Mahathir Peringatkan Filipina Jangan Terjerat Jebakan Utang Cina

Jumat, 8 Maret 2019 14:33 WIB

Presiden Filipina Rodrigo Duterte dan PM Malaysia Mahathir Mohamad bersalaman. REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad memperingatkan Filipina agar tidak jatuh dalam jebakan utang Cina.

"Jika anda meminjam uang dalam jumlah kepada dari Cina dan anda tidak sanggup melunasinya, ketika orang itu sebagai peminjam, maka ia berada di bawah kendali pemberi pinjaman. Jadi, kita harus sangat berhati-hati tentang itu," kata Mahathir kepada wartawan dalam kunjungan kerja 2 hari di Filipina, seperti dilansir dari Straits Times, Jumat, 8 Maret 2019.

Menurut Mahathir, Filipina harus mengatur atau membatasi pengaruh Cina.


Baca: Wawancara Mahathir Mohamad: Utang kepada Cina Terlalu Besar

Advertising
Advertising

Mahathir sebelumnya telah bersumpah untuk merenegosiasi atau bahkan membatalkan kesepakatan infrastruktur yang tidak adil dengan Cina semasa Najib Razak sebagai perdana menteri Najib Razak.

Sri Lanak juga mengalami jebakan utang Cina saat gagal membayar utangnya dengan menguasai 2 pelabuhan terbesar negara itu.

Presiden Rodrigo Duterte telah meminta beberapa investor Cina membantu pendanaan sebesar US$ 108 miliar untuk progam pembangunan jalan bebas hambatan, rel kereta bandara, dan jembatan untuk 10 tahun ke depan.

Baca: Mahathir: Perlu Bukti Selidiki Dugaan Keterlibatan Cina di 1MDB


Menteri Keuangan Filipina Carlos Domingues menepis peringatan Mahathir dengan mengatakan hal seperti itu tidak akan terjadi di Filipina.

Dominguez beralasan, besaran pinjaman Filipina terhadap Cina hanya 4.5 persen dari total utang hingga Duterte mundur sebagai presiden pada tahun 2022.

Selain memperingatkan soal jebakan pinjaman Cina, Mahathir juga mengingatkan Filipina untuk tidak membiarkan masuknya pekerja migran Cina dalam jumlah besar karena akan menganggu kesetaraan di bidang politik.


Baca: Mahathir Kritik Pemerintahan Najib Ingin Jual Malaysia ke Cina


"Selama mereka bukan menjadi penduduk tetap, ini tidak akan membahayakan Filipina. Namun jika jumlah orang asing sangat besar datang untuk tinggal dan menetap di satu negara atau bahkan mempengaruhi perekonomian, maka anda harus memikirkan kembali, apakah ini baik atau buru atau pembatasan yang harus kami lakukan pada mereka," kata Mahathir.

Saat ini sedikitnya 200 ribu warga Cina berada di Manila sejak Duterte memenangkan pemilihan pada 2016. Kebanyakan mereka sebagai tenaga kerja di perusahaan-perusahaan gaming online untuk melayani para pemain yang juga warga Cina.

Berita terkait

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

4 jam lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya

Perkuat Timnas Filipina, Pelatih Tom Saintfiet Mulai Cari Pemain Keturunan di Eropa

6 jam lalu

Perkuat Timnas Filipina, Pelatih Tom Saintfiet Mulai Cari Pemain Keturunan di Eropa

Pelatih Timnas Filipina, Tom Saintfiet, berburu amunisi tambahan untuk menghadapi dua laga pamungkas Kualifikasi Piala Dunia 2026.

Baca Selengkapnya

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

8 jam lalu

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

Keputusan mendirikan pabrik kendaraan listrik di Subang Smartpolitan menunjukkan komitmen BYD dalam mendukung mobilitas berkelanjutan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

8 jam lalu

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

Korban tewas akibat amblesnya jalan raya di Cina selatan telah meningkat menjadi 48 orang

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

9 jam lalu

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

Tim bulu tangkis putri Cina dan Jepang melenggang mulus ke semifinal Uber Cup atau Piala Uber 2024.

Baca Selengkapnya

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

1 hari lalu

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

Manila menuduh penjaga pantai Cina telah memancing naiknya ketegangan di Laut Cina Selatan setelah dua kapalnya rusak ditembak meriam air

Baca Selengkapnya

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

1 hari lalu

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

Jajak pendapat yang dilakukan Reuters/Ipsos mengungkap 58 persen responden percaya Beijing menggunakan TikTok untuk mempengaruhi opini warga Amerika.

Baca Selengkapnya

EHang Lebih Dekat Lagi ke Operasional Taksi Terbang Komersial di Cina

1 hari lalu

EHang Lebih Dekat Lagi ke Operasional Taksi Terbang Komersial di Cina

EHang raih sertifikat produksi untuk bakal taksi terbang EH216-S. Yang pertama di industri eVTOL dunia.

Baca Selengkapnya

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

1 hari lalu

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

Asia alamai dampak krisis perubahan iklim. Beberapa negara dilanda cuaca panas ekstrem. Ada yang mencapai 48,2 derajat celcius.

Baca Selengkapnya

Marak WNI Jadi Korban Penipuan Berkedok Pengantin di Cina, KBRI Ungkap Modusnya

2 hari lalu

Marak WNI Jadi Korban Penipuan Berkedok Pengantin di Cina, KBRI Ungkap Modusnya

Banyak WNI yang diiming-imingi menjadi pengantin di Cina dengan mas kawin puluhan juta. Tak semuanya beruntung.

Baca Selengkapnya