AS Sebut Taiwan Sebagai Negara, Provokasi Cina?

Sabtu, 8 Juni 2019 06:05 WIB

Percakapan Telepon Trump dengan Presiden Taiwan

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Amerika Serikat membuat langkah provokatif terhadap Cina dengan memasukkan Taiwan dalam daftar negara di Kementerian Pertahanan negara itu.

Nama Taiwan disebut sebagai negara tercantum dalam laporan Kementerian Pertahanan AS setebal 55 halaman bertajuk Indo-Pacific Strategy Report yang dirilis pada hari Sabtu lalu, mengutip South China Morning Post, 7 Juni 2019.

Baca juga: Taiwan Tuding Cina Tingkatkan Upaya Infiltrasi Politik

Dalam laporan itu AS menyatakan upayanya memperkuat kemtiraan dengan negara-negara demokrasi seperti Singapura, Taiwan, Selandia Baru, dan Mongolia.

"Keempat negara itu berkontribusi bagi misi Amerika Serikat di seluruh dunia dan secara aktif mengambil langkah-langkah menegakkan tatanan internasional yang bebas dan terbuka," tulisa laporan itu.

Advertising
Advertising

Dengan memasukkan Taiwan dalam daftar negara, AS telah mengakhiri sikap negara itu selama ini untuk mengakui prinsip satu Cina.

Baca juga: Presiden Xi Tolak Taiwan Merdeka, Tawarkan Reunifikasi

Kementerian Pertahanan tidak menanggapi pertanyaan tentang penggunaan kata negara pada Taiwan.

Dalam presentasi di Gedung Kantor Hart Senate, asisten Kementerian Pertahanan untuk urusan keamanan Indo-Pacific, Randall Schriver, tidak menanggapi laporan tentang penggunaan kata "negara.

Scriver hanya mengatakan: "apa yang kita lihat adalah meningkatnya ancaman terhadap Taiwan. Kami serius menjalankan tanggung jawab kami berdasarkan Undang-undang Hubungan Taiwan."

Menanggapi laporan Kementerian Pertahanan yang memasukkan Taiwan sebagai negara, Ted Yoho, anggota partai Reupublik dari Florida di Komisi Urusan Luar Negeri mengatakan, Taiwan harus diakui.

Baca juga: Cina ingin Reunifikasi, Taiwan Borong Jet Tempur F-35 dan F-16

"Saya suka itu. Taiwan merupakan negara merdeka, dan Cina harus mengakui itu. Mereka tidak akan memenangkan pertempuran," kata Ted Yoho.

Joshua Eisenman, peneliti senior di Studi Cina di Dewan Kebijakan Luar Negeri Amerika Serikat mengatakan AS salah memahami Cina termasuk keyakinan akan terjadi perubahan rezim segera terjadi, atau ekstrimnya orang asing dapat mengubah Cina dengan citra sendiri.

"Jangan buat ini sebagai pertentangan peradaban. Ingat orang di depan tank itu adalah orang Cina," kata Derek Mitchell, Ketua Institut Demokrasi Nasional, spesialis Cina dan mantan duta besar AS untuk Myanmar menanggapi isu Taiwan dan Cina.

Berita terkait

Mampir ke Jakarta Tzuyu TWICE Bagi Makna Kecantikan hingga Pose di Jalur Evakuasi

2 jam lalu

Mampir ke Jakarta Tzuyu TWICE Bagi Makna Kecantikan hingga Pose di Jalur Evakuasi

Tzuyu membagikan beberapa momen saat di Jakarta

Baca Selengkapnya

Taiwan Beri Subsidi untuk Turis yang Traveling ke Kota Bekas Gempa Hualien dan Taitung

6 jam lalu

Taiwan Beri Subsidi untuk Turis yang Traveling ke Kota Bekas Gempa Hualien dan Taitung

Wisatawan yang melakukan tur mandiri di Hualien dan Taitung Taiwan dapat menerima subsidi hingga Rp 494 ribu.

Baca Selengkapnya

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

10 jam lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

20 jam lalu

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

Daratan Asia berpeluh deras. Gelombang panas menyemai rekor suhu panas yang luas di wilayah ini, dari India sampai Filipina.

Baca Selengkapnya

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

1 hari lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

1 hari lalu

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

Keputusan mendirikan pabrik kendaraan listrik di Subang Smartpolitan menunjukkan komitmen BYD dalam mendukung mobilitas berkelanjutan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

1 hari lalu

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

Korban tewas akibat amblesnya jalan raya di Cina selatan telah meningkat menjadi 48 orang

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

1 hari lalu

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

Tim bulu tangkis putri Cina dan Jepang melenggang mulus ke semifinal Uber Cup atau Piala Uber 2024.

Baca Selengkapnya

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

2 hari lalu

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

Manila menuduh penjaga pantai Cina telah memancing naiknya ketegangan di Laut Cina Selatan setelah dua kapalnya rusak ditembak meriam air

Baca Selengkapnya

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

2 hari lalu

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

Jajak pendapat yang dilakukan Reuters/Ipsos mengungkap 58 persen responden percaya Beijing menggunakan TikTok untuk mempengaruhi opini warga Amerika.

Baca Selengkapnya