Diusulkan Dapat Penghargaan Nobel, PM Imran Khan Bilang ...

Reporter

Tempo.co

Editor

Budi Riza

Senin, 4 Maret 2019 15:16 WIB

Imran Khan memegang tasbihnya saat ia duduk di sebuah helikopter dalam perjalanan menuju kampanye menjelang pemilihan umum di Narowal 12 Juli 2018. REUTERS

TEMPO.CO, Islamabad – Perdana Menteri Pakistan, Imran Khan, mengatakan dirinya tidak layak menerima penghargaan Nobel Perdamaian atau Nobel Peace Price. Dia mengatakan ini menanggapi munculnya usulan di sosial media dan politikus terkait kebijakan politiknya untuk menurunkan ketegangan dengan India.

Baca:

“Orang yang layak menerima penghargaan ini adalah orang yang menyelesaikan sengketa Kashmir menurut keinginan rakyat Kashmir dan membuka jalan bagi perdamaian dan pembangunan di anak benua ini,” kata Khan seperti dilansir Aljazeera pada Senin, 4 Maret 2019 waktu setempat.

Menteri Informasi, Fawad Chaudhry, menyerahkan resolusi kepada Majelis Nasional Pakistan, yang berisi rekomendasi agar Khan diusulkan untuk mendapatkan penghargaan Nobel. Saat ini, ada sekitar 300 ribu orang yang telah menandatangani petisi online merekomendasikan agar Khan menerima penghargaan bergengsi itu.

Advertising
Advertising

Baca:

Khan baru saja memerintahkan pengembalian pilot India, yang pesawat jet tempurnya MIG-21 Bison tertembak jatuh jet tempur Pakistan. Dia menyebut ini sebagai gestur perdamaian dari Pakistan, saat melaporkan rencananya ke parlemen. Anggota Parlemen Pakistan menyetujui keputusan itu sambil menepuk meja parlemen bersama-sama.

Secara terpisah, Amerika Serikat, Cina dan Inggris meminta kedua negara pemilik senjata nuklir itu untuk mengendalikan diri dan menurunkan eskalasi ketegangan.

“May mendukung komitmen Khan untuk mengurangi ketegangan,” begitu pernyataan PM Inggris, Theresa May, seperti dilansir kantor PM. Dia juga mendesak agar Khan mengambil langkah tegas terhadap kelompok teroris yang bersembunyi di dalam wilayah Pakistan.

Baca:

“Pemimpin kedua negara perlu berdiskusi untuk menangani penyebab dari konflik ini,” begitu pernyataan dari kantor PM May.

Menyusul serangan bom bunuh diri pada 14 Februari 2019 terhadap paramilier India, yang menewaskan sekitar 40 tentara, seperti dilansir Reuters, Khan meminta India untuk memberikan informasi mengenai pelaku penyerangan, yang diklaim kelompok milisi Jaish-e-Mohammed.

Namun, pemerintahan PM India, Narendra Modi, sempat menampik permintaan informasi dan kerja sama investigasi bersama dengan alasan pelaku penyerangan sudah jelas. Belakangan, pemerintah India menyerahkan sejumlah dokumen berisi informasi mengenai kelompok JeM.

Berita terkait

7 Destinasi Wisata India Favorit Wisatawan Asing

7 jam lalu

7 Destinasi Wisata India Favorit Wisatawan Asing

Menariknya tidak hanya ibu kota India yang megah tapi juga beberapa daerah terpencil yang memikat hati wisatawan mancanegara

Baca Selengkapnya

Setahun Menjabat PM Skotlandia, Humza Yousaf Mengundurkan Diri, Ini Alasannya

9 jam lalu

Setahun Menjabat PM Skotlandia, Humza Yousaf Mengundurkan Diri, Ini Alasannya

PM Skotlandia Humza Yousaf dilantik saat usianya masih 37 tahun, setahun lalu. Tak sampai setahun ia mengundurkan diri. Apa alasannya?

Baca Selengkapnya

75 Tahun Hubungan Diplomatik, India dan Indonesia Adakan Pameran dan Seminar Industri Pertahanan

12 jam lalu

75 Tahun Hubungan Diplomatik, India dan Indonesia Adakan Pameran dan Seminar Industri Pertahanan

Pameran sekaligus seminar Industri Pertahanan ini dalam rangka peringatan 75 tahun hubungan diplomatik India-Indonesia.

Baca Selengkapnya

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

14 jam lalu

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

Perusahaan farmasi AstraZeneca digugat dalam gugatan class action atas klaim bahwa vaksin Covid-19 produksinya menyebabkan kematian dan cedera serius

Baca Selengkapnya

Ancaman Bom, Lebih dari 50 Sekolah di Ibu Kota India Dievakuasi

14 jam lalu

Ancaman Bom, Lebih dari 50 Sekolah di Ibu Kota India Dievakuasi

Puluhan sekolah di wilayah ibu kota negara India dievakuasi pada Rabu 1 Mei 2024 setelah menerima ancaman bom melalui email

Baca Selengkapnya

Berapa Jumlah Penduduk Bumi Saat Ini? Berikut Penjelasannya

2 hari lalu

Berapa Jumlah Penduduk Bumi Saat Ini? Berikut Penjelasannya

Berapa jumlah penduduk bumi saat ini? Hingga tahun 2024, penduduk bumi mencapai hampir 10 miliar. Berikut ini daftar negara dengan populasi terbanyak.

Baca Selengkapnya

Bukan di Arab, Ini Negara yang 100 Persen Penduduknya Muslim

2 hari lalu

Bukan di Arab, Ini Negara yang 100 Persen Penduduknya Muslim

Negara yang 100 persen penduduknya muslim ternyata bukan di Arab. Lokasinya ada sebelah selatan-barat daya India. Ini ulasannya.

Baca Selengkapnya

Temuan Fosil, Ular Raksasa Vasuki Indicus Saingi Ukuran Titanoboa

8 hari lalu

Temuan Fosil, Ular Raksasa Vasuki Indicus Saingi Ukuran Titanoboa

Para penelitinya memperkirakan kalau ular tersebut dahulunya memiliki panjang hingga 15 meter.

Baca Selengkapnya

5 Negara Laporkan PM Israel Benjamin Netanyahu ke ICC, Berikut Profil International Criminal Court

8 hari lalu

5 Negara Laporkan PM Israel Benjamin Netanyahu ke ICC, Berikut Profil International Criminal Court

Setidaknya 5 negara laporkan PM Israel Benjamin Netanyahu ke ICC. Negara mana saja? Sejauh mana kewenangan ICC bisa menanganinya?

Baca Selengkapnya

Diserang Israel, Presiden Iran Justru Kunjungi Pakistan Pekan Ini

9 hari lalu

Diserang Israel, Presiden Iran Justru Kunjungi Pakistan Pekan Ini

Presiden Iran Ebrahim Raisi akan melakukan kunjungan resmi ke Pakistan mulai pekan ini, meski negara itu baru saja diserang Israel pada Jumat lalu

Baca Selengkapnya