Pilot Perempuan dari UEA Mencalonkan Diri Jadi Ketua ICAO
Reporter
Non Koresponden
Editor
Suci Sekarwati
Kamis, 4 April 2019 13:07 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Pilot perempuan dari Uni Emirat Arab bernama Aysha al Hamilim mencalonkan diri menjadi Ketua Organisasi Penerbangan Sipil Internasional atau ICAO. Hamilim meyakinkan dia mampu memainkan sebuah peran untuk menjembatani sengketa wilayah udara antara Qatar dan negara-negara teluk.
“Saya akan mencoba memainkan peran sebagai pihak yang menjembatani dan saya harap sengketa ini akan berakhir dalam waktu dekat,” kata Hamilim.
Baca: Akademi Perhubungan Udara Arab Saudi Cetak Pilot Perempuan
Masalah sengketa udara antara Qatar dan negara-negara Teluk mengemuka dalam pemilihan ketua ICAO 2019. Permasalah ini bermula ketika pada 2017, Uni Emirat Arab, Bahrain, Arab Saudi dan Mesir memtuskan hubungan bilateral dengan Qatar di bidang politik, ekonomi dan transportasi. Tindakan ini dilakukan karena negara-negara itu menuding Qatar mendukung terosime, namun tuduhan itu disangkal oleh Qatar.
Dikutip dari reuters.com, Kamis, 4 April 2019, pada tahun lalu ICAO sudah mencoba memfasilitasi perundingan antara Qatar dengan negara-negara tetangganya untuk meredakan ketegangan. Sengketa ini sekarang ditangani oleh pengadilan criminal interansional.
Baca: Arab Saudi Terbitkan Surat Izin Bawa Pesawat bagi Pilot Perempuan
ICAO berkantor pusat di Montreal, Kanada, yang beranggotakan 192 negara. Organisasi penerbangan dibawah payung PBB ini sayangnya tidak bisa menerapkan aturan yang mengikat kepada suatu negara, kecuali mendapatkan persetujuan dari seluruh anggota terkati keselamatan dan standar keamanan.
Hamilim adalah kandidat perempuan pertama yang mencalonkan diri duduk di kursi orang nomor satu ICAO. Dia akan berhadapan dengan Salvatore Sciacchitano, Kepala Delegasi Italia untuk ICAO. Proses pemilihan akan berlangsung dari 24 September sampai 4 Oktober 2019.