Kisah Balita di Selandia Baru, Lumpuh Setelah Tersedak Apel

Rabu, 3 April 2019 06:00 WIB

Neihana Renata tak lagi ceria dan berceloteh. Bocah laki-laki asal Selandia Baru itu mengalami kelumpuhan akibat tersedak sepotong apel. Sumber: Child forum/mirror.co.uk

TEMPO.CO, Jakarta - Balita berusia 3 tahun bernama Neihana Renata tak lagi ceria dan berceloteh. Bocah laki-laki asal Selandia Baru itu mengalami kelumpuhan setelah tersedak sepotong apel.

Dikutip dari mirror.co.uk, Selasa, 2 April 2019, ketika Renata berusia 22 bulan atau persisnya pada Mei 2016 keceriaan Renata hilang. Saat itu, terjadi insiden yang tak diduga berakibat fatal pada kesehatan dan hidupnya.

Apel mentah yang dikupas dan diiris, disajikan di sebuah dapur di pusat penitipan anak, tempat Renata dititipkan oleh ibunya yang bekerja. Apel yang sudah dipotong-potong itu diberikan ke semua anak di tempat penitipan itu.

Seorang guru melihat Renata tersedak, dia lalu mencoba menepuk-nepuk bagian dada Renata dan guru lain berusaha mengeluarkan potongan apel dari tenggorokannya. Diketahui pula seorang staf lain mencoba menepuk-nepuk bagian punggung balita tersebut. Namun seluruh upaya itu tidak berhasil dan tak lama kemudian Renata tidak sadarkan diri dan warga kulitnya mulai berubah.

Merasa nyawa Renata terancam, staf di pusat penitipan anak itu memutuskan memanggil ambulance. Renata dirawat di ruang perawatan intensif atau ICU selama dua bulan. Dia di diagnosa mengalami cerebral palsy dan hipoksia otak atau semacam kerusakan otak karena kurangnya oksigen yang dikirim ke otak.

Advertising
Advertising

Baca: Tips Parenting, Mengurangi Dampak Kebiasaan Menonton pada Balita

Neihana Renata tak lagi ceria dan berceloteh. Bocah laki-laki asal Selandia Baru itu mengalami kelumpuhan akibat tersedak sepotong apel. Sumber: Child forum/mirror.co.uk

Baca: Anak Sering Ajukan Pertanyaan Kritis tentang Tuhan, Ini Jawabnya

Sarah Alexander, dokter dari Jaringan Forum Pendidikan Nasional Anak Usia Dini, mengatakan Renata awalnya memang seorang balita yang aktif dan perkembangannya normal. Namun seperti anak pada usianya, dia belum memiliki susunan gigi yang lengkap, termasuk graham untuk mengunyah makanan.

"Kelumpuhan pada Renata saat ini membuat dia tak bisa melakukan apa yang bisa dilakukan anak-anak seusia dia seperti bernyanyi, menggambar, memanjat pohon atau bahkan minum dari cangkir," kata Alexander.

Kondisi Renata yang berubah 180 derajat menjadi pukulan bagi ibunya. Nama ibu Renata tidak dipublikasi. Dia telah berhenti bekerja agar bisa merawat Renata sepenuhnya, apalagi putranya semakin rentan terkena infeksi paru-paru.

Dia menggambarkan, sebelum mengalami kelumpuhan Renata anak yang murah senyum, aktif dan sangat dicintai. Balita yang dulu suka berlari, menari dan bermain di luar rumah, sekarang menghabiskan hari-harinya di kursi roda.

Berita terkait

Teknik Kuno Menyimpan Apel agar Tahan Lama, dari Pasir sampai Serbuk Gergaji

5 hari lalu

Teknik Kuno Menyimpan Apel agar Tahan Lama, dari Pasir sampai Serbuk Gergaji

Untuk mencegah apel cepat busuk perlu teknik penyimpanan yang tepat, sederhana, tapi efektif. Berikut cara menyimpan apel gaya lama tapi efektif.

Baca Selengkapnya

Pasangan Lansia di Selandia Baru Tewas Diseruduk Domba

14 hari lalu

Pasangan Lansia di Selandia Baru Tewas Diseruduk Domba

Pasangan suami istri lanjut usia di Selandia Baru tewas setelah diseruduk domba jantan di sebuah peternakan. Oleh polisi, domba itu ditembak mati.

Baca Selengkapnya

Usai Santap Menu Lebaran Normalkan Kolesterol dengan 5 Buah-buahan Ini, Termasuk Alpukat dan Nanas

14 hari lalu

Usai Santap Menu Lebaran Normalkan Kolesterol dengan 5 Buah-buahan Ini, Termasuk Alpukat dan Nanas

Beberapa buah dapat menurunkan kadar kolesterol. Saatnya mengonsumsi alpukat, buah beri hingga nanas untuk luruhkan kolesterol jahat.

Baca Selengkapnya

Selandia Baru Memperketat Penerbitan Visa, Angka Migrasi Capai Rekor

25 hari lalu

Selandia Baru Memperketat Penerbitan Visa, Angka Migrasi Capai Rekor

Selandia Baru akan memperketat penerbitan visa untuk membendung laju migrasi yang tinggi.

Baca Selengkapnya

Cegah Penularan Flu Singapura, Hindari Cium dan Pegang Balita Saat Silaturahmi Keluarga

26 hari lalu

Cegah Penularan Flu Singapura, Hindari Cium dan Pegang Balita Saat Silaturahmi Keluarga

Orang dewasa harus menghindari mencium balita ketika berkumpul bersama keluarga di momen Lebaran demi mencegah anak tertular flu singapura.

Baca Selengkapnya

Bawa Balita saat Mudik? Perhatian Tips Ini Demi Kesehatannya

27 hari lalu

Bawa Balita saat Mudik? Perhatian Tips Ini Demi Kesehatannya

Pakar kesehatan mengingatkan orang tua untuk memperhatikan daya tahan tubuh balita saat mudik mengingat kondisi cuaca yang sedang tak baik.

Baca Selengkapnya

Apakah Jus Apel Baik buat Kesehatan? Pakar Diet Beri Jawaban

32 hari lalu

Apakah Jus Apel Baik buat Kesehatan? Pakar Diet Beri Jawaban

Manfaat meminum jus apel tentu tak sesehat memakan buahnya, apalagi jus dalam kemasan. Berikut pendapat pakar diet.

Baca Selengkapnya

TNI Sebut Selandia Baru Serahkan Pembebasan Pilot Susi Air ke Pemerintah

38 hari lalu

TNI Sebut Selandia Baru Serahkan Pembebasan Pilot Susi Air ke Pemerintah

Pemerintah Selandia Baru mengakui kedaulatan Indonesia di Papua. Mereka meminta KKB pimpinan Egianus Kogoya segera melepaskan Philip.

Baca Selengkapnya

9 Negara Teraman untuk Solo Traveling Perempuan dari Srilanka hingga Selandia Baru

42 hari lalu

9 Negara Teraman untuk Solo Traveling Perempuan dari Srilanka hingga Selandia Baru

Beberapa negara dikenal relatif aman dan mudah dijelajahi bagi perempuan yang mencari petualangan dengan solo traveling

Baca Selengkapnya

Pemprov Sumut Anggarkan Rp 370 Miliar untuk Turunkan Stunting

43 hari lalu

Pemprov Sumut Anggarkan Rp 370 Miliar untuk Turunkan Stunting

Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Sumut) anggarkan Rp 370 miliar untuk turunkan stunting.

Baca Selengkapnya