Pasar 5G ZTE dan Huawei di Amerika Serikat Terancam?

Kamis, 16 Mei 2019 09:57 WIB

Badan-badan intelijen Amerika Serikat menuduh Huawei terkait dengan pemerintah Cina dan peralatannya bisa digunakan Beijing untuk memata-matai. Sumber: REUTERS/Aly Song

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Amerika Serikat Donald Trump mendeklarasikan darurat nasional terhadap produk teknologi atau barang yang diproduksi produsen kompetitor Amerika Serikat. Tindakan Trump itu dituding sebagai upaya untuk membekukan pasar 5G ZTE dan Huawei.

Di kutip dari rt.com, Kamis, 16 Mei 2019, Trump berpandangan produk kompetitor telah meningkatkan dan mengeksploitasi kelemahan informasi, teknologi komunikasi dan layanan. Hal itu tak pelak mendorongnya menerbitkan perintah eksekutif pada Rabu, 15 Mei 2019 dan menyematkan status darurat nasional terhadap produk buat asing, pengembang, manufaktur atau suplai informasi serta teknologi komunikasi dari non-Amerika Serikat.

Baca: Direktur Keuangan Huawei Ditangkap, Amerika dan Cina Memanas

Melalui status darurat nasional ini, maka Kementerian Perdagangan Amerika Serikat bisa memblokir setiap jenis transaksi yang bisa menimbulkan risiko sabotase, subversi teknologi informasi, komunikasi, layanan atau hal yang bisa menimbulkan risiko kekacauan keamanan terhadap infrastruktur penting atau ekonomi digital.

Dengan terbitnya status darurat nasional, Kementerian Perdagangan Amerika Serikat telah diperintahkan membuat daftar nama perusahaan atau teknologi yang harus masuk daftar hitam dan membuat tim satuan kerja. Semua rangkaian proses ini membutuhkan waktu lebih dari satu bulan.

Advertising
Advertising

Baca: Huawei Berencana Gugat Amerika Serikat

Kendati tidak ada satu pun nama negara yang disebut dalam deklarasi darurat nasional, baik Presiden Trump dan anggota kongres Amerika Serikat berulang kali menyinggung ZTE dan Huawei sebagai potensi ancaman bagi negara itu, khususnya dalam pengembangan teknologi 5G.

Beijing mengutuk langkah-langkah diskriminasi dan ikut bereaksi saat Trump mendeklarasikan darurat nasional terhadap produk teknologi asing.

"Ini tidak bagus dan tidak adil. Kami mendesak Amerika Serikat agar berhenti menyebut keamanan sebagai alasan untuk menekan perusahaan-perusahaan asal Cina. Kami ingin Amerika Serikat memberikan lingkungan yang adil dan tidak diskriminatif bagi perusahaan Cina yang beroperasi di Amerika Serikat," kata Juru bicara Menteri Luar Negeri Cina, Geng Shuang.

Berita terkait

Terpopuler Bisnis: Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal, Promo Gajian hingga Sindiran Komikus Jepang

2 jam lalu

Terpopuler Bisnis: Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal, Promo Gajian hingga Sindiran Komikus Jepang

Zulkifli Hasan mengungkap asal mula ditemukannya baja ilegal produksi pabrik milik Cina.

Baca Selengkapnya

Kisah Besi Beton 'Banci' Produksi Investor Asal Cina yang Disidak Zulhas

20 jam lalu

Kisah Besi Beton 'Banci' Produksi Investor Asal Cina yang Disidak Zulhas

Mendag Zulkifli Hasan menginspeksi mendadak sebuah pabrik baja milik investor Cina yang meproduksi baja ilegal tidak sesuai SNI.

Baca Selengkapnya

Seperti Dongeng, Kisah Cinta Li Ran Perempuan Cina yang Dinikahi Pangeran Belgia

22 jam lalu

Seperti Dongeng, Kisah Cinta Li Ran Perempuan Cina yang Dinikahi Pangeran Belgia

Seorang perempuan Cina merebut hati Pangeran Charles dan Belgia. Kisah percintaan mereka seperti dalam dongeng.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Sumber Kekayaan Iran hingga Pertemuan Hamas-Fatah di Beijing

1 hari lalu

Top 3 Dunia: Sumber Kekayaan Iran hingga Pertemuan Hamas-Fatah di Beijing

Berita Top 3 Dunia pada Sabtu 27 April 2024 diawali oleh berita soal lima sumber kekayaan negara Iran, yang sedang menghadapi ketegangan dengan Israel

Baca Selengkapnya

Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal Produksi Pabrik Milik Cina

1 hari lalu

Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal Produksi Pabrik Milik Cina

Sebuah pabrik baja Cina, PT Hwa Hok Steel, terungkap memproduksi baja tulangan beton tidak sesuai SNI sehingga produk mereka dinyatakan ilegal.

Baca Selengkapnya

Filipina Pastikan Belum Ada Kata Sepakat dengan Beijing soal Laut Cina Selatan

1 hari lalu

Filipina Pastikan Belum Ada Kata Sepakat dengan Beijing soal Laut Cina Selatan

Filipina menyangkal klaim Beijing yang menyebut kedua negara telah mencapai kata sepakat terkait sengketa Laut Cina Selatan

Baca Selengkapnya

Cina Turun Tangan Pertemukan Fatah dan Hamas di Beijing

1 hari lalu

Cina Turun Tangan Pertemukan Fatah dan Hamas di Beijing

Pemerintah Cina turun tangan mempertemukan dua kelompok berseteru di Palestina yaitu Fatah dan Hamas

Baca Selengkapnya

Terkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara

1 hari lalu

Terkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan atau Zulhas melantik Pimpinan Tinggi Madya dan Pratama atau Pejabat Eselon I dan II Kementerian Perdagangan.

Baca Selengkapnya

Terkini: Lahan Padi Cina 1 Juta Hektar di Kalimantan Menuai Polemik, Cara Daftar Subsidi LPG 3 Kilogram

2 hari lalu

Terkini: Lahan Padi Cina 1 Juta Hektar di Kalimantan Menuai Polemik, Cara Daftar Subsidi LPG 3 Kilogram

Rencana pembukaan lahan 1 juta hektar untuk padi Cina di Kalimantan menuai pro dan kontra. Cara mendaftar menjadi penerima subsidi LPG 3 kilogram.

Baca Selengkapnya

Menlu Retno Setuju Upaya Bersama Berantas Judi Online: Ini Kejahatan Transnasional

2 hari lalu

Menlu Retno Setuju Upaya Bersama Berantas Judi Online: Ini Kejahatan Transnasional

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menilai penting penanganan judi online dapat diselesaikan secara bekerja sama.

Baca Selengkapnya