Trump: Korea Utara Bakal Punya Masa Depan Ekonomi Jika ...

Minggu, 3 Maret 2019 20:00 WIB

Seorang petugas kepolisian berjaga di dekat warga yang mengibarkan bendera Korea Utara dan Amerika Serikat saat melihat iring-iringan Kim Jong Un di Hanoi, Vietnam, 26 Februari 2019. Pejabat Vietnam mengatakan bahwa 3.000 jurnalis dari 40 negara bakal meliput KTT kedua antara Trump dan Kim Jong Un. REUTERS/Jorge Silva

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyebut Korea Utara tak punya masa depan ekonomi jika masih mempertahankan senjata nuklirnya. Pernyataan itu meluncur saat Pentagon mengkonfirmasi Amerika Serikat dan Korea Selatan menyetujui penghentian latihan militer gabungan musim semi.

"Korea Utara memiliki sebuah masa depan ekonomi luar biasa dan brilian jika mereka mau membuat kesepakatan, tetapi mereka tidak akan punya masa depan ekonomi jika mereka masih memiliki senjata nuklir. Saat ini hubungan kami dengan Korea Utara semakin menguat," kata Presiden Trump, seperti dikutip dari reuters.com, Minggu, 3 Maret 2019.

Baca: Ketika Donald Trump dan Kim Jong Un Batal Makan Siang di Vietnam

Terkait langkah memperbaiki hubungan dengan Korea Utara, Kepala sementara Pentagon, Patrick Shanahan, mengatakan pada Sabtu, 2 Maret 2019, pihaknya dan Korea Utara sudah sepakat untuk mengevaluasi program-program latihan militer bersama yang dilakukan kedua negara.

"Keputusan untuk menyesuaikan jadwal latihan militer bersama ini, jelas merefleksikan keinginan yang kuat dari Amerika Serikat dan Korea Selatan untuk meredakan ketegangan dan mendukung upaya diplomatik untuk mencapai denuklirisasi akhir di Semenanjung Korea lewat perilaku yang sepenuhnya terverifikasi," tulis Pentagon.

Advertising
Advertising

Baca: Korea Utara Kembali Uji Coba Senjata Baru

Sebelumnya Angkatan Bersenjata Korea Selatan telah menerbitkan pernyataan serupa yang mengkonfirmasikan rencana mengakhiri latihan militer gabungan musim semi ini. Lee Do-hoon, Utusan khusus Korea Selatan untuk perdamaian Semenanjung Korea dan urusan keamanan, akan bertolak ke Amerika Serikat pekan depan untuk mendiskusikan hal ini lebih lanjut.

Dalam keterangannya Pentagon mengatakan pihaknya dan Korea Selatan sudah setuju untuk membuat rancangan baru latihan Komando Pos dan merevisi program-program latihan. Latihan militer gabungan pada musim semi yang dikenal dengan sebutan Foal Eagle dan Key Resolve, akan dikurangi.

Kepala Staf Gabungan Korea Selatan, Park Han-Ki dan Komandan pasukan gabungan Amerika Serikat - Korea Selatan Robert B. Abrams dalam pernyataan bersama pada Minggu, 3 Maret 2019 mengatakan latihan militer gabungan Dong Maeng yang telah dimodifikasi akan dilakukan pada 4 Maret sampai 12 Maret 2019. Keduanya setuju militer profesional perlu melakukan latihan dan menjaga standar kesiapsiagaan. Latihan ini juga penting untung menjaga serta memperkuat hubungan kedua negara.

Berita terkait

Ini Agenda Masa Jabatan Kedua Trump, termasuk Deportasi Massal

3 hari lalu

Ini Agenda Masa Jabatan Kedua Trump, termasuk Deportasi Massal

Donald Trump meluncurkan agenda untuk masa jabatan keduanya jika terpilih, di antaranya mendeportasi jutaan migran dan perang dagang dengan Cina.

Baca Selengkapnya

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

5 hari lalu

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

Hakim yang mengawasi persidangan pidana uang tutup mulut Donald Trump mendenda mantan presiden Amerika Serikat itu sebesar US$9.000 atau karena Rp146

Baca Selengkapnya

Seorang Pria Bakar Diri di Luar Gedung Pengadilan Saat Trump Disidang

16 hari lalu

Seorang Pria Bakar Diri di Luar Gedung Pengadilan Saat Trump Disidang

Seorang pria membakar dirinya di luar gedung pengadilan New York tempat persidangan uang tutup mulut bersejarah Donald Trump.

Baca Selengkapnya

Trump Tolak Undangan Zelensky, Menilai Tak Pantas Kunjungi Ukraina

25 hari lalu

Trump Tolak Undangan Zelensky, Menilai Tak Pantas Kunjungi Ukraina

Bekas Presiden AS Donald Trump menolak undangan Presiden Volodymyr Zelensky untuk menyambangi Ukraina.

Baca Selengkapnya

Trump: Kehormatan bagi Saya Masuk Penjara karena Melanggar Perintah Pembungkaman

28 hari lalu

Trump: Kehormatan bagi Saya Masuk Penjara karena Melanggar Perintah Pembungkaman

Trump telah mengaku tidak bersalah atas 34 dakwaan pemalsuan catatan bisnis dan menyangkal pernah bertemu dengan Stormy Daniels.

Baca Selengkapnya

Berusia 75 Tahun, NATO Hadapi Sejumlah Ancaman, Termasuk Trump

32 hari lalu

Berusia 75 Tahun, NATO Hadapi Sejumlah Ancaman, Termasuk Trump

Sekjen NATO mendesak Amerika Serikat tetap bersatu dengan Eropa, meski seandainya Donald Trump kembali berkuasa di Gedung Putih

Baca Selengkapnya

Trump Dikabarkan Baru-baru Ini Berbicara dengan Mohammed bin Salman

32 hari lalu

Trump Dikabarkan Baru-baru Ini Berbicara dengan Mohammed bin Salman

Arab Saudi adalah tempat yang dikunjungi Trump setelah dilantik sebagai Presiden AS pada 2017.

Baca Selengkapnya

Saling Serang Calon Presiden AS: Joe Biden Ungkit Pemutih sebagai Obat, Donald Trump: Jika Tak Menang, Demokrasi Berakhir

37 hari lalu

Saling Serang Calon Presiden AS: Joe Biden Ungkit Pemutih sebagai Obat, Donald Trump: Jika Tak Menang, Demokrasi Berakhir

Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, menyindir Donald Trump, yang akan menjadi pesaingnya lagi dalam pemilihan presiden AS yang akan datang pada bulan November.

Baca Selengkapnya

Trump Minta Israel Akhiri Perang di Gaza, Ini Alasannya

41 hari lalu

Trump Minta Israel Akhiri Perang di Gaza, Ini Alasannya

Sebagai sekutu paling loyal, Donald Trump memperingatkan Israel untuk mengakhiri perangnya di Gaza.

Baca Selengkapnya

Blinken dan Biden Ucapkan Selamat kepada Prabowo, Apa Artinya untuk Hubungan Indonesia-AS?

46 hari lalu

Blinken dan Biden Ucapkan Selamat kepada Prabowo, Apa Artinya untuk Hubungan Indonesia-AS?

Diplomat top AS, Antony Blinken, baru mengucapkan selamat kepada Prabowo setelah hasil resmi KPU diumumkan.

Baca Selengkapnya