baca juga: Gedung Putih Total Lawan Huawei, Dunia Bisnis AS Meradang

Anggota parlemen Inggris menyamakan kerja sama Huawei dan Beijing, dengan kolaborator yang bekerja dengan Nazi Jerman pada 1930-an dan 1940-an.

"Ada banyak undang-undang di Cina yang tidak ada, sama seperti ada banyak undang-undang di Nazi Jerman," kata Lewis, anggota parlemen Inggris yang membandingkan Huawei dengan kolaborator Nazi.

Berita terkait

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

3 jam lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

7 jam lalu

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

Keputusan mendirikan pabrik kendaraan listrik di Subang Smartpolitan menunjukkan komitmen BYD dalam mendukung mobilitas berkelanjutan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

7 jam lalu

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

Korban tewas akibat amblesnya jalan raya di Cina selatan telah meningkat menjadi 48 orang

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

8 jam lalu

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

Tim bulu tangkis putri Cina dan Jepang melenggang mulus ke semifinal Uber Cup atau Piala Uber 2024.

Baca Selengkapnya

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

1 hari lalu

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

Manila menuduh penjaga pantai Cina telah memancing naiknya ketegangan di Laut Cina Selatan setelah dua kapalnya rusak ditembak meriam air

Baca Selengkapnya

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

1 hari lalu

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

Jajak pendapat yang dilakukan Reuters/Ipsos mengungkap 58 persen responden percaya Beijing menggunakan TikTok untuk mempengaruhi opini warga Amerika.

Baca Selengkapnya

EHang Lebih Dekat Lagi ke Operasional Taksi Terbang Komersial di Cina

1 hari lalu

EHang Lebih Dekat Lagi ke Operasional Taksi Terbang Komersial di Cina

EHang raih sertifikat produksi untuk bakal taksi terbang EH216-S. Yang pertama di industri eVTOL dunia.

Baca Selengkapnya

Marak WNI Jadi Korban Penipuan Berkedok Pengantin di Cina, KBRI Ungkap Modusnya

2 hari lalu

Marak WNI Jadi Korban Penipuan Berkedok Pengantin di Cina, KBRI Ungkap Modusnya

Banyak WNI yang diiming-imingi menjadi pengantin di Cina dengan mas kawin puluhan juta. Tak semuanya beruntung.

Baca Selengkapnya

Terpopuler Bisnis: Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal, Promo Gajian hingga Sindiran Komikus Jepang

3 hari lalu

Terpopuler Bisnis: Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal, Promo Gajian hingga Sindiran Komikus Jepang

Zulkifli Hasan mengungkap asal mula ditemukannya baja ilegal produksi pabrik milik Cina.

Baca Selengkapnya

Kisah Besi Beton 'Banci' Produksi Investor Asal Cina yang Disidak Zulhas

4 hari lalu

Kisah Besi Beton 'Banci' Produksi Investor Asal Cina yang Disidak Zulhas

Mendag Zulkifli Hasan menginspeksi mendadak sebuah pabrik baja milik investor Cina yang meproduksi baja ilegal tidak sesuai SNI.

Baca Selengkapnya