Jual Pembalut Burung, Perempuan Cina Raih Rp 61,8 Juta Per Bulan

Rabu, 5 Juni 2019 17:01 WIB

Perempuan Cina memperoleh penghasilan jutaan rupiah dengan membuat pembalut untuk burung

TEMPO.CO, Jakarta - Seorang perempuan muda Cina, 25 tahun, memperoleh penghasilan 30 ribu yuan atau setara dengan Rp 61,8 juta setiap bulan dari penjualan pembalut burung hasil buatan tangannya.

Zheng Han, perempuan asal provinsi Jiangsu, Cina tidak menyangka pembalut burung agar kotorannya tidak berceceran telah memiliki pembeli dari Australia, Amerika Serikat, Kanada, Singapura dan Uni Emirat Arab.

Baca juga: Mau Sukses jadi Pengusaha? Ikuti Langkah Para Saudagar Cina Ini

Mengutip laporan Asia One, 4 Juni 2019, Zheng mulai menjual pembalut burung setelah beberapa temannya ingin mencari jalan keluar lebih baik untuk mengatasi masalah kotoran burung peliharaan mereka.

Dia kemudian mencari tahu dengan berselancar di situs-situs online yang menjual pembalut burung di Amerika Serikat.

Advertising
Advertising

"Namun disain jelek dan mahal, dijual seharga 200-400 yuan per satuan," kata Zheng.

Mantan perawat ini kemudian mulai membuat disain pembalut yang lebih nyaman dan praktis bagi burung miliknya. Ia menjual pembalut burung dengan cara divakum di pasar-pasar di Cina.

Baca juga: Jack Ma Dukung Karyawan Bekerja 12 Jam Sehari di Cina

Pembalut yang dijual sekarang sudah mengalami modifikasi sebanyak 8 hingga sembilan kali. Di lapisan luar Zheng membuat pembalut dari bahan katun dengan pola yang cantik dan di lapisan dalam pembalut terbuat dari bahan kanvas tak tembus air.

Bantalan pembuang kotoran burung berukuran kecil dan spon penampung kotoran dimasukkan sebelum digunakan.

Ukuran pembalut pun dapat disesuaikan dengan menggunakan velcro.

Biaya satu pembalut, menurut Zheng, sekitar 20 yuan per satuan.

Baca juga: Hindari Utang Rp 49,4 Miliar, Perempuan Cina Sengaja Ubah Wajah

Setiap bulan Zheng menjual lebih dari seribu pembalut. Dia pun membuka toko online di Taobao, salah satu platform e-commerce terbesar di Cina.

Dengan bisnis barunya menjual pembalut burung, Zheng menepis anggapan bahwa berhenti dari pekerjaannya sebagai perawat tahun 2014 lalu dianggap tidak bertanggung jawab.

"Sekarang mereka percaya bahwa orang muda punya ide mereka sendiri, dan mendorong saya melakukannya dengan baik," kata Zheng.

Perempuan muda Cina yang sukses dengan berjualan pembalut burung ini pun menyemangati orang muda untuk memiliki impian mereka sendiri.

Berita terkait

Hasil Final Piala Uber 2024: Tuan Rumah Cina Jadi Juara, Indonesia Runner-up

1 jam lalu

Hasil Final Piala Uber 2024: Tuan Rumah Cina Jadi Juara, Indonesia Runner-up

Ester Nurumi Tri Wardoyo yang turun di partai ketiga kalah melawan He Bing Jiao sehingga Cina yang jadi juara PIala Uber 2024.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

15 jam lalu

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Pemerintah Jepang menanggapi komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di Cina, India dan Jepang.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

20 jam lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

Soal Internet di Cina, Kampanye Larangan Tautan Ilegal hingga Mengenai Pendapatan Periklanan

21 jam lalu

Soal Internet di Cina, Kampanye Larangan Tautan Ilegal hingga Mengenai Pendapatan Periklanan

Komisi Urusan Intenet Pusat Cina telah memulai kampanye nasional selama dua bulan untuk melarang tautan ilegal dari sumber eksternal di berbagai media

Baca Selengkapnya

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

21 jam lalu

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata mengaku tidak mengetahui ihwal penyidik meminta Bea Cukai untuk paparan dugaan ekspor nikel ilegal ke Cina.

Baca Selengkapnya

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

1 hari lalu

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

Cina menjadi salah satu negara yang bisa mengurangi dampak polusi udaranya secara bertahap. Mengikis dampak era industrialisasi.

Baca Selengkapnya

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

1 hari lalu

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

Menlu Selandia Baru menggambarkan hubungan negaranya dengan Cina sebagai hubungan yang "rumit".

Baca Selengkapnya

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

1 hari lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

2 hari lalu

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

Daratan Asia berpeluh deras. Gelombang panas menyemai rekor suhu panas yang luas di wilayah ini, dari India sampai Filipina.

Baca Selengkapnya

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

2 hari lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya