Cerita Pengungsi ISIS, dari Korupsi Hingga Kerja Tanpa Gaji

Kamis, 7 Maret 2019 17:00 WIB

Perempuan dan anak-anak yang mengungsi dari pertempuran terakhir melawan ISIS, berjalan di dekat desa Baghouz di provinsi Deir Az Zor.[REUTERS]

TEMPO.CO, Jakarta - Hampir setiap hari, ratusan pria dan perempuan mengungsi dari Baghouz, wilayah terakhir ISIS.

Mereka yang mengungsi terlihat trauma. Beberapa berjalan menggunakan tongkat penyangga, ambulan, atau kursi roda. Anak-anak dan bayi menangis kelaparan meminta makanan.

Para ibu menggendong bayi di lengan, dan menjinjing tas ransel atau karung plastik dengan beberapa barang di lengan lain. Beberapa dari mereka telah kehilangan anak atau suami. Beberapa membawa kantong koin tembaga dan perak yang diciptakan ISIS, yang menurut mereka dapat digunakan sebagai mata uang kekhalifahan.

Baca: Bertempur Mati-matian, Anggota Fanatik ISIS Semakin Brutal

Kini di luar Baghouz, mereka berbaris untuk diperiksa oleh musuh ISIS, pasukan SDF, di area penerimaan di padang pasir, dengan debu menutupi pakaian mereka. Para pria berbaris secara terpisah untuk diperiksa oleh para pejuang SDF yang mengumpulkan data biometrik mereka, menurut laporan ABC News, 7 Maret 2019.

Advertising
Advertising

Um Abdulrahman (nama samaran), seorang ibu berusia 27 tahun mengatakan, dia mencoba selama empat hari untuk mengungsi sebelum akhirnya mendapat tempat di truk. Bayinya tewas dan dirinya sendiri terluka parah akibat serangan mortir sepekan lalu. Suaminya adalah petugas pembersih masjid dan takut untuk pergi.

"Dia sangat takut kalau mereka akan membunuhnya," kata Um Abdulrahman.

Namun, akhirnya mereka berdua berhasil keluar Baghouz dan suaminya diperiksa oleh SDF.

Pengungsi remaja berbaring di dalam truk di dekat desa Baghouz, Suriah, 1 Maret 2019.[REUTERS]

Pengungsi lain bernama Um Rayyan, 25 tahun, mengatakan dirinya masih mendukung ISIS namun dia kecewa karena semakin maraknya korupsi di kelompok ISIS.

"Ketika kami pertama kali tiba di wilayah ISIS, semuanya berlangsung tertib. Tidak ada perbedaan antara warga Irak, Suriah, atau warga asing," katanya. Namun di tahun terakhir, dia mengatakan pemerintahan ISIS dimonopoli oleh warga Irak dan mengambil semua pekerjaan.

Baca: Ribuan Militan ISIS Keluar dari Tempat Persembunyian Terakhir

"Menurut saya ini adalah alasan kenapa ISIS gagal...Tuhan melindungi kami (dari pasukan koalisi). Tapi ketika ada korupsi di dalam, Tuhan berhenti memberikan kami kemenangan," kata Rayyan, perempuan Prancis-Maroko, yang kini kehilangan separuh lengannya dan kakinya terluka karena ledakan.

Dia sangat sedih karena dominasi Irak, sementara warga asing kehilangan status mereka.

"Kami menjadi kelompok yang terpinggirkan," katanya."Kami hidup di bawah pengeboman selama empat tahun."

Sementara Aliya, warga Suriah berusia 27 tahun dari Aleppo, mengatakan suaminya mendapat gaji US$ 100 (Rp 1,4 juta) sebulan sekali mengajar di masjid, tapi seiring kondisi memburuk, militan ISIS memintanya mengajar tanpa bayaran. Ketika suaminya tewas bulan lalu, dia tidak masuk daftar subsidi bagi janda. Aliya terpaksa mengandalkan bantuan saudarinya untuk keperluan sehari-hari.

"Pada akhirnya, mereka hanya membagikan kurma kepada perempuan menyusui. Aku tidak mendapatkannya," kata Aliya.

Rana, ibu dua anak berusia 27 tahun, pergi ke Suriah dari Mesir setelah ISIS mendeklarasikan kekhalifahan pada 2014. Dia mengaku selama tinggal di Raqqa adalah waktu-waktu terbaik, dia bahkan bisa membeli emas untuk putri-putrinya dan kelompok ISIS memiliki banyak anggaran. Setelah kejatuhan Raqqa, dia dan keluarganya kabur bersama militan.

Baca: Militer Suriah Serang Anggota ISIS yang Kabur ke Gurun

Rana keluar dari Baghouz bersama dua putrinya, usia 5 dan 8 tahun, di gelombang terakhir sebelum SDF menyerang pada Jumat kemarin. Suaminya yang berusia 27 tahun, ingin bertempur terus. Ketika mengantre diperiksa SDF, dia membawa emas terakhir dari balik pakaiannya dengan hanya membawa beberapa barang dan kurma yang diberikan militan ISIS sebelum dievakuasi dari desa Baghouz, Suriah, di tepi Sungai Eufrat.

Berita terkait

8 Personel Militer Suriah Terluka dalam Serangan Israel di Damaskus

5 hari lalu

8 Personel Militer Suriah Terluka dalam Serangan Israel di Damaskus

Suriah mengatakan delapan personel militernya terluka akibat serangan Israel di sekitar ibu kota Damaskus.

Baca Selengkapnya

AS Akui Salah, Serangan Drone di Suriah Bukan Bunuh Pemimpin Al Qaeda Tapi Petani

5 hari lalu

AS Akui Salah, Serangan Drone di Suriah Bukan Bunuh Pemimpin Al Qaeda Tapi Petani

Amerika Serikat mengakui salah telah membunuh warga sipil saat menargetkan pemimpin Al Qaeda di Suriah dalam serangan drone.

Baca Selengkapnya

BNPB Salurkan Dana Bantuan Rp 2,25 Miliar untuk Penanganan Erupsi Gunung Ruang

5 hari lalu

BNPB Salurkan Dana Bantuan Rp 2,25 Miliar untuk Penanganan Erupsi Gunung Ruang

BNPB meminta semua kebutuhan dasar masyarakat terdampak erupsi Gunung Ruang dapat segera dipenuhi.

Baca Selengkapnya

Cerita Korban Gempa Garut Bertahan di Rumahnya yang Rawan Roboh

9 hari lalu

Cerita Korban Gempa Garut Bertahan di Rumahnya yang Rawan Roboh

Korban gempa Garut bertahan di rumah mereka yang rawan roboh karena tidak ada tempat pengungsian.

Baca Selengkapnya

Kapolda Papua Barat Minta Warga Distrik Aifat yang Mengungsi Kembali Pulang, Klaim Keamanan Kondusif

9 hari lalu

Kapolda Papua Barat Minta Warga Distrik Aifat yang Mengungsi Kembali Pulang, Klaim Keamanan Kondusif

Kapolda Papua Barat Irjen Johnny Eddizon Isir mengajak masyarakat Distrik Aifat, Maybrat, yang masih mengungsi kembali pulang

Baca Selengkapnya

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

12 hari lalu

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

Presiden terpilih Prabowo Subianto menerima telepon dari Menhan AS. Berikut jenjang karier dan profil Lloyd Austin.

Baca Selengkapnya

10 Negara Paling Tidak Aman di Dunia, Indonesia Termasuk?

15 hari lalu

10 Negara Paling Tidak Aman di Dunia, Indonesia Termasuk?

Ada 10 negara yang paling tidak aman di dunia dan tidak disarankan untuk berkunjung ke sana. Siapa saja?

Baca Selengkapnya

Pemimpin Tertinggi Iran untuk Pertama Kali Tanggapi Serangan ke Israel, Begini Katanya

17 hari lalu

Pemimpin Tertinggi Iran untuk Pertama Kali Tanggapi Serangan ke Israel, Begini Katanya

Pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei untuk pertama kalinya bereaksi terhadap serangan negaranya terhadap Israel awal bulan ini

Baca Selengkapnya

Serangan Iran ke Israel oleh Islamic Revolutionary Guard Corps Iran atau IRGC, Ini Pasukan Garda Revolusi Iran

20 hari lalu

Serangan Iran ke Israel oleh Islamic Revolutionary Guard Corps Iran atau IRGC, Ini Pasukan Garda Revolusi Iran

Konsulat Iran di Damaskus diserang Israel. Garda Revolusi Iran beri serangan balasan dengan tembakkan ratusan rudal ke Israel akhir pakan lalu.

Baca Selengkapnya

Profil Korban Jiwa Penusukan di Australia: Ibu Baru, Mahasiswi Cina hingga Pengungsi Ahmadiyah

23 hari lalu

Profil Korban Jiwa Penusukan di Australia: Ibu Baru, Mahasiswi Cina hingga Pengungsi Ahmadiyah

Warga Australia berduka atas kematian lima perempuan dan seorang pria penjaga keamanan pengungsi asal Pakistan.

Baca Selengkapnya