Kesaksian Imam Salat Jumat Saat Penembakan di Christchurch
Reporter
Non Koresponden
Editor
Eka Yudha Saputra
Senin, 18 Maret 2019 05:00 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Untuk pertama kalinya, imam salat Jumat di Masjid Linwood dan Al Noor, menceritakan detik-detik penembakan di Christchurch, Selandia Baru.
Imam Masjid Linwood Avenue tertangkap kamera mengenakan pakaian putih bersimbah darah.
Imam Alabi Lateef Zirullah buka suara untuk pertama kalinya sejak enam orang tewas di dalam masjid pada Jumat kemarin.
Baca: Detik-detik Penembakan Masjid di Selandia Baru
Saat itu para jamaah hendak sujud ketika salat Jumat rakaat kedua ketika sang imam berteriak pelaku mendekat.
"Dia menyelamatkan banyak nyawa," kata seorang jamaah yang selamat, seperti dikutip dari Daily Mail, 17 Maret 2019.
"Mungkin akan lebih banyak korban jiwa jika kami sujud," tambahnya.
Imam Alabi mengatakan dia di dalam masjid ketika Brenton Tarrant menembaki jamaah di luar masjid.
"Ketika saya melihat jamaah itu tewas ditembak saya memberitahu yang lain, 'Ayo menunduk! menunduk! Seseorang menembak saudara kita di luar masjid'," kata Imam Alabi.
Namun Alabi mengatakan banyak dari mereka tidak cukup cepat menangkap peringatannya sampai seorang jamaah tertembak di bagian kepala melalui jendela.
"Dia (pelaku) melihatnya berdiri dan menembaknya dari jendela. Ketika kaca pecah dan jamaah itu jatuh, semuanya sadar dan menunduk," katanya.
Imam Alabi kemudian keluar masjid bersama jamaah lain bernama Abdul Aziz, yang mengambil mesin kartu kredit dan melemparkannya ke arah pelaku, yang sedang menuju ke mobil mengambil senapan lain.
Teroris menembak ke arah Abdul Aziz, namun dia berhasil menghindar ke mobil yang terparkir.
Aziz mengambil salah satu shotgun di tanah dan mencoba menembaknya tapi ternyata pelurunya habis. Dia lalu melempar senapan itu ke mobil pelaku hingga kacanya pecah.
Baca: Aksi Heroik Jamaah Hadang Pelaku Penembakan di Christchurch
Pelaku yang terkejut menyumpahi Aziz dan mengancam membunuh setiap orang sebelum kabur dengan mobilnya.
Ketika Abdul Aziz mengalihkan perhatian teroris di luar masjid, Imam Alabi mengamankan pintu. Dia menelepon 111 dan mulai merawat jamaah yang terluka.
Kesaksian Imam Masjid Al Noor
<!--more-->
Imam Masjid Al Noor, Gamal Fouda, mengatakan teroris masuk ke masjid lima menit setelah salat Jumat dimulai.
Dia mendengar teriakan dari luar dan berpikir itu suara anak-anak yang bermain, sebelum seseorang teriak ada penembakan.
Salah seorang jamaah membunyikan alarm dan memecahkan kaca diikuti oleh 200 jamaah lain.
Imam Fouda mengatakan ini salah satu alasan kenapa banyak yang selamat dan kabur melalui lubang kaca.
"Ini alasan kenapa lebih sedikit jamaah yang tewas dari sisi kanan gedung," katanya.
Imam Fouda mengatakan pelaku menembak membabi buta ke arah asal suara yang dia dengar. Bahkan saking banyaknya tembakan, asap dari senapan sangat tebal sehingga menyulitkan untuk bernafas bagi yang bersembunyi.
Baca: Aksi Polisi Lumpuhkan Pelaku Penembakan Masjid di Selandia Baru
Serangan teror menyebabkan 41 jamaah di Masjid Al Noor meninggal sebelum pelaku melanjutkan aksi teror ke Masjid Linwood Avenue, di mana ia membunuh tujuh korban lainnya. Dua jamaah Al Noor lain kemudian meninggal di rumah sakit.
Sejauh ini, total 50 orang meninggal dalam penembakan di Christchurch, Selandia Baru, termasuk seorang WNI.