Tak Bisa Jadi PM Thailand, Putri Ubolratana Rajakanya Minta Maaf

Rabu, 13 Februari 2019 18:00 WIB

Putri Ubolratana Rajakanya.[Straits Times]

TEMPO.CO, Jakarta - Putri Ubolratana Rajakanya Sirivadhana Barnavadi, 67 tahun, meminta maaf kepada masyarakat Thailand setelah Komisi Pemilihan Umum mendiskualifikasi pencalonannya sebagai Perdana Menteri. Putri Ubolratana adalah kakak kandung Raja Thailand, Maha Vajiralongkorn, 66 tahun.

Baca: Parpol Usung Putri Raja di Pemilu Thailand Terancam Dibubarkan

“Dengan setulus hati, saya meminta maaf karena niat saya ingin bekerja untuk negara dan masyarakat Thailand telah menyebabkan masalah seperti ini yang seharusnya tidak terjadi,” kata Putri Ubolratana melalui akun Instagram, seperti dikutip dari reuters.com, Rabu, 13 Februari 2019.

Putri Uboltratana Rajakanya, anak sulung raja Thailand Bhumibol Adulyadej dan Ratu Sirikit calonkan diri sebagai perdana menteri dalam pemilu 24 Maret 2019. [CHANNEL NEWS ASIA]

Baca: Komisi Penyiaran Thailand Tutup Saluran TV Pro Thaksin

Advertising
Advertising

Sebelum menyampaikan permohonan maaf, Putri Ubolratana muncul di publik, tepatnya di wilayah tengah Thailand. Dia dicopot dari gelar kebangsawanannya saat menikahi seorang laki-laki warga negara Amerika Serikat pada 1972, Peter Jensen. Putri Ubolratana tinggal di Amerika Serikat selama lebih dari 26 tahun sebelum keduanya bercerai pada 1998.

Setelah didiskualifikasi, sejumlah natizen mendesak Putri Ubolratana agar mengabdikan hidupnya melayani masyarakat Thailand sebagai anggota kerajaan. Namun permintaan itu ditolaknya.

“Saya tidak mau dalam posisi seperti itu lagi. Saya sudah menyerahkan gelar kebangsawanan beberapa tahun silam,” kata Putri Ubolratana.

Tak lama setelah Putri Ubolratana menyampaikan permohonan maaf, Komisi Pemilihan Umum Thailand mengatakan sedang berupaya mendiskualifikasi Partai Thai Raksa Chart, partai yang mengusung pencalonan Putri Ubolratana. Komisi Pemilihan Umum menilai mengusung keluarga kerajaan menjadi Perdana Menteri adalah sebuah kemunduran. Sebab selama ini, keluarga kerajaan tidak diperbolehkan memegang jabatan politik.

Rencananya, Thailand akan menggelar pemilu pada 24 Maret 2019. Pemilu ini yang pertama kali digelar sejak kudeta militer pada 2014 yang menggulingkan pemerintahan Perdana Menteri Yingluck Shinawatra. Pemilu pada 2019 diproyeksi akan menjadi persaingan antara pendukung Perdana Menteri Prayuth Chan-ocha dan para pendukung mantan Perdana Menteri Thaksin Shinawatra.

Berita terkait

Bandara Suvarnabhumi Thailand Targetkan Masuk Peringkat Teratas Dunia pada 2025

16 jam lalu

Bandara Suvarnabhumi Thailand Targetkan Masuk Peringkat Teratas Dunia pada 2025

Setahun ini, pengembangan Bandara Suvarnabhumi fokus peningkatan layanan penumpang dan mengurangi waktu tunggu di pos imigrasi dan pemeriksaan bagasi.

Baca Selengkapnya

Netanyahu Dipaksa Mundur oleh Demonstran Israel dalam Upacara Peringatan Holocaust

1 hari lalu

Netanyahu Dipaksa Mundur oleh Demonstran Israel dalam Upacara Peringatan Holocaust

Seorang pria mendesak Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu untuk mundur dalam upacara Hari Peringatan Holocaust

Baca Selengkapnya

5 Negara Pendiri ASEAN dan Tokohnya, Indonesia Termasuk

1 hari lalu

5 Negara Pendiri ASEAN dan Tokohnya, Indonesia Termasuk

ASEAN didirikan oleh lima negara di kawasan Asia Tenggara pada 1967. Ini lima negara pendiri ASEAN serta tokohnya yang perlu Anda ketahui.

Baca Selengkapnya

Cuaca Panas Ekstrem, Thailand Ajak Turis Wisata Pagi dan Sore

3 hari lalu

Cuaca Panas Ekstrem, Thailand Ajak Turis Wisata Pagi dan Sore

Cuaca yang terik membuat warga Thailand, terutama warga lanjut usia, enggan bepergian.

Baca Selengkapnya

Suhu Panas di Thailand, Petani Pakai Boneka Doraemon untuk Berdoa agar Turun Hujan

3 hari lalu

Suhu Panas di Thailand, Petani Pakai Boneka Doraemon untuk Berdoa agar Turun Hujan

Sejumlah negara Asia Tenggara, termasuk Thailand, mengalami panas ekstrem beberapa pekan ini. Suhu 40 derajat Celcius terasa 52 derajat Celcius.

Baca Selengkapnya

Demo Dukung Palestina di Kampus AS Diberangus Polisi, PM Bangladesh: Sesuai Demokrasi?

4 hari lalu

Demo Dukung Palestina di Kampus AS Diberangus Polisi, PM Bangladesh: Sesuai Demokrasi?

Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina mengkritik pemerintah Amerika Serikat atas penggerebekan terhadap protes mahasiswa pro-Palestina

Baca Selengkapnya

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

4 hari lalu

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

Daratan Asia berpeluh deras. Gelombang panas menyemai rekor suhu panas yang luas di wilayah ini, dari India sampai Filipina.

Baca Selengkapnya

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

5 hari lalu

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

Sejumlah negara sedang mengalami cuaca panas ekstrem. Mana saja yang sebaiknya tak dikunjungi?

Baca Selengkapnya

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

6 hari lalu

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

Asia alamai dampak krisis perubahan iklim. Beberapa negara dilanda cuaca panas ekstrem. Ada yang mencapai 48,2 derajat celcius.

Baca Selengkapnya

PM Muslim Pertama Skotlandia Memutuskan Mundur, Kenapa?

7 hari lalu

PM Muslim Pertama Skotlandia Memutuskan Mundur, Kenapa?

Baru setahun menjabat, PM Skotlandia Humza Yousaf yang merupakan pejabat muslim pertama mengundurkan diri sambil menangis.

Baca Selengkapnya