Facebook Copot Akun 4 Kelompok Pemberontak Myanmar

Rabu, 6 Februari 2019 07:05 WIB

Pemberontak Arakan Army di Myanmar. [ NARINJAYA]

TEMPO.CO, Jakarta - Facebook telah mencopot akun 4 kelompok pemberontak bersenjata Myanmar dan menyebut keempatnya sebagai organisasi berbahaya. Sebelumnya, raksasa media sosial AS ini telah mencopot dan memblokir ratusan akun, halaman dan organisasi yang merupakan jaringan militer Myanmar.

Keempat kelompok pemberontak itu adalah The Arakan Army, The Myanmar Democratic Alliance Army, Kachin Independence Army, dan Ta'ang National Liberation Army.

Baca: Hentikan Ujaran Kebencian, Facebook Hapus Fitur Bahasa Burma

Advertising
Advertising

Facebook bertindak setelah mendapat kritik karena tidak berupaya mencegah kekerasan dalam konten dan kebencian yang disebarkan di platformnya, saat konflik menajam di Myanmar.

"Dalam upaya mencegah dan membuat gangguan secara offline, kami tidak membolehkan organisasi-organisasi ini atau individu-individu yang menyampaikan misi kekerasan atau terlibat dalam kekerasan muncul di Facebook," ujar Facebook dalam pernyataannya seperti dikutip dari Channel News Asia, Selasa, 5 Februari 2019.

Baca: Biksu Myanmar Anti Rohingya Masuk Daftar Hitam Facebook

Keempat kelompok pemberontak ini telah berjuang demi mendapatkan otonomi melalui berbagai konflik sejak Myanmar merdeka dari Inggris tahun 1948. Keempat kelompok pemberontak yang disebut Facebook belum menandatangani kesepakatan gencatan senjata dengan pemerintah. Mereka juga kerap bentrok dengan pasukan bersenjata Myanmar dalam beberapa tahun terakhir.

Kachin Independence Army menguasai wilayah utara Myanmar. Arakan Army telah terlibat pertarungan di wilayah barat sejak Desember lalu yang mengakibatkan 5.000 meninggalkan rumah mereka.

Baca: CEO Facebook Janji Blokir Ujaran Kebencian di Myanmar

Serangan Arakan Army pada Januari lalu telah menewaskan 13 polisi perbatasan Myanmar.

Juru bicara Ta'ang National Liberation Army, Mong Aik Kyaw membenarkan halaman akun Facebooknya sudah dicopot. Namun menolak untuk menanggapi alasan Facebook tersebut. Sedangkan 3 kelompok pemberontak lainnya tidak memberikan tanggapan.

Facebook menyatakan peristiwa tersebut jadi bukti jelas bahwa keempat kelompok pemberontak Myanmar bertanggung jawab atas berbagai serangan terhadap warga sipil dan terlibat kekerasan di Myanmar, sehingga dilarang menggunakan layanan Facebook untuk memanasi situasi di lapangan.

Berita terkait

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

2 hari lalu

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

KKP meringkus satu kapal ikan asing ilegal berbendera Malaysia saat kedapatan menangkap ikan di Selat Malaka.

Baca Selengkapnya

Meta AI Resmi Diluncurkan, Ini Fitur-fitur Menariknya

4 hari lalu

Meta AI Resmi Diluncurkan, Ini Fitur-fitur Menariknya

Chatbot Meta AI dapat melakukan sejumlah tugas seperti percakapan teks, memberi informasi terbaru dari internet, menghubungkan sumber, hingga menghasilkan gambar dari perintah teks.

Baca Selengkapnya

Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

4 hari lalu

Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

Tentara Pembebasan Nasional Karen memutuskan menarik pasukannya dari perbatasan Thailand setelah serangan balasan dari junta Myanmar.

Baca Selengkapnya

Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

5 hari lalu

Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

Wakil Ketua Junta Myanmar menghilang setelah serangan drone. Ia kemungkinan terluka.

Baca Selengkapnya

Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

7 hari lalu

Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

Ribuan warga etnis Rohingya yang mengungsi akibat konflik di Myanmar, berkumpul di perbatasan Myanmar-Bangladesh untuk mencari perlindungan

Baca Selengkapnya

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

7 hari lalu

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

Maung Zarni, aktivis hak asasi manusia dan pakar genosida asal Myanmar, dinominasikan Hadiah Nobel Perdamaian 2024, oleh penerima Nobel tahun 1976

Baca Selengkapnya

Pertempuran di Perbatasan Myanmar-Thailand, Pemberontak Targetkan Pasukan Junta

8 hari lalu

Pertempuran di Perbatasan Myanmar-Thailand, Pemberontak Targetkan Pasukan Junta

Pertempuran berkobar di perbatasan timur Myanmar dengan Thailand memaksa sekitar 200 warga sipil melarikan diri.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Iran Siap Hadapi Israel, Sejarah Kudeta di Myanmar

10 hari lalu

Top 3 Dunia: Iran Siap Hadapi Israel, Sejarah Kudeta di Myanmar

Top 3 dunia adalah Iran siap menghadapi serangan Israel, sejarah kudeta di Myanmar hingga Netanyahu mengancam.

Baca Selengkapnya

Selain Tim Cook, Siapa Saja Bos Perusahaan Teknologi Dunia yang Pernah Bertemu Jokowi?

11 hari lalu

Selain Tim Cook, Siapa Saja Bos Perusahaan Teknologi Dunia yang Pernah Bertemu Jokowi?

Selain CEO Apple Tim Cook, Jokowi tercatat beberapa kali pernah bertemu dengan bos-bos perusahaan dunia. Berikut daftarnya:

Baca Selengkapnya

Menilik Jejak Sejarah Kudeta Junta Militer Di Myanmar

11 hari lalu

Menilik Jejak Sejarah Kudeta Junta Militer Di Myanmar

Myanmar, yang dulunya dikenal sebagai Burma itu telah lama dianggap sebagai negara paria ketika berada di bawah kekuasaan junta militer yang menindas.

Baca Selengkapnya