Boris Johnson Digugat karena Berbohong Selama Kampanye Brexit

Kamis, 30 Mei 2019 15:00 WIB

Boris Johnson.[REUTERS]

TEMPO.CO, Jakarta - Boris Johnson, kandidat utama untuk menggantikan Theresa May sebagai Perdana Menteri Inggris hadir di pengadilan untuk menghadapi tuduhan bahwa ia berbohong kepada publik selama kampanye referendum Brexit 2016.

Seorang hakim di Pengadilan Westminster Magistrate di London memutuskan bahwa Boris Johnson, mantan menteri luar negeri Inggris, harus menghadapi panggilan pribadi atas tiga tuduhan pelanggaran di kantor publik.

Menurut laporan CNN, 30 Mei 2019, Johnson dituduh salah klaim bahwa keanggotaan Inggris di Uni Eropa menelan biaya 350 juta poundsterling atau sekitar Rp 6,3 triliun.

Baca juga: Sambil Terisak, PM Inggris Theresa May Umumkan Pengunduran Diri

Klaim itu terpampang di sisi bus yang melakukan tur keliling Inggris selama kampanye yang berlangsung sengit, yang akhirnya memberikan 52 persen suara mendukung Inggris bercerai dengan Uni Eropa.

Advertising
Advertising

"Setelah mempertimbangkan semua faktor yang relevan, saya puas bahwa ini adalah kasus yang tepat untuk mengeluarkan panggilan seperti yang diminta untuk tiga pelanggaran sebagaimana dirancang," tulis Hakim Margot Coleman.

Permohonan itu diajukan oleh Marcus Ball dan dibiayai oleh kampanye crowdfunded. Dia mengklaim Johnson menyesatkan publik menjelang dan setelah referendum Brexit, dan mengulangi klaim 350 juta poundsterling selama pemilihan umum 2017.

Bus "Vote Leave" yang digunakan kampanye Brexit diparkir di luar Gedung Parlemen pada tahun 2016.[CNN]

Pengacara Ball berpendapat bahwa berbohong pada platform nasional dan internasional merusak kepercayaan publik terhadap politik. Dia menambahkan Johnson harus dikenakan sanksi pidana.

Tim hukum pemohon menulis surat kepada Boris Johnson pada bulan November 2018, memintanya untuk memberikan penjelasan tertulis untuk klaimnya, namun tidak pernah mendapat balasan.

Baca juga: Mantan Menteri Luar Negeri Inggris Kandidat Kuat Pengganti May

Pengacara Boris Johnson menolak gugatan tersebut sebagai "aksi politik" yang dilakukan oleh jaksa dari kelompok kampanye Brexit Justice Limited ia klaim untuk merusak hasil referendum Brexit.

Menurut perwakilan kuasa hukum Johnson, permohonan itu tidak berarti kasus bukti dan hukum bisa digunakan untuk mengeluarkan surat panggilan pengadilan.

Baca juga: 7 Kandidat Perebutkan Kursi Perdana Menteri Inggris

Sebaliknya, katanya, untuk pertama kalinya dalam sejarah hukum Inggris permohonan kasus ini berusaha menggunakan hukum pidana untuk mengatur konten dan kualitas debat politik.

Jika permohonan kasus Boris Johnson ini berakhir dengan sanksi pidana, maka ini bisa membuka jalan bagi jaksa penuntut swasta lainnya untuk mengajukan permohonan kasus terhadap politisi Inggris atas pernyataan yang menyesatkan.

Berita terkait

Terpopuler: Airlangga dan Menteri Perdagangan Inggris Bahas Produk Susu, Gunung Ruang Erupsi 5 Bandara di Sulawesi Kemarin Masih Ditutup

1 hari lalu

Terpopuler: Airlangga dan Menteri Perdagangan Inggris Bahas Produk Susu, Gunung Ruang Erupsi 5 Bandara di Sulawesi Kemarin Masih Ditutup

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto saat melakukan kunjungan kerja di London, bertemu dengan Menteri Perdagangan Inggris The Rt. Hon. Greg Hands MP

Baca Selengkapnya

Menko Airlangga Bahas Produk Susu dengan Menteri Perdagangan Inggris: RI akan Lakukan Deregulasi

1 hari lalu

Menko Airlangga Bahas Produk Susu dengan Menteri Perdagangan Inggris: RI akan Lakukan Deregulasi

Menko Airlangga menegaskan Indonesia tengah melakukan deregulasi yang menekankan mekanisme lebih mudah untuk pendaftaran produk susu dan turunannya.

Baca Selengkapnya

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

1 hari lalu

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

Perusahaan farmasi AstraZeneca digugat dalam gugatan class action atas klaim bahwa vaksin Covid-19 produksinya menyebabkan kematian dan cedera serius

Baca Selengkapnya

Indonesia akan Gugat KPK Inggris soal Kasus Suap Pembelian Pesawat Garuda

2 hari lalu

Indonesia akan Gugat KPK Inggris soal Kasus Suap Pembelian Pesawat Garuda

Lembaga antikorupsi Inggris, Serious Fraud Office (SFO), mendapat kompensasi 992 juta Euro terkait kasus suap pembelian pesawat Garuda pada 2017

Baca Selengkapnya

Menko Airlangga Bicara Ekonomi RI hingga Hasil Pemilu di Hadapan Pebisnis Inggris

2 hari lalu

Menko Airlangga Bicara Ekonomi RI hingga Hasil Pemilu di Hadapan Pebisnis Inggris

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto bicara perkembangan ekonomi terkini, perkembangan politik domestik dan keberlanjutan kebijakan pasca Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya

Sepak Terjang Band Metal Kontroversial dari Inggris Cradle of Filth

3 hari lalu

Sepak Terjang Band Metal Kontroversial dari Inggris Cradle of Filth

Cradle of Filth tak hanya sebuah band metal, mereka simbol keberanian untuk mengekspresikan ketidaknyamanan, kegelapan, dan imajinasi lintas batas.

Baca Selengkapnya

Inggris akan Bangun Tugu Peringatan bagi Tentara Muslim Pahlawan Perang Dunia

4 hari lalu

Inggris akan Bangun Tugu Peringatan bagi Tentara Muslim Pahlawan Perang Dunia

Inggris membangun tugu peringatan perang untuk jutaan tentara Muslim yang bertugas bersama pasukan Inggris dan Persemakmuran selama dua perang dunia

Baca Selengkapnya

Irlandia Kewalahan Hadapi Naiknya Jumlah Imigran

4 hari lalu

Irlandia Kewalahan Hadapi Naiknya Jumlah Imigran

Dampak dari diloloskannya RUU Safety of Rwanda telah membuat Irlandia kebanjiran imigran yang ingin meminta suaka.

Baca Selengkapnya

Eks Diplomat Inggris: AS Panik Drone Rusia Hancurkan Tank Abrams Ukraina

5 hari lalu

Eks Diplomat Inggris: AS Panik Drone Rusia Hancurkan Tank Abrams Ukraina

Percepatan bantuan militer senilai US$6 miliar ke Ukraina mencerminkan kepanikan yang dirasakan oleh pemerintahan Joe Biden dan Kongres AS

Baca Selengkapnya

Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

6 hari lalu

Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

Raja Charles III sudah mendapat izin dari tim dokter untuk kembali bertugas setelah menjalani pengobatan kanker.

Baca Selengkapnya