Boeing Tahu Pesawat 737 MAX Bermasalah Sebelum Laka Lion Air
Reporter
Non Koresponden
Editor
Eka Yudha Saputra
Selasa, 7 Mei 2019 06:01 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Pernyataan mengejutkan terbaru dari Boeing mengindikasikan ternyata Boeing 737 MAX sudah bermasalah sebelum kecelakaan Lion Air pada Oktober 2018.
Meski Boeing menemukan ada masalah pada pesawat 737 MAX, pihaknya tidak melakukan apapun sebelum kecelakaan Lion Air.
Boeing sebelumnya mengakui bahwa sistem peringatan yang seharusnya menjadi fitur standar dalam armada tidak dapat dioperasikan di semua pesawat.
Namun pernyataan Boeing yang dirilis pada Ahad, dikutip dari CNN, 6 Mei 2019, menunjukkan rentang waktu berapa lama beberapa orang di perusahaan tersebut menyadari ada masalah sebelum akhirnya memutuskan untuk bertindak.
Baca: Boeing Akan Pasang Sofware Baru di Pesawat 737 MAX
Dalam pernyataannya hari Minggu, Boeing menyatakan bahwa masalah perangkat lunak tidak berdampak buruk terhadap keselamatan atau operasi pesawat.
Tidak diketahui apakah kurangnya fungsi sistem peringatan berperan dalam jatuhnya pesawat Lion Air dan Ethiopian Airlines, yang menewaskan 346 orang. Tetapi sistem peringatan bisa memberi tahu pilot bahwa sensor tidak berfungsi. Dalam kedua bencana tersebut, investigasi awal menunjukkan data yang salah dari sensor angle of attack (AOA) yang tidak berfungsi dan memicu aktivasi perangkat lunak anti-stall pesawat atau yang dikenal sebagai MCAS, yang berfungsi menurunkan sudut hidung pesawat saat pilot berusaha mendapatkan kendali.
Boeing mengatakan jajaran pejabat seniornya dan Administrasi Penerbangan Federal (FAA) tidak sadar tentang masalah ini sampai akhirnya Lion Air jatuh.
Baik FAA atau Boeing tidak bertindak atas temuan ini sampai kecelakaan Ethiopian Airlines pada Maret 2019. Pemerintahan Trump meng-ground semua 737 jet Max di seluruh dunia, menciptakan masalah keuangan dan logistik untuk tiga maskapai utama AS, sementara Boeing terus berupaya untuk memperbaiki masalah tersebut.
Sistem peringatan yang membatalkan fungsi AOA hanya berfungsi pada pesawat jika maskapai telah membeli fitur tambahan opsional, yang dikenal sebagai indikator AOA, kata Boeing.
Indikator AOA membuat pilot tahu jika salah satu sensor AOA tidak berfungsi, sedangkan sistem peringatan pembatalan menunjukkan jika sensor saling bertentangan.
Boeing berpendapat bahwa fungsi sistem peringatan itu tidak diperlukan untuk pengoperasian pesawat yang aman. Tetapi mantan insinyur Boeing dan analis penerbangan mengkritik desain perangkat lunak asli Boeing karena mengandalkan data dari sensor AOA tunggal, mengklaim bahwa perangkat tersebut rentan terhadap cacat.
Baca: Boeing Hentikan Pengiriman Pesanan Boeing 737 MAX
Boeing juga tidak melakukan uji terbang apa yang akan terjadi pada sistem MCAS jika sensor AOA tunggal gagal.
Pada tahun 2017, setelah pengiriman 737 MAX dimulai, insinyur Boeing mengidentifikasi bahwa perangkat lunak sistem tampilan 737 Max tidak memenuhi persyaratan sistem peringatan AOA.
Namun setelah ditinjau, para insinyur Boeing memutuskan untuk tidak segera memperbaiki masalah itu, dan menyimpulkan bahwa fungsi yang ada dapat diterima sampai sistem peringatan dan indikator dapat dihapus dalam pembaruan perangkat lunak sistem tampilan, yang rencananya dipasang di Boeing 737 MAX pada pembaruan berikutnya.