DPR Amerika Bakal Permasalahkan Jaksa Agung William Barr

Selasa, 7 Mei 2019 12:31 WIB

William Barr memberikan kesaksian di Komite Kehakiman Senat yang mendengarkan pencalonannya sebagai jaksa agung Amerika Serikat di Capitol Hill di Washington, AS, 15 Januari 2019.[REUTERS / Yuri Gripas]

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Komisi Kehakiman DPR, Jerry Nadler, telah menjadwalkan pemungutan suara hari Rabu untuk menahan Jaksa Agung William Barr karena menghina Kongres, setelah Departemen Kehakiman menolak memberikan versi laporan Mueller yang lengkap ke Kongres.

Menurut laporan CNN, 7 Mei 2019, pemungutan suara untuk menyatakan Barr melakukan penghinaan adalah langkah pertama DPR menghukum pejabat pemerintahan Trump karena menentang permintaan pengadilan kongres. Langkah ini semakin mempertajam ketegangan antara Demokrat dan Gedung Putih.

Baca: 5 Hal Seputar Hasil Penyelidikan Mueller

Nadler menetapkan pemungutan suara Komite Kehakiman hari Rabu setelah Barr tidak menyetujui ultimatum batas waktu yang diberikan DPR pada Senin pukul 9 pagi waktu setempat, untuk mematuhi panggilan pengadilan untuk laporan khusus Robert Mueller, laporan lengkap investigasi Robert Mueller dan bukti investigasi kepada Kongres.

Departemen Kehakiman pekan lalu mengatakan dalam suratnya bahwa panggilan pengadilan itu bukanlah permintaan yang "terlalu berat atau sangat memberatkan".

Advertising
Advertising

Inti dari perselisihan ini terletak pada materi juri dalam laporan Mueller, yang dikatakan Nadler Kongres berhak melihatnya tetapi Barr berpendapat dia tidak diizinkan secara hukum untuk melihatnya tanpa perintah pengadilan.

Robert Mueller. cnbc.com

Nadler pada hari Jumat mengirim Barr tawaran baru untuk mempersempit dan memprioritaskan ruang lingkup bukti, tetapi Nadler enggan melepas upayanya agar Barr memberikan materi dewan juri. Barr tetap memberi sinyal untuk tidak memberikannya.

Jika Komite Kehakiman memberikan suara pada hari Rabu untuk menahan Barr, masalah itu kemudian akan diambil alih oleh Dewan secara penuh.

Baca: Investigasi Mueller Tidak Temukan Bukti Kolusi Trump dan Rusia

Perwakilan Georgia, Doug Collins, Republikan terkemuka di Komite Kehakiman, mengatakan keputusan Nadler untuk memilih untuk menyatakan Barr melakukan penghinaan atas DPR adalah "tidak masuk akal dan tidak jujur."

"Mereka tahu Departemen Kehakiman bekerja untuk bernegosiasi bahkan ketika mereka mengejar tuduhan yang menghina, membuat langkah mereka hari ini tidak masuk akal dan tidak jujur," kata Collins. "Demokrat telah melancarkan perang proksi yang mengotori jaksa agung ketika kemarahan mereka sebenarnya terletak pada presiden dan penasihat khusus, yang tidak menemukan konspirasi atau penghalang penyelidikan."

Pasal penghinaan tidak memiliki banyak efek praktis. Sebelumnya, DPR yang dikuasai Republik menyatakan Jaksa Agung Eric Holder melakukan penghinaan ke DPR saat pemerintahan Barack Obama.

Baca: Robert Mueller Serahkan Hasil Investigasi Kolusi Trump - Rusia

Nadler juga menginginkan agar Mueller bersaksi di depan komite pada 15 Mei, meskipun tanggalnya belum dipastikan.

Jaksa Agung William Barr bersaksi kepada Senat pada minggu lalu bahwa dia tidak keberatan jika Mueller bersaksi, tetapi pada hari Minggu Presiden Donald Trump menulis di Twitter bahwa Mueller tidak boleh bersaksi.

Berita terkait

Anggota Dewan Minta Pemerintah Pertimbangkan Kenaikan Tarif KRL

9 jam lalu

Anggota Dewan Minta Pemerintah Pertimbangkan Kenaikan Tarif KRL

Anggota Komisi V DPR RI Suryadi Jaya Purnama mengatakan kenaikan tarif tidak boleh membebani mayoritas penumpang KRL

Baca Selengkapnya

Ketahui 3 Aturan Baru Tentang Kepala Desa Dalam UU Desa

2 hari lalu

Ketahui 3 Aturan Baru Tentang Kepala Desa Dalam UU Desa

Pemerintah akhirnya mengesahkan UU Desa terbaru yang telah diteken Jokowi dan diwacanakan perubahannya sejak Mei 2022. Apa saja aturan barunya?

Baca Selengkapnya

Permintaan Tambah Masa Jabatan Kepala Desa Dikabulkan, Kok Bisa?

2 hari lalu

Permintaan Tambah Masa Jabatan Kepala Desa Dikabulkan, Kok Bisa?

Permintaan para kepala desa agar masa jabatannya ditambah akhirnya dikabulkan pemerintah. Samakah hasilnya dengan UU Desa?

Baca Selengkapnya

DPR Agendakan Rapat Evaluasi Pemilu 2024 dengan KPU pada 15 Mei

2 hari lalu

DPR Agendakan Rapat Evaluasi Pemilu 2024 dengan KPU pada 15 Mei

KPU sebelumnya tidak menghadiri undangan rapat Komisi II DPR karena bertepatan dengan masa agenda sidang sengketa Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

3 hari lalu

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

Amnesty mendesak DPR dan pemerintah membuat peraturan ketat terhadap spyware yang sangat invasif dan dipakai untuk melanggar HAM

Baca Selengkapnya

KPK Temukan Dokumen dan Bukti Elektronik soal Proyek Pengadaan Rumah Dinas saat Geledah Kantor Setjen DPR

4 hari lalu

KPK Temukan Dokumen dan Bukti Elektronik soal Proyek Pengadaan Rumah Dinas saat Geledah Kantor Setjen DPR

KPK menemukan beberapa dokumen yang berhubungan dengan proyek dugaan korupsi pengadaan perlengkapan rumah dinas DPR dalam penggeledahan.

Baca Selengkapnya

Said Iqbal Yakin Partai Buruh Masuk Senayan pada Pemilu 2029

4 hari lalu

Said Iqbal Yakin Partai Buruh Masuk Senayan pada Pemilu 2029

Presiden Partai Buruh Said Iqbal menyakini partainya masuk ke Senayan pada pemilu 2029 mendatang.

Baca Selengkapnya

KPK Geledah Gedung Setjen DPR, Simak 5 Poin tentang Kasus Ini

5 hari lalu

KPK Geledah Gedung Setjen DPR, Simak 5 Poin tentang Kasus Ini

KPK melanjutkan penyelidikan kasus dugaan korupsi pengadaan sarana kelengkapan rumah jabatan anggota DPR RI tahun anggaran 2020

Baca Selengkapnya

Reaksi DPR Soal Arab Saudi Izinkan Pemegang Semua Jenis Visa Lakukan Umrah

5 hari lalu

Reaksi DPR Soal Arab Saudi Izinkan Pemegang Semua Jenis Visa Lakukan Umrah

DPR menyatakan kebijakan Arab Saudi bertolak belakang dengan Undang-Undang tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah.

Baca Selengkapnya

Ditolak Partai Gelora untuk Gabung Kubu Prabowo, PKS Tak Masalah Jadi Koalisi atau Oposisi

6 hari lalu

Ditolak Partai Gelora untuk Gabung Kubu Prabowo, PKS Tak Masalah Jadi Koalisi atau Oposisi

Partai Gelora menyebut PKS selalu menyerang Prabowo-Gibran selama kampanye Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya