Donald Trump Typo Tulis Korban Teror di Sri Lanka 138 Juta Orang
Reporter
Non Koresponden
Editor
Eka Yudha Saputra
Senin, 22 April 2019 06:00 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Donald Trump typo saat menulis belasungkawa teror bom di Sri Lanka pada hari Minggu. Dalam kicauannya, Trump menyebut 138 juta orang tewas dalam serangan teror.
"Belasungkawa tulus dari orang-orang Amerika Serikat kepada orang-orang Sri Lanka atas serangan teroris yang mengerikan di gereja-gereja dan hotel-hotel yang telah menewaskan sedikitnya 138 juta orang dan melukai parah 600 lainnya. Kami siap membantu!" kicau Trump pada Minggu pagi, seperti dikutip dari Washington Examiner, 21 April 2019.
Baca: Total Ada 8 Ledakan Bom di Sri Lanka dalam Sehari
Donald Trump lalu menghapus tweet-nya 20 menit kemudian, dan menggantinya dengan angka yang benar.
This embarrassing error was up for 20 minutes before being deleted. pic.twitter.com/pXSwRG6Qbp
— Brian Stelter (@brianstelter) April 21, 2019
"138 orang telah terbunuh di Sri Lanka, dengan lebih dari 600 orang terluka parah, dalam serangan teroris terhadap gereja dan hotel. Amerika Serikat menyampaikan belasungkawa yang tulus kepada orang-orang hebat di Sri Lanka. Kami siap membantu," katanya dalam tweet lanjutan.
Trump telah membuat kesalahan di Twitter di masa lalu - mungkin yang paling terkenal adalah "covfefe", tetapi kicauan yang satu ini menyebut sekitar 2,2 persen populasi dunia telah terbunuh dan para pengkritiknya cepat menyerang.
"Anda benar-benar kacau," tweet Adam Parkhomenko, mantan direktur lapangan Komite Nasional Demokrat.
"Serangan di Sri Lanka mengerikan. Tetapi 138 juta orang tidak mati. Itu seperti situasi bencana nuklir," kata wartawan Emily Singer.
Delapan bom meledak di gereja-gereja dan hotel-hotel di sekitar Sri Lanka, menewaskan 207 orang dan ratusan terluka pada Minggu Paskah.
Baca: Kepala Polisi Sri Lanka Sempat Peringatkan Teror Bom 10 Hari Lalu
Para pejabat Sri Lanka menyebut ledakan itu sebagai serangan teroris dan menyalahkan para ekstremis agama, namun hingga kini belum ada kelompok yang mengklaim bertanggung jawab atas serangan itu.