Cina Siap Gunakan Rare Earth untuk Balas Perang Dagang AS

Kamis, 30 Mei 2019 08:30 WIB

Lanthanum logam rare earth cair dituangkan ke dalam cetakan di bengkel peleburan Perusahaan Jinyuan di dekat kota Damao di Daerah Otonomi Mongolia Dalam Tiongkok, 31 Oktober 2010. [REUTERS / David Gray]

TEMPO.CO, Jakarta - Cina dilaporkan akan membalas perang dagang AS dengan membatasi ekspor rare earth, mineral yang digunakan AS untuk bahan baku produksi perangkat teknologi hingga peralatan militer.

Pada pekan lalu, Presiden Xi Jinping mengunjungi tambang mineral Cina, yang kemudian memunculkan spekulasi Cina akan menggunakan posisinya sebagai eksportir rare earth untuk melawan perang dagang AS.

Rare earth atau "logam tanah jarang" adalah sekelompok 17 elemen kimia yang digunakan dalam berbagai produk konsumen, mulai dari iPhone hingga motor mobil listrik, serta mesin jet militer, satelit, dan laser.

Baca juga: Cina Naikkan Tarif Impor dari Amerika, Retaliasi Perang Dagang

Menurut ulasan CBS News, 17 elemen ini dijuluki rare earth bukan karena karena kelangkaannya. 17 mineral mendapatkan cap rare earth pada abad ke-18 dan ke-19 karena sifat tahan relatifnya terhadap panas dibandingkan dengan bahan tambang lainnya.

Advertising
Advertising

Prospek bahwa nilainya dapat melambung akibat perang dagang menyebabkan kenaikan tajam dalam harga saham produsen, termasuk perusahaan tambang yang dikunjungi oleh Xi.

Cina sejauh ini tidak secara eksplisit mengatakan akan membatasi penjualan rare earth ke Amerika Serikat, ungkap media Cina yang menyebut ini berpotensi terjadi.

Sampel mineral rare earth dari kiri ke kanan: Cerium oxide, Bastnasite, Neodymium oxide dan Lanthanum, dalam gambar yang diambil selama tur fasilitas Molycorp's Mountain Pass Rare Earth, California, 29 Juni 2015.[REUTERS/David Becker]

Dalam komentar tajuk utama yang berjudul "Amerika Serikat, jangan meremehkan kemampuan Cina untuk menyerang balik", surat kabar Cina People's Daily mencatat bahwa AS memiliki ketergantungan pada mineral rare earth dari Cina.

"Akankah rare earth menjadi senjata balasan bagi Cina untuk membalas balik tekanan yang dilakukan AS tanpa alasan sama sekali Jawabannya bukan misteri," kata tajuk surat kabar tersebut, yang dikutip Reuters, 30 Mei 2019.

Baca juga: Perang Dagang, AS Minta Korsel Tolak Huawei?

"Tidak diragukan lagi, AS ingin menggunakan produk yang dibuat dari rare earth yang diekspor Cina untuk melawan dan menekan pembangunan Cina. Rakyat Cina tidak akan pernah menerima ini!" tulis laporan surat kabar Partai Komunis tersebut.

"Kami menyarankan AS untuk tidak meremehkan kemampuan Cina untuk melindungi hak dan kepentingan kemajuannya. Jangan katakan kami tidak memperingatkan Kalian!"

Ungkapan "jangan katakan kami tidak memperingatkan kalian" pada umumnya hanya digunakan oleh media resmi Cina untuk memperingatkan pesaing untuk masalah-masalah besar, misalnya selama perselisihan perbatasan dengan India pada 2017 dan pada 1978 sebelum Cina menginvasi Vietnam.

Baca juga: BI Sebut Dana Asing Keluar Akibat Perang Dagang AS-Cina

Dalam editorialnya sendiri pada hari Rabu, surat kabar Global Times mengatakan larangan ekspor rare earth adalah senjata yang ampuh jika digunakan untuk perang dagang AS-Cina.

"Namun demikian, Cina terutama akan menggunakannya untuk pertahanan," tambahnya, mencatat bahwa Cina mungkin mengalami kerugian dari larangan ekspor rare earth, namun Amerika Serikat akan lebih menderita.

Editorial surat kabar itu mengatakan di Twitter pada Selasa malam bahwa Cina "serius mempertimbangkan" untuk membatasi ekspor mineral rare earth ke Amerika Serikat untuk mengambil posisi menguntungkan dalam perang dagang.

Berita terkait

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

5 jam lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

8 jam lalu

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

Keputusan mendirikan pabrik kendaraan listrik di Subang Smartpolitan menunjukkan komitmen BYD dalam mendukung mobilitas berkelanjutan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

8 jam lalu

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

Korban tewas akibat amblesnya jalan raya di Cina selatan telah meningkat menjadi 48 orang

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

9 jam lalu

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

Tim bulu tangkis putri Cina dan Jepang melenggang mulus ke semifinal Uber Cup atau Piala Uber 2024.

Baca Selengkapnya

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

1 hari lalu

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

Manila menuduh penjaga pantai Cina telah memancing naiknya ketegangan di Laut Cina Selatan setelah dua kapalnya rusak ditembak meriam air

Baca Selengkapnya

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

1 hari lalu

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

Jajak pendapat yang dilakukan Reuters/Ipsos mengungkap 58 persen responden percaya Beijing menggunakan TikTok untuk mempengaruhi opini warga Amerika.

Baca Selengkapnya

EHang Lebih Dekat Lagi ke Operasional Taksi Terbang Komersial di Cina

1 hari lalu

EHang Lebih Dekat Lagi ke Operasional Taksi Terbang Komersial di Cina

EHang raih sertifikat produksi untuk bakal taksi terbang EH216-S. Yang pertama di industri eVTOL dunia.

Baca Selengkapnya

Marak WNI Jadi Korban Penipuan Berkedok Pengantin di Cina, KBRI Ungkap Modusnya

2 hari lalu

Marak WNI Jadi Korban Penipuan Berkedok Pengantin di Cina, KBRI Ungkap Modusnya

Banyak WNI yang diiming-imingi menjadi pengantin di Cina dengan mas kawin puluhan juta. Tak semuanya beruntung.

Baca Selengkapnya

Terpopuler Bisnis: Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal, Promo Gajian hingga Sindiran Komikus Jepang

3 hari lalu

Terpopuler Bisnis: Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal, Promo Gajian hingga Sindiran Komikus Jepang

Zulkifli Hasan mengungkap asal mula ditemukannya baja ilegal produksi pabrik milik Cina.

Baca Selengkapnya

Kisah Besi Beton 'Banci' Produksi Investor Asal Cina yang Disidak Zulhas

4 hari lalu

Kisah Besi Beton 'Banci' Produksi Investor Asal Cina yang Disidak Zulhas

Mendag Zulkifli Hasan menginspeksi mendadak sebuah pabrik baja milik investor Cina yang meproduksi baja ilegal tidak sesuai SNI.

Baca Selengkapnya