Diprotes Kongres, Donald Trump Tetap Jual Senjata ke Negara Teluk

Sabtu, 25 Mei 2019 18:00 WIB

Presiden Donald Trump menyambut kedatangan Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman di Gedung Putih, Washington, Amerika Serikat, 20 Maret 2018. Lawatan Mohammed bin Salman diperkirakan akan berbicara soal ancaman Iran, termasuk pengaruh dan pengembangan program nuklir Negeri Mullah itu. (AP Photo/Evan Vucci)

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Donald Trump tetap menjual senjata senilai US$ 8 miliar (Rp 115 triliun) ke Arab Saudi, UEA dan Yordania, meski Kongres keberatan.

Donald Trump mengesampingkan keberatan Kongres dengan mengumumkan darurat nasional, agar bisa melanjutkan penjualan senjata ke negara Teluk.

Pemerintahan Trump memberi tahu komite-komite kongres bahwa mereka akan melanjutkan 22 penjualan militer ke ARab Saudi, Uni Emirat Arab dan Yordania, yang membuat marah DPR dengan menghindari preseden lama untuk tinjauan kongres penjualan senjata-senjata utama.

Anggota Kongres telah memblokir penjualan peralatan militer ofensif ke Arab Saudi dan Uni Emirat Arab selama berbulan-bulan, karena besarnya korban sipil dari kampanye militer udara mereka di Yaman, serta pelanggaran hak asasi manusia seperti pembunuhan jurnalis Saudi Jamal Khashoggi di konsulat Saudi di Turki.

Baca juga: Ketegangan dengan Iran, Donald Trump Berlakukan Darurat Nasional

Advertising
Advertising

Dikutip dari Reuters, 25 Mei 2019, parlemen dan ajudan kongres memperingatkan awal pekan ini bahwa Trump, yang frustrasi dengan Kongres menahan kesepakatan senjata termasuk penjualan bom ke Arab Saudi, sedang mempertimbangkan untuk menggunakan celah dalam undang-undang pengendalian senjata untuk melanjutkan penjualan dengan mengumumkan keadaan darurat nasional.

"Presiden Trump hanya menggunakan celah ini karena dia tahu Kongres tidak akan menyetujui...Tidak ada alasan 'darurat' baru untuk menjual bom ke Saudi untuk dijatuhkan di Yaman, dan melakukan itu hanya akan melanggengkan krisis kemanusiaan di sana," kata Senator Chris Murphy.

Presiden Amerika Serikat Donald Trump memegang grafik penjualan perangkat keras militer saat berbincang dengan Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman di Gedung Putih, Washington, Amerika Serikat, 20 Maret 2018. (AP Photo/Evan Vucci)

Murphy, seorang Demokrat, membuat unggahan publik di Twitter pada hari Rabu bahwa Trump sedang mempertimbangkan celah dalam Undang-Undang Ekspor Kontrol Senjata untuk melancarkan penjualan.

Beberapa rekan Republikan Trump, serta Demokrat, mengatakan mereka akan keberatan dengan rencana semacam itu, takut bahwa langkah ini akan menghilangkan kemampuan Kongres untuk memeriksa, tidak hanya Trump tetapi presiden masa depan untuk menjual senjata ke negara yang mereka sukai.

Baca juga: Amerika Serikat Kirim 1.500 Pasukan ke Timur Tengah

Menlu AS Mike Pompeo mengatakan bahwa mitra AS di Timur Tengah membutuhkan kontrak yang harus diselesaikan untuk membantu mecegat Iran. Pompeo mengatakan keputusan untuk menghindari Kongres akan menjadi "peristiwa satu kali".

Ini bukan pertama kalinya Kongres AS dan Trump berselisih soal kebijakan di Timur Tengah, atau pembagian kekuasaan antara Gedung Putih dan Capitol Hill. DPR dan Senat memutuskan untuk mengakhiri penjualan senjata dan dukungan militer AS untuk kampanye militer koalisi pimpinan Arab Saudi di Yaman awal tahun ini, tetapi Donald Trump memveto resolusi tersebut.

Berita terkait

Kelompok Yahudi Memprotes Pengiriman Senjata AS ke Israel

1 hari lalu

Kelompok Yahudi Memprotes Pengiriman Senjata AS ke Israel

Ribuan pengunjuk rasa ikut protes yang dimpimpin kelompok-kelompok Yahudi untuk perdamaian di Brooklyn, New York, mendesak AS berhenti kirim senjata ke Israel.

Baca Selengkapnya

Aktivis Lingkungan Aeshnina ke Kanada Minta Justin Trudeau Hentikan Ekspor Sampah Plastik ke Indonesia

4 hari lalu

Aktivis Lingkungan Aeshnina ke Kanada Minta Justin Trudeau Hentikan Ekspor Sampah Plastik ke Indonesia

Aktivis lingkungan Aeshnina Azzahra Aqilani co Captain Riverin minta PM Kanada Justin Trudeau hentikan impor sampah plastik ke Indonesia.

Baca Selengkapnya

Penembakan di Memphis Amerika Serikat, 2 Tewas dan 6 Luka-luka

5 hari lalu

Penembakan di Memphis Amerika Serikat, 2 Tewas dan 6 Luka-luka

Dua pelaku penembakan di Memphis Amerika Serikat masih dalam pengejaran polisi. Belum diketahui motif penembakan.

Baca Selengkapnya

Rusia Prihatin DPR Amerika Serikat Sahkan Bantuan Keamanan untuk Ukraina

6 hari lalu

Rusia Prihatin DPR Amerika Serikat Sahkan Bantuan Keamanan untuk Ukraina

Rusia menilai bantuan keamanan untuk Ukraina hanya akan memperburuk konflik dan korban jiwa warga Ukraina

Baca Selengkapnya

Israel Minta AS Kirim Lebih Banyak Senjata untuk Hadapi Iran

6 hari lalu

Israel Minta AS Kirim Lebih Banyak Senjata untuk Hadapi Iran

Israel meminta kiriman senjata lebih banyak dari Amerika Serikat untuk menghadapi Iran.

Baca Selengkapnya

DK PBB akan Putuskan Keanggotaan Penuh Palestina Hari ini, AS Ancam Veto?

9 hari lalu

DK PBB akan Putuskan Keanggotaan Penuh Palestina Hari ini, AS Ancam Veto?

AS secara aktif berupaya mencegah rancangan resolusi yang mendukung pemberian keanggotaan penuh di Dewan Keamanan PBB untuk Palestina.

Baca Selengkapnya

Donald Trump Salahkan Joe Biden atas Serangan Iran ke Israel

11 hari lalu

Donald Trump Salahkan Joe Biden atas Serangan Iran ke Israel

Donald Trump menilai saat ini adanya kurangnya kepemimpinan Joe Biden hingga membuat Tehran semakin berani

Baca Selengkapnya

Kecam Serangan Iran, Zelensky Sebut Ukraina Juga Butuh Bantuan seperti Israel

12 hari lalu

Kecam Serangan Iran, Zelensky Sebut Ukraina Juga Butuh Bantuan seperti Israel

Zelensky mengecam serangan pesawat tak berawak dan rudal Iran terhadap Israel.

Baca Selengkapnya

Warga Israel Mengaku Tak Bersalah atas Penyelundupan Peluru dan Senjata di Malaysia

14 hari lalu

Warga Israel Mengaku Tak Bersalah atas Penyelundupan Peluru dan Senjata di Malaysia

Warga Israel yang diidentifikasi sebagai Shalom Avitan terancam hukuman mati karena perdagangan senjata api ilegal.

Baca Selengkapnya

Trump Tolak Undangan Zelensky, Menilai Tak Pantas Kunjungi Ukraina

15 hari lalu

Trump Tolak Undangan Zelensky, Menilai Tak Pantas Kunjungi Ukraina

Bekas Presiden AS Donald Trump menolak undangan Presiden Volodymyr Zelensky untuk menyambangi Ukraina.

Baca Selengkapnya