Kereta Maglev Terbaru Cina Mampu Meluncur 600 Km per Jam

Minggu, 26 Mei 2019 06:00 WIB

Cina meluncurkan prototipe untuk kereta levitasi magnetik (maglev). Produsen mengatakan kereta akan mampu melaju dengan kecepatan 600 km / jam.[Courtesy of CRRC/CNN]

TEMPO.CO, Jakarta - Cina memamerkan prototipe kereta maglev atau magnetic levitation yang mampu menembus kecepatan 600 km/jam.

Pada Kamis kemarin, prototipe kereta maglev diuji di jalur timur Cina, Kota Qingdao.

Menurut laporan CNN, 25 Mei 2019, kereta maglev ini dikembangkan China Railway Rolling Stock Corporation (CRRC), perusahaan negara Cina dan salah satu pemasok terbesar peralatan perkeretapian. Rencananya, kereta ini akan diproduksi komersil pada 2021, seiring dengan uji coba ekstensif yang terus dilakukan.

Baca juga: Cina Mau Luncurkan Kereta Peluru Tanpa Masinis pada 2020

Mereka yang terlibat dengan proyek ini optimis kereta maglev akan mengubah lanskap perjalanan Cina, mengisi kesenjangan antara kereta api berkecepatan tinggi dan transportasi udara.

Advertising
Advertising

"Ambil Beijing ke Shanghai sebagai contoh, menghitung waktu persiapan untuk perjalanan, dibutuhkan sekitar 4,5 jam dengan pesawat, sekitar 5,5 jam dengan kereta api berkecepatan tinggi, dan (hanya akan) sekitar 3,5 jam dengan kereta maglev kecepatan tinggi yang baru," kata wakil kepala CRRC, Ding Sansan, kepala tim penelitian dan pengembangan kereta.

Kokpit masinis kereta maglev Cina. Cina meluncurkan prototipe untuk kereta levitasi magnetik (maglev). Produsen mengatakan kereta akan mampu melaju dengan kecepatan 600 km / jam.[Courtesy of CRRC/CNN]

Kecepatan jelajah sebuah pesawat adalah 800-900 km/jam, sementara kereta cepat konvensional di jalur Beijing-Shanghai memiliki kecepatan operasi maksimum 350 km/jam.

Baca juga: Sydney Luncurkan Kereta Listrik Tanpa Pengemudi

Kereta maglev berbeda dengan kereta peluru konvensional. Maglev dirancang dengan menggunakan tolakan magnetik untuk melayang di atas tanah, yang mengurangi gesekan dan mendorong kereta.

Cina meluncurkan prototipe untuk kereta levitasi magnetik (maglev). Produsen mengatakan kereta akan mampu melaju dengan kecepatan 600 km / jam.[Courtesy of CRRC/CNN]

Setelah hampir tiga tahun penelitian teknis, Ding mengatakan tim telah mengembangkan badan kereta ringan dan kekuatan tinggi yang meletakkan dasar teknis untuk pengembangan lima set prototipe rekayasa maglev.

Baca juga: Jepang Uji Coba Kereta Peluru Tercepat di Dunia

CRRC Qingdao Sifang, anak perusahaan CRRC, saat ini sedang membangun pusat eksperimental dan pusat produksi uji coba maglev berkecepatan tinggi, yang diharapkan mulai beroperasi pada paruh kedua tahun ini.

Prototipe maglev CRRC Cina bukan satu-satunya kereta maglev yang dikembangkan saat ini. Perusahaan kereta Jepang, Japan Railway, berhasil menguji coba kereta maglev dengan rekor kecepatan maksimum 603 km/jam di jalur eksperimental Yamanashi pada 2015.

Berita terkait

Menghitung Waktu Tempuh dari Rumah ke Surabaya: Legih Singkat Mana Pesawat dengan Kereta Cepat?

1 jam lalu

Menghitung Waktu Tempuh dari Rumah ke Surabaya: Legih Singkat Mana Pesawat dengan Kereta Cepat?

Untuk warga di timur Jakarta, seperti Bekasi dan Depok, naik kereta cepat ke Surabaya bisa jadi lebih menghemat waktu daripada naik pesawat dari Soeta

Baca Selengkapnya

LRT Jabodebek Layani 3,8 Juta Penumpang pada Triwulan I Tahun Ini

1 jam lalu

LRT Jabodebek Layani 3,8 Juta Penumpang pada Triwulan I Tahun Ini

Light Rail Transit atau LRT Jabodebek mencatat jumlah pengguna selama Triwulan pertama 2024 mencapai 3.841.554 orang.

Baca Selengkapnya

Terpopuler Bisnis: Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal, Promo Gajian hingga Sindiran Komikus Jepang

7 jam lalu

Terpopuler Bisnis: Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal, Promo Gajian hingga Sindiran Komikus Jepang

Zulkifli Hasan mengungkap asal mula ditemukannya baja ilegal produksi pabrik milik Cina.

Baca Selengkapnya

11 Kereta Dihentikan Sementara saat Gempa Garut

1 hari lalu

11 Kereta Dihentikan Sementara saat Gempa Garut

Sebanyak 11 kereta diminta berhenti sementara saat gempa Garut yang terjadi pada Sabtu, 27 April 2024 pukul 23.29 WIB.

Baca Selengkapnya

Kisah Besi Beton 'Banci' Produksi Investor Asal Cina yang Disidak Zulhas

1 hari lalu

Kisah Besi Beton 'Banci' Produksi Investor Asal Cina yang Disidak Zulhas

Mendag Zulkifli Hasan menginspeksi mendadak sebuah pabrik baja milik investor Cina yang meproduksi baja ilegal tidak sesuai SNI.

Baca Selengkapnya

Seperti Dongeng, Kisah Cinta Li Ran Perempuan Cina yang Dinikahi Pangeran Belgia

1 hari lalu

Seperti Dongeng, Kisah Cinta Li Ran Perempuan Cina yang Dinikahi Pangeran Belgia

Seorang perempuan Cina merebut hati Pangeran Charles dan Belgia. Kisah percintaan mereka seperti dalam dongeng.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Sumber Kekayaan Iran hingga Pertemuan Hamas-Fatah di Beijing

1 hari lalu

Top 3 Dunia: Sumber Kekayaan Iran hingga Pertemuan Hamas-Fatah di Beijing

Berita Top 3 Dunia pada Sabtu 27 April 2024 diawali oleh berita soal lima sumber kekayaan negara Iran, yang sedang menghadapi ketegangan dengan Israel

Baca Selengkapnya

Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal Produksi Pabrik Milik Cina

1 hari lalu

Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal Produksi Pabrik Milik Cina

Sebuah pabrik baja Cina, PT Hwa Hok Steel, terungkap memproduksi baja tulangan beton tidak sesuai SNI sehingga produk mereka dinyatakan ilegal.

Baca Selengkapnya

Larangan Merokok Ganja di Stasiun, Mengenal Deutsche Bahn Perusahaan Kereta Jerman yang Mengumumkan Aturan Ini

1 hari lalu

Larangan Merokok Ganja di Stasiun, Mengenal Deutsche Bahn Perusahaan Kereta Jerman yang Mengumumkan Aturan Ini

Operator kereta di Jerman Deutsche Bahn atau DB mengumumkan melarang merokok ganja di area-area stasiun. Aturan ini berlaku mulai 1 Juni 2024

Baca Selengkapnya

Filipina Pastikan Belum Ada Kata Sepakat dengan Beijing soal Laut Cina Selatan

1 hari lalu

Filipina Pastikan Belum Ada Kata Sepakat dengan Beijing soal Laut Cina Selatan

Filipina menyangkal klaim Beijing yang menyebut kedua negara telah mencapai kata sepakat terkait sengketa Laut Cina Selatan

Baca Selengkapnya