Parlemen Inggris Tawarkan 3 Amandemen untuk Brexit, Apa Saja?

Selasa, 26 Maret 2019 08:36 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Pada Senin waktu setempat, anggota parlemen Inggris akan menggelar pemungutan suara untuk memecah kebuntuan Brexit.

Inggris akan meninggalkan Uni Eropa pada 29 Maret, tetapi setelah propsal kesepakatan Perdana Menteri Theresa May dengan Brussels ditolak dua kali oleh parlemen, dia setuju penundaan Brexit dalam pembicaraan dengan Uni Eropa pada hari Kamis.

Brexit diundur sampai 22 Mei. Jika Theresa May gagal merebut suara atas proposalnya, Inggris akan memiliki waktu hingga 12 April untuk menawarkan rencana baru atau memutuskan untuk meninggalkan Uni Eropa tanpa perjanjian.

Baca: Ratusan Ribu Orang Turun ke Jalan Menolak Brexit

Dikutip dari Reuters, 26 Maret 2019, pada pemungutan suara hari Senin, anggota parlemen akan memperdebatkan mosi pemerintah yang mengatakan bahwa parlemen telah mempertimbangkan sebuah pernyataan yang dibuat pada 15 Maret yang menetapkan langkah pemerintah selanjutnya mengenai Brexit, termasuk rencananya untuk mencari penundaan.

Advertising
Advertising

Pernyataan 15 Maret juga mencatat pemerintah percaya jalan terbaik bagi Inggris untuk meninggalkan UE dengan suatu kesepakatan, dan parlemen telah menolak bercerai dengan Uni Eropa tanpa kesepakatan.

Ketua parlemen John Bercow mengatakan, dia memiliki tiga opsi amandemen untuk dipilih dalam pemungutan suara.

Amandemen tidak mengikat secara hukum pada pemerintah tetapi dapat memberikan tekanan politik pada pemerintah untuk mengubah arah. Setiap amandemen membutuhkan 15 menit untuk dipilih dan hasilnya dibacakan di parlemen. Berikut tiga amandemen yang akan dipilih.

1. AMANDEMEN D

Amandemen D telah dikemukakan oleh pemimpin oposisi Partai Buruh Jeremy Corbyn dan menyerukan kepada pemerintah untuk memberikan waktu bagi anggota parlemen untuk menemukan mayoritas dengan pendekatan berbeda, termasuk mengadakan referendum Brexit kedua atau membentuk serikat pabean dengan Uni Eropa.

2. AMANDEMEN A

Amandemen ini telah diusulkan oleh kelompok lintas anggota parlemen, dipimpin oleh Oliver Letwin, anggota Partai Konservatif Theresa May. Amandemen telah ditandatangani oleh lebih dari 120 anggota parlemen.

Amandemen ini berusaha untuk mengubah aturan parlemen pada tanggal 27 Maret untuk memberikan waktu bagi anggota parlemen berdebat dan memilih cara-cara alternatif untuk Brexit, proses yang sering disebut sebagai "suara indikatif".

Hasil dari pemungutan suara indikatif semacam ini tidak akan mengikat pemerintah, tetapi akan menunjukkan mayoritas untuk alternatif Brexit, dan secara politis sulit diabaikan oleh May.

May mengimbau kepada anggota parlemen Konservatif-nya untuk menentang amandemen ini.May yakin amandemen ini akan memberikan preseden buruk terhadap partainya. Partai Buruh mengatakan akan mendukung amandemen ini.

Baca: Theresa May Salahkan Parlemen Inggris Atas Kebuntuan Brexit

3. AMANDEMEN F

Dikemukakan oleh anggota parlemen Partai Buruh Margaret Beckett dan didukung oleh anggota parlemen dari pihak lain.

Amandemen ini menyatakan bahwa jika Inggris dalam tujuh hari akan meninggalkan Uni Eropa tanpa kesepakatan, pemerintah harus bertanya kepada parlemen apakah akan menyetujui keluarnya kesepakatan atau menunda Brexit agar parlemen bisa berdiskusi.

Berita terkait

Irlandia Kewalahan Hadapi Naiknya Jumlah Imigran

13 jam lalu

Irlandia Kewalahan Hadapi Naiknya Jumlah Imigran

Dampak dari diloloskannya RUU Safety of Rwanda telah membuat Irlandia kebanjiran imigran yang ingin meminta suaka.

Baca Selengkapnya

Eks Diplomat Inggris: AS Panik Drone Rusia Hancurkan Tank Abrams Ukraina

1 hari lalu

Eks Diplomat Inggris: AS Panik Drone Rusia Hancurkan Tank Abrams Ukraina

Percepatan bantuan militer senilai US$6 miliar ke Ukraina mencerminkan kepanikan yang dirasakan oleh pemerintahan Joe Biden dan Kongres AS

Baca Selengkapnya

Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

1 hari lalu

Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

Raja Charles III sudah mendapat izin dari tim dokter untuk kembali bertugas setelah menjalani pengobatan kanker.

Baca Selengkapnya

Inggris Kucurkan Rp505 M untuk Program Integrasi Ekonomi ASEAN

3 hari lalu

Inggris Kucurkan Rp505 M untuk Program Integrasi Ekonomi ASEAN

Inggris dan ASEAN bekerja sama dalam program baru yang bertujuan untuk mendorong integrasi ekonomi antara negara-negara ASEAN.

Baca Selengkapnya

Mengintip The Black Dog, Pub yang Disebut Taylor Swift dalam Album Barunya

5 hari lalu

Mengintip The Black Dog, Pub yang Disebut Taylor Swift dalam Album Barunya

The Black Dog, pub di London mendadak ramai dikunjungi Swifties, setelah Taylor Swift merilis album barunya

Baca Selengkapnya

Ivan Gunawan Siap Resmikan Masjidnya di Uganda, Berikut Profil Negara di Afrika Timur Ini

8 hari lalu

Ivan Gunawan Siap Resmikan Masjidnya di Uganda, Berikut Profil Negara di Afrika Timur Ini

Ivan Gunawan berencana berangkat ke Uganda hari ini untuk meresmikan masjid yang dibangunnya. Ini profil Uganda, negara di Afrika Timur.

Baca Selengkapnya

112 Tahun Kapal Titanic Karam, Berikut Spesifikasinya dan Penyebab Tenggelam

10 hari lalu

112 Tahun Kapal Titanic Karam, Berikut Spesifikasinya dan Penyebab Tenggelam

Pada 15 April 1912, RMS Titanic karam di Atlantik Utara menabrak gunung es saat pelayaran dari Southampton di Inggris ke New York City

Baca Selengkapnya

Menlu Inggris: Israel Putuskan Balas Serangan Iran

11 hari lalu

Menlu Inggris: Israel Putuskan Balas Serangan Iran

Menteri Luar Negeri Inggris mengatakan Israel "jelas" telah memutuskan untuk membalas serangan rudal dan drone Iran.

Baca Selengkapnya

Mengingat Pembantaian Amritsar di India pada 1919, Tewaskan Ratusan Orang dan Ribuan Lainnya Terluka

14 hari lalu

Mengingat Pembantaian Amritsar di India pada 1919, Tewaskan Ratusan Orang dan Ribuan Lainnya Terluka

Pada 13 April 1919 terjadi pembantaian di Amritsar di Punjab, India. Berikut kilas balik peristiwa berdarah itu.

Baca Selengkapnya

Kurangi Usia Minimum Pengguna di Inggris dan Eropa, WhatsApp Dikecam

14 hari lalu

Kurangi Usia Minimum Pengguna di Inggris dan Eropa, WhatsApp Dikecam

Dengan langkah ini, WhatsApp telah membuat marah banyak orang.

Baca Selengkapnya