Demokrat Incar Pemakzulan Donald Trump, Bagaimana Prosedurnya?

Jumat, 1 Maret 2019 14:24 WIB

Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. Sumber: AP

TEMPO.CO, Jakarta - Partai Demokrat rupanya ingin menggunakan kesaksian Michael Cohen dan investigasi FBI untuk melayangkan gugatan pemakzulan Donald Trump melalui mekanisme konstitusi.

Konstitusi memberikan peran yang berbeda tetapi sama pentingnya bagi 435 kursi Dewan Perwakilan dan Senat yang beranggotakan 100 orang.

DPR bertindak sebagai penuduh, memberikan suara apakah akan mengajukan dakwaan khusus. Kemudian Senat menggelar persidangan dengan anggota DPR yang bertindak sebagai jaksa penuntut dan masing-masing senator yang bertindak sebagai juri.

Baca: Beberapa Jam Usai Dilantik, Anggota DPR Serukan Pemakzulan Trump

Suara mayoritas sederhana diperlukan di DPR untuk memakzulkan. Mayoritas dua pertiga diperlukan di Senat untuk menghukum atau menghapus dakwaan.

Advertising
Advertising

Demokrat saat ini mengendalikan DPR. Sementara rekan-rekan Trump dari Partai Republik menguasai Senat.

Robert Mueller sedang menyelidiki peran Rusia dalam pemilihan presiden AS 2016, apakah kampanye Trump berkonspirasi dengan Moskow dan apakah Trump telah secara tidak sah berupaya menghalangi penyelidikan.

Penyelidikan terpisah sedang berlangsung di Kongres, yang juga telah mengadakan sidang terhadap mantan pengacara pribadi Trump, Michael Cohen, yang menuduh presiden melakukan berbagai kesalahan. Donald Trump berulang kali membantah tudingan tersebut.

Riwayat Pemakzulan Presiden AS

Di bawah Konstitusi, presiden, wakil presiden dan semua pejabat sipil Amerika Serikat dapat dipecat dari jabatannya karena pengkhianatan, penyuapan, atau kejahatan berat dan pelanggaran ringan lainnya, tanpa lebih spesifik, menurut laporan yang dikutip dari Reuters, 1 Maret 2019.

Hanya dua presiden AS yang pernah dimakzulkan, pertama Andrew Johnson pada tahun 1868 setelah terjadinya Perang Sipil Amerika, kedua Bill Clinton pada tahun 1998 atas masalah termasuk hubungannya dengan seorang magang Gedung Putih bernama Monica Lewinsky.

Komite Kehakiman DPR pada tahun 1974 memilih untuk merekomendasikan pemakzulan yang menuduh presiden lain, Richard Nixon, berencana untuk menghalangi penyelidikan dalam skandal Watergate.

Sebelum DPR memberikan suara untuk pemakzulan, Nixon mengundurkan diri dan menjadi satu-satunya presiden AS yang pernah mengundurkan diri.

Baca: Anggota Termuda DPR AS Dukung Pemakzulan Donald Trump

Berawal di DPR, Diputuskan di Senat

Saat ini ada 235 Demokrat, 197 Republik dan tiga kursi kosong di DPR. Ini berarti mayoritas Demokrat dapat memilih untuk memakzulkan Trump tanpa suara Republik.

Pada tahun 1998, ketika Partai Republik menguasai DPR, pemungutan suara menghasilkan suara mayoritas untuk memakzulkan Bill Clinton, seorang Demokrat.

Saat ini, Senat terdiri dari 53 Republik, 45 Demokrat dan dua independen yang biasanya berkoalisi dengan Demokrat.

Memutuskan vonis pemakzulan membutuhkan 67 suara. Untuk meloloskan ini, berarti dibutuhkan setidaknya 20 anggota Partai Republik harus memilih melawan Trump jika semua Demokrat dan dua independen tetap satu suara untuk memakzulkan Trump.

Komite Kehakiman DPR kemungkinan akan mengadakan sidang tentang potensi gugatan terhadap Trump sebelum DPR mempertimbangkan pemakzulan.

Jika pasal-pasal pemakzulan disetujui oleh DPR, Ketua Mahkamah Agung, A. John Roberts, akan memimpin persidangan di Senat, dengan anggota parlemen terpilih bertindak sebagai jaksa penuntut yang mengajukan kasus di Senat sebelum para senator memberikan suara untuk vonis.

Baca: Donald Trump Sebut Rakyat Akan Berontak Jika Dia Dimakzulkan

Siapa yang akan menggantikan Donald Trump?

Jika Senat memecat Trump sebagai presiden, maka secara otomatis mengangkat Wakil Presiden Mike Pence menjadi presiden, mengisi sisa masa jabatan Trump, yang berakhir pada 20 Januari 2021.

Kebijakan Departemen Kehakiman AS saat ini, yang pertama kali diadopsi pada tahun 1973 dan ditegaskan kembali pada tahun 2000, menentang gagasan untuk mengajukan tuntutan pidana terhadap presiden yang sedang menjabat, dengan kesimpulan bahwa melakukan hal itu akan melanggar pemisahan kekuasaan yang diatur dalam Konstitusi untuk tiga cabang lembaga AS: eksekutif, legislatif dan yudikatif.

Namun, andaikata Donald Trump terkena pemakzulan, maka dakwaan pidana terpisah terhadap Trump dapat diajukan ke pengadilan dan bahkan berpotensi hukuman penjara.

Berita terkait

Donald Trump Memuji Penggerebekan Unjuk Rasa Pro-Palestina oleh Polisi New York

10 jam lalu

Donald Trump Memuji Penggerebekan Unjuk Rasa Pro-Palestina oleh Polisi New York

Donald Trump memuji polisi New York yang menggerebek unjuk rasa pro-Palestina di Universitas Columbia.

Baca Selengkapnya

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

1 hari lalu

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

Hakim yang mengawasi persidangan pidana uang tutup mulut Donald Trump mendenda mantan presiden Amerika Serikat itu sebesar US$9.000 atau karena Rp146

Baca Selengkapnya

Aktivis Lingkungan Aeshnina ke Kanada Minta Justin Trudeau Hentikan Ekspor Sampah Plastik ke Indonesia

10 hari lalu

Aktivis Lingkungan Aeshnina ke Kanada Minta Justin Trudeau Hentikan Ekspor Sampah Plastik ke Indonesia

Aktivis lingkungan Aeshnina Azzahra Aqilani co Captain Riverin minta PM Kanada Justin Trudeau hentikan impor sampah plastik ke Indonesia.

Baca Selengkapnya

Seorang Pria Bakar Diri di Luar Gedung Pengadilan Saat Trump Disidang

12 hari lalu

Seorang Pria Bakar Diri di Luar Gedung Pengadilan Saat Trump Disidang

Seorang pria membakar dirinya di luar gedung pengadilan New York tempat persidangan uang tutup mulut bersejarah Donald Trump.

Baca Selengkapnya

Donald Trump Salahkan Joe Biden atas Serangan Iran ke Israel

17 hari lalu

Donald Trump Salahkan Joe Biden atas Serangan Iran ke Israel

Donald Trump menilai saat ini adanya kurangnya kepemimpinan Joe Biden hingga membuat Tehran semakin berani

Baca Selengkapnya

Trump Tolak Undangan Zelensky, Menilai Tak Pantas Kunjungi Ukraina

21 hari lalu

Trump Tolak Undangan Zelensky, Menilai Tak Pantas Kunjungi Ukraina

Bekas Presiden AS Donald Trump menolak undangan Presiden Volodymyr Zelensky untuk menyambangi Ukraina.

Baca Selengkapnya

Trump: Kehormatan bagi Saya Masuk Penjara karena Melanggar Perintah Pembungkaman

24 hari lalu

Trump: Kehormatan bagi Saya Masuk Penjara karena Melanggar Perintah Pembungkaman

Trump telah mengaku tidak bersalah atas 34 dakwaan pemalsuan catatan bisnis dan menyangkal pernah bertemu dengan Stormy Daniels.

Baca Selengkapnya

Berusia 75 Tahun, NATO Hadapi Sejumlah Ancaman, Termasuk Trump

28 hari lalu

Berusia 75 Tahun, NATO Hadapi Sejumlah Ancaman, Termasuk Trump

Sekjen NATO mendesak Amerika Serikat tetap bersatu dengan Eropa, meski seandainya Donald Trump kembali berkuasa di Gedung Putih

Baca Selengkapnya

Trump Dikabarkan Baru-baru Ini Berbicara dengan Mohammed bin Salman

28 hari lalu

Trump Dikabarkan Baru-baru Ini Berbicara dengan Mohammed bin Salman

Arab Saudi adalah tempat yang dikunjungi Trump setelah dilantik sebagai Presiden AS pada 2017.

Baca Selengkapnya

Joe Biden Vs Donald Trump, Dua Lelaki Gaek Berebut Kursi Presiden AS

30 hari lalu

Joe Biden Vs Donald Trump, Dua Lelaki Gaek Berebut Kursi Presiden AS

Joe Biden 81 tahun dan Donald Trump 78 tahun akan bertarung di kontestasi pemilihan Presiden AS di usia yang tak lagi muda.

Baca Selengkapnya