Bangladesh Tak Bisa Lagi Terima Pengungsi Rohingya

Jumat, 1 Maret 2019 20:51 WIB

Seorang pengungsi membawa poster saat melakukan aksi protes epatriasi atau pemulangan para pengungsi di kamp Unchiprang di Teknaf, Bangladesh, 15 November 2018. Para pengungsi Rohingya beralasan khawatir keselamatan jiwa raga mereka jika harus kembali ke Myanmar. REUTERS/Mohammad Ponir Hossain

TEMPO.CO, Jakarta - Bangladesh tidak bisa lagi menampung lebih banyak pengungsi etnis minoritas Rohingya dari Myanmar. Penolakan itu disampaikan langsung Bangladesh kepada Dewan Keamanan PBB, Kamis, 28 Februari 2019.

Sekarang ini diperkirakan ada lebih dari 700 ribu pengungsi etnis Rohingya yang berlindung di wilayah perbatasan Bangladesh - Myanmar. Mereka menghindari tindak kekerasan yang diduga dilakukan oleh militer Myanmar, dimana tindakan ini diduga untuk pembersihan etnis.

“Dengan sangat menyesal saya sampaikan kepada Dewan Keamanan bahwa kami tidak akan lagi dalam posisi mengakomodir lebih banyak pengungsi dari Myanmar,” kata Menteri Luar Negeri Myanmar, Shahidul Haque, seperti dikutip dari Reuters, Jumat, 1 Maret 2019.

Baca: Pemukiman Bagi Pengungsi Rohingya Siap Ditempati 2019

Seorang anak laki-laki Rohingya membelakangi tenda bantuan Arab Saudi di kamp di Sittwe, Myanmar. [AL JAZEERA]

Advertising
Advertising

Haque menuding Myanmar telah cidera janji dan munculnya sejumlah hambatan selama proses negosiasi pemulangan para pengungsi etnis Rohingya. Sekarang ini, tak ada satu pun pengungsi etnis Rohingya yang sudi pulang ke negara bagian Rakhine, Myanmar, dengan keinginan sendiri karena lingkungan di sana tidak kondusif.

Baca: Derita Rohingya, Bangladesh Pun Tak Akui Etnis Mereka

Pernyataan Haque itu dijawab oleh Myanmar yang menyebut siap menerima kepulangan para pengungsi sejak Januari lalu.

Terkait hal ini, PBB belum mengizinkan para pengungsi etnis Rohingya kembali ke Myanmar karena kondisi dinilai belum aman bagi mereka. Hal ini sejalan oleh para pengungsi yang meminta adanya jaminan keamanan jika mereka akan dipulangkan dan pengakuan sebagai warga negara Myanmar.

Negara-negara kekuatan dunia di Dewan Keamanan PBB pada Kamis, 28 Februari 2019, menyampaikan kekecewaan mereka atas sikap pemerintah Myanmar. Duta Besar Inggris untuk PBB, Karen Pierce mengatakan pihaknya sangat kecewa karena tak adanya kemajuan dalam upaya memulangkan pengungsi menyusul kondisi di Myanmar yang belum kondusif.

Anggota Dewan Keamanan PBB menekankan pemulangan para pengungsi etnis Rohingya harus aman, dilakukan secara sukarela dan bermartabat. Dewan Keamanan PBB juga mendorong Myanmar agar mengizinkan PBB memasuki negara bagian Rakhine.

Berita terkait

Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

7 hari lalu

Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

Ribuan warga etnis Rohingya yang mengungsi akibat konflik di Myanmar, berkumpul di perbatasan Myanmar-Bangladesh untuk mencari perlindungan

Baca Selengkapnya

Profil Korban Jiwa Penusukan di Australia: Ibu Baru, Mahasiswi Cina hingga Pengungsi Ahmadiyah

13 hari lalu

Profil Korban Jiwa Penusukan di Australia: Ibu Baru, Mahasiswi Cina hingga Pengungsi Ahmadiyah

Warga Australia berduka atas kematian lima perempuan dan seorang pria penjaga keamanan pengungsi asal Pakistan.

Baca Selengkapnya

Ribuan Warga Myanmar Mengungsi ke Thailand Usai Kota Ini Dikuasai Pemberontak

16 hari lalu

Ribuan Warga Myanmar Mengungsi ke Thailand Usai Kota Ini Dikuasai Pemberontak

Thailand membuka menyatakan bisa menampung maksimal 100.000 orang warga Myanmar yang mengungsi.

Baca Selengkapnya

Anak-anak Pengungsi Rohingya Dapat Bantuan Baju Lebaran

19 hari lalu

Anak-anak Pengungsi Rohingya Dapat Bantuan Baju Lebaran

Baju Lebaran yang diberikan oleh Yayasan BFLF Indonesia berupa satu setelan busana muslim untuk anak perempuan pengungsi Rohingya

Baca Selengkapnya

Italia Selamatkan 1100 Migran di Lepas Pantai Italia dalam 24 Jam

21 hari lalu

Italia Selamatkan 1100 Migran di Lepas Pantai Italia dalam 24 Jam

Lebih dari 1.100 migran dan pengungsi termasuk 121 anak-anak tanpa pendamping diselamatkan di lepas pantai selatan Italia dalam waktu 24 jam

Baca Selengkapnya

256 Warga Terdampak Banjir Lahar Dingin Gunung Marapi

22 hari lalu

256 Warga Terdampak Banjir Lahar Dingin Gunung Marapi

Warga terdampak banjir lahar dingin Gunung Marapi tersebut berasal dari 78 kepala keluarga.

Baca Selengkapnya

Israel Mundur dari RS Al Shifa Setelah Dua Pekan, Tinggalkan Puluhan Jasad dan Kehancuran Gedung

27 hari lalu

Israel Mundur dari RS Al Shifa Setelah Dua Pekan, Tinggalkan Puluhan Jasad dan Kehancuran Gedung

Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan militer Israel telah menarik tank dan kendaraan dari kompleks rumah sakit Al Shifa setelah dua pekan

Baca Selengkapnya

Israel dan Hamas akan Lanjutkan Negosiasi Gencatan Senjata Gaza di Mesir

28 hari lalu

Israel dan Hamas akan Lanjutkan Negosiasi Gencatan Senjata Gaza di Mesir

Pembicaraan gencatan senjata antara Israel dan Hamas dilaporkan akan berlanjut di Kairo, Mesir.

Baca Selengkapnya

Dubes Jose: Rusia Mitra Tepat untuk Kembangkan PLTN di Indonesia

30 hari lalu

Dubes Jose: Rusia Mitra Tepat untuk Kembangkan PLTN di Indonesia

BUMN energi nuklir Rusia, Rosatom, telah sejak lama menawarkan kerja sama pengembangan PLTN ke Indonesia

Baca Selengkapnya

Kapal Tenggelam, Puluhan Pengungsi Rohingya Diselamatkan Nelayan Aceh dan Tim SAR

39 hari lalu

Kapal Tenggelam, Puluhan Pengungsi Rohingya Diselamatkan Nelayan Aceh dan Tim SAR

Nelayan Indonesia dan tim SAR pada Rabu 20 Maret 2024 berjuang menyelamatkan puluhan warga Rohingya setelah air pasang membalikkan kapal mereka

Baca Selengkapnya