Sekutu Ragukan Narasi Amerika Soal Potensi Ancaman Iran
Reporter
Non Koresponden
Editor
Eka Yudha Saputra
Kamis, 16 Mei 2019 14:30 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Narasi pemerintah Amerika Serikat tentang potensi ancaman Iran di Timur Tengah diragukan oleh sekutunya sendiri.
Gedung Putih menghadapi keraguan berbagai pihak tentang peringatannya soal serangan Iran setelah dua tahun dua tahun sanksi ekonomi, diplomatik, dan kini berupaya menekan secara militer.
Pada Rabu, dikutip dari CNN, 16 Mei 2019, kementerian pertahanan Inggris membela salah satu jenderalnya yang membantah klaim AS atas ancaman Iran di Suriah dan Irak.
Baca juga: Iran Siap Melawan AS dan Sekutunya jika Berperang
Anggota parlemen Inggris mempertanyakan niat Gedung Putih untuk rencana militer di Iran.
Jajaran pemimpin Iran termasuk Imam Agung Ayatollah Ali Khamenei mengatakan, Iran tidak menginginkan perang yang bisa menghancurkan Timur Tengah.
Iran membantah terlibat serangan ke kapal tanker di Teluk dan stasiun bahan bakar Arab Saudi. Mereka juga menuding Washington sengaja memanasi ketegangan dengan Iran.
Rencana militer besar-besaran AS ke Iran pertama kali dilaporkan New York Times, yang menyebut Penasihat Keamanan AS John Bolton berencana mengirim 120.000 pasukan ke Timur Tengah jika Iran menyerang AS atau meningkatkan aktivitas nuklirnya.
Seorang pejabat AS mengatakan bahwa pertemuan antara anggota tim keamanan nasional Trump untuk membahas opsi militer didorong untuk siap menghadapi skema apapun.
Baca juga: Irak Enggan Wilayahnya Digunakan AS untuk Serang Iran
Opsi yang ditinjau termasuk mengambil tindakan militer dengan lebih dari 100.000 pasukan AS untuk menunda program nuklir Iran jika itu menjadi ancaman serius, kata pejabat itu.
Laporan-laporan ini mengikuti keputusan Iran untuk berhenti sepenuhnya mematuhi kesepakatan nuklir 2015 setelah AS mengintensifkan sanksi beberapa minggu sebelumnya dan pembatasan AS terhadap Iran, serta peringatan dari Washington tentang peningkatan ancaman Iran terhadap personel AS di Timur Tengah.