Pakar HAM PBB Minta Investigasi Terhadap Duterte

Reporter

Tempo.co

Editor

Budi Riza

Sabtu, 8 Juni 2019 11:06 WIB

Foto 19 April 2018 ini, menunjukkan Presiden Filipina, Rodrigo Duterte, bercanda kepada fotografer ketika dia memegang senapan Galil buatan Israel yang dipamerkan oleh mantan Kepala Kepolisian Nasional Filipina Jenderal Ronald "Bato" Dela Rosa di upacara pergantian-komando di Kamp Crame di kota Quezon timur laut Manila. (AP Photo / Bullit Marquez, File)

TEMPO.CO, Jenewa – Sejumlah pakar Hak Asasi Manusia dari Perserikatan Bangsa-Bangsa atau PBB menyerukan digelarnya investigasi terhadap kebijakan Presiden Filipina Rodrigo Duterte dalam perang melawan para pencandu narkoba.

Baca juga: 5 poin Soal Perang Narkoba Brutal di Filipina Ala Duterte

Sebelas pakar HAM independen dari PBB menuding Duterte telah mengintimidasi secara terbuka para aktivis dan hakim dari Mahkamah Agung. Duterte juga dituding merendahkan martabat perempuan, dan menyerukan tindak kekerasan terhadap para para bandar dan pengedar narkoba.

“Kami mencatat jumlah kematian tidak wajar dan pembunuhan oleh polisi dalam konteks perang melawan narkoba, begitu juga pembunuhan terhadap para pembela HAM,” kata para ahli termasuk Agnes Callamard, yang merupakan investigator PBB untuk pembunuhan ekstra-judisial seperti dilansir Reuters pada Jumat, 7 Juni 2019.

Advertising
Advertising

Baca juga: Rodrigo Duterte Ancam Bunuh Uskup Jika Terlibat Narkoba

Duterte memenangkan pemilu di Filipina pada 2016 dengan janji kampanye menghapus peredaran narkoba dan menekan angka kriminalitas. Dia mengatakan akan meningkatkan upaya ini pada 2019.

“Pemerintah Filipina telah mengindikasikan tidak akan meningkatkan upaya mereka memenuhi kewajiban untuk menggelar investigasi penuh yang selayaknya untuk mengungkap kasus-kasus ini,” kata para ahli dalam pernyataan bersama di Jenewa.

Baca juga: Duterte Ancam akan Bunuh Polisi yang Terlibat Narkoba

Para ahli, seperti dilansir Aljazeera, mendesak Dewan HAM PBB, yang beranggotakan 47 negara, untuk melakukan investigasi independen atas merosotnya standar HAM di Filipina.

Salah satu pejabat pelaksana perang melawan narkoba di Filipina, Ronald dela Rosa, menantang jaksa untuk menangkapnya atas tewasnya ribuan orang. Dia baru-baru ini terpilih sebagai anggota Senat sehingga memiliki kekebalan hukum.

Menurut Dela Rosa, ada sekitar 5000 tersangka bandar dan pengedar narkoba yang tewas ditembak polisi dalam penggerebekan narkoba karena melawan petugas.

Baca juga: Rodrigo Duterte: Bandar Narkoba Harus Dipenjara Jika Ingin Hidup

Menurut Richard Heydarian, seorang pengamat politik di Manila seperti dilansir Aljazeera, seruan para pakar HAM ini muncul setelah Duterte dan sekutunya memenangkan pemilu sela di Filipina. Menurut ini, ini merupakan sinyal peringatan dari lembaga internasional kepada Duterte meskipun posisinya menguat secara domestik.

Berita terkait

Rio Reifan 5 Kali Ditangkap karena Narkoba, Begini Rekam Jejak Kasusnya

36 menit lalu

Rio Reifan 5 Kali Ditangkap karena Narkoba, Begini Rekam Jejak Kasusnya

Rio Reifan ditangkap untuk kelima kalinya pada Jumat, 26 April 2024. Polisi mengamankan barang bukti berupa sabu, ekstasi, dan obat keras.

Baca Selengkapnya

Rio Reifan Kembali Ditangkap atas Kasus Narkoba, Polisi Sita Sabu, Ekstasi hingga Obat Keras

2 jam lalu

Rio Reifan Kembali Ditangkap atas Kasus Narkoba, Polisi Sita Sabu, Ekstasi hingga Obat Keras

Polres Metro Jakarta Barat menangkap aktor Rio Reifan dalam kasus penyalagunaan narkotika di kediamannya di Jakarta Barat pada Jumat, 26 April 2024.

Baca Selengkapnya

Lima Polisi Pesta Narkoba, Kompolnas: Tak Layak Dipercaya Jadi Anggota Polri

7 jam lalu

Lima Polisi Pesta Narkoba, Kompolnas: Tak Layak Dipercaya Jadi Anggota Polri

Kompolnas minta Polda Metro Jaya melakukan pemeriksaan secara transparan dan profesional terhadap lima polisi diduga pesta narkoba

Baca Selengkapnya

Dua Tersangka Tewasnya Remaja di Hotel Senopati Buka Jasa Open BO, Korban Diberi Inex dan Sabu

8 jam lalu

Dua Tersangka Tewasnya Remaja di Hotel Senopati Buka Jasa Open BO, Korban Diberi Inex dan Sabu

Polisi menangkap dua tersangka tewasnya seorang remaja di sebuah hotel di Senopati. Mereka membawa dua remaja ke hotel itu untuk open BO.

Baca Selengkapnya

Kompolnas Minta Atasan Lima Polisi Terduga Pesta Narkoba Harus Diperiksa

10 jam lalu

Kompolnas Minta Atasan Lima Polisi Terduga Pesta Narkoba Harus Diperiksa

Lima polisi digerebek saat pesta narkoba di sebuah rumah di Depok. Kompolnas minta atasan lima polisi itu juga harus diperiksa.

Baca Selengkapnya

Di World Water Forum ke-10, RI Akan Usul Penetapan Hari Danau Sedunia

11 jam lalu

Di World Water Forum ke-10, RI Akan Usul Penetapan Hari Danau Sedunia

Pemerintah Indonesia akan mengusulkan penetapan Hari Danau Sedunia dalam acara World Water Forum ke-10 yang dihelat di Bali pada 18-25 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Filipina Pastikan Belum Ada Kata Sepakat dengan Beijing soal Laut Cina Selatan

1 hari lalu

Filipina Pastikan Belum Ada Kata Sepakat dengan Beijing soal Laut Cina Selatan

Filipina menyangkal klaim Beijing yang menyebut kedua negara telah mencapai kata sepakat terkait sengketa Laut Cina Selatan

Baca Selengkapnya

Siprus Lanjutkan Bantuan Pangan ke Gaza Via Laut Pasca-Pembunuhan Relawan WCK

1 hari lalu

Siprus Lanjutkan Bantuan Pangan ke Gaza Via Laut Pasca-Pembunuhan Relawan WCK

Pengiriman bantuan pangan ke Gaza dari Siprus melalui jalur laut dilanjutkan pada Jumat malam

Baca Selengkapnya

Polres Jayapura Tangkap Ceria yang Jual Sabu di Diaper MamyPoko

1 hari lalu

Polres Jayapura Tangkap Ceria yang Jual Sabu di Diaper MamyPoko

Polisi menangkap perempuan berinisial SJ alias Ceria, 43 tahun, karena menjual narkotika jenis sabu.

Baca Selengkapnya

PBB: Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza

1 hari lalu

PBB: Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza

Serangan Israel ke Gaza telah meninggalkan sekitar 37 juta ton puing di wilayah padat penduduk, menurut Layanan Pekerjaan Ranjau PBB

Baca Selengkapnya