Banyak Masalah, Duta Besar Vincent Gurend: Uni Eropa Masih Kuat

Sabtu, 9 Februari 2019 07:00 WIB

Mahasiswa Inggris memegang bendera Inggris dan Uni Eropa di depan parlemen di Brussels, Belgia, 23 Juni 2016. REUTERS/Eric Vidal

TEMPO.CO, Jakarta - Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia Vincent Guérend meyakinkan Uni Eropa masih kuat. Kepastian itu disampaikan Guérend setelah keluarnya Inggris dari Uni Eropa atau Brexit dan ketegangan yang sedang terjadi antara Prancis dengan Italia.

"Kami berharap akan ada kesepakatan Brexit, hanya saja sekarang waktunya semakin sempit. Kami sangat ingin tercipta kesepakatan yang baik yang bisa dirundingkan dan diterima oleh Inggris," kata Guérend disela-sela acara Penghargaan Uni Eropa untuk Wartawan' atau #eu4wartawan di Jakarta, Jumat, 8 Februari 2019.

Baca: Ini Negara yang Paling Dirugikan karena Brexit Inggris

Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia Vincent Guérend. Sumber: TEMPO/Suci Sekar

Baca: Di Belgia, Kemendag Soroti Akses Sawit ke Pasar Uni Eropa

Advertising
Advertising

Kepada Tempo, Guérend mengatakan kesepakatan Brexit sangat penting karena ini menyangkut kepentingan besar Uni Eropa dan Inggris. Sekarang ini, proses negosiasi Brexit - Uni Eropa sudah selesai dan masuk tahap ratifikasi. Banyak negara anggota Uni Eropa sudah meratifikasi, tetapi parlemen Inggris belum mau meratifikasi dan hal ini disayangkan oleh Guérend. Setidaknya, ada dua hal penting yang disoroti diantara poin kesepakatan perceraian Inggris dari Uni Eropa.

"Pertama, perdamaian dan stabilitas di Irlandia, khususnya wilayah Irlandia utara. Kedua, soal aturan singel market. Ini sangat menantang. Kami menyayangkan kepergian Inggris dari Uni Eropa, tetapi saya pastikan Uni Eropa masih kuat," kata Guérend.

Dengan keluarnya Inggris, maka negara anggota Uni Eropa sekarang tersisa 27 negara. Guérend mengatakan ke-27 negara itu telah bertekat untuk bangkit dan maju menuju persatuan. Banyak keputusan diambil dengan suara bulat dan Uni Eropa bersikap kompak saat berdiskusi dengan Inggris.

Sementara itu, terkait ketegangan yang terjadi antara Italia dan Prancis, Guérend mengatakan saat ini dibutuhkan diskusi antar kedua pemerintah. Dia pun meyakinkan, masalah bilateral kedua negara tak akan berdampak ke Uni Eropa.

"Italia dan Prancis adalah dua negara yang cukup aktif di Uni Eropa. Jadi ini hanya masalah bilateral," cetusnya.

Sebelumnya pada Kamis, 7 Februari 2019, Prancis menarik duta besarnya di Roma, Italia untuk berkonsultasi. Keputusan Prancis ini diambil sehari setelah Kementerian Luar Negeri Prancis menyatakan tidak bisa menerima sebuah pertemuan yang dilakukan antara Wakil Perdana Menteri Italia Luigi Di Maio dengan demonstran Rompi Kuning di Prancis. Italia dan Prancis adalah bagian dari negara pendiri Uni Eropa.

Berita terkait

Legendaris! Nama Beyonce akan Masuk ke dalam Kamus Prancis Larousse

2 hari lalu

Legendaris! Nama Beyonce akan Masuk ke dalam Kamus Prancis Larousse

Nama Beyonce akan masuk ke dalam Kamus Prancis Le Petit Larousse edisi terbaru tahun ini dengan definisi sebagai penyanyi R&B dan pop Amerika.

Baca Selengkapnya

Terkini: Jokowi Dorong Penghiliran Industri Jagung, Uni Eropa Jajaki Peluang Investasi IKN

2 hari lalu

Terkini: Jokowi Dorong Penghiliran Industri Jagung, Uni Eropa Jajaki Peluang Investasi IKN

Terkini: Presiden Jokowi dorong penghiliran industri jagung, Uni Eropa jajaki peluang investasi di IKN.

Baca Selengkapnya

Delegasi Uni Eropa Kunjungi IKN untuk Jajaki Peluang Investasi

2 hari lalu

Delegasi Uni Eropa Kunjungi IKN untuk Jajaki Peluang Investasi

Delegasi Uni Eropa mengunjungi Ibu Kota Nusantara (IKN) untuk penjajakan peluang investasi.

Baca Selengkapnya

Universitas Sciences Po Prancis Tolak Tuntutan Mahasiswa untuk Putus Hubungan dengan Israel

2 hari lalu

Universitas Sciences Po Prancis Tolak Tuntutan Mahasiswa untuk Putus Hubungan dengan Israel

Universitas Sciences Po di Paris menolak tuntutan mahasiswa untuk memutus hubungan dengan universitas-universitas Israel.

Baca Selengkapnya

Champs-Elysees di Paris Bakal Disulap jadi Tempat Piknik Raksasa, Diikuti 4.000 Orang

3 hari lalu

Champs-Elysees di Paris Bakal Disulap jadi Tempat Piknik Raksasa, Diikuti 4.000 Orang

Setiap peserta akan diberikan keranjang piknik gratis yang dikemas sampai penuh oleh sejumlah pemilik restoran ikonik di jalanan Kota Paris itu.

Baca Selengkapnya

Uni Eropa Cemas TikTok Lakukan Pelanggaran

4 hari lalu

Uni Eropa Cemas TikTok Lakukan Pelanggaran

Ursula von der Leyen mengakui TikTok telah menimbulkan ancaman, namun dia tidak menjelaskan lebih detail.

Baca Selengkapnya

Invasi Rusia di Ukraina Dorong Kemungkinan Ekspansi Uni Eropa

5 hari lalu

Invasi Rusia di Ukraina Dorong Kemungkinan Ekspansi Uni Eropa

Presiden Dewan Eropa mengatakan invasi Rusia ke Ukraina akan memberi dorongan bagi upaya Uni Eropa untuk menerima lebih banyak anggota.

Baca Selengkapnya

Airlangga Klaim Amerika Dukung Penundaan UU Anti Deforestasi Uni Eropa

8 hari lalu

Airlangga Klaim Amerika Dukung Penundaan UU Anti Deforestasi Uni Eropa

Amerika Serikat diklaim mendukung penundaan kebijakan UU Anti Deforestasi Uni Eropa yang dianggap merugikan sawit Indonesia.

Baca Selengkapnya

Eks Ketua HRW: Israel Halangi Penyelidikan Internasional terhadap Kuburan Massal di Gaza

9 hari lalu

Eks Ketua HRW: Israel Halangi Penyelidikan Internasional terhadap Kuburan Massal di Gaza

Pemblokiran Israel terhadap penyelidik internasional memasuki Jalur Gaza menghambat penyelidikan independen atas kuburan massal yang baru ditemukan

Baca Selengkapnya

Menteri Pertanian Ukraina Ditahan atas Dugaan Korupsi

9 hari lalu

Menteri Pertanian Ukraina Ditahan atas Dugaan Korupsi

Menteri Pertanian Ukraina Mykola Solsky ditahan setelah ditetapkan sebagai tersangka resmi dalam penyelidikan korupsi bernilai jutaan dolar

Baca Selengkapnya