Startup Malaysia Ciptakan Browser Syariah Pertama di Dunia
Reporter
Non Koresponden
Editor
Eka Yudha Saputra
Rabu, 30 Januari 2019 13:00 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Startup Malaysia mengenalkan browser yang ditunjuk SalamWeb yang dirancang untuk menampilkan konten digital syariah.
Dikutip dari Sputniknews, 30 Januari 2019, aplikasi gratis ini memiliki agregator berita yang sesuai dengan syariah, obrolan komunitas, serta widget dengan kompas untuk doa dan waktu mereka masing-masing, bersama dengan kutipan agama harian. Aplikasi juga memiliki mesin sumbangan yang berkontribusi untuk amal Muslim setiap kali seseorang menggunakan aplikasi.
Baca: Pertama Kali, Pengadilan Inggris Akui Pernikahan Syariah
Tetapi fitur tanda tangan aplikasi adalah materi yang ditandai sebagai pantas, netral, atau tidak pantas sesuai dengan nilai-nilai Islam dan hukum syariah, yang melarang perjudian, pornografi, dan prostitusi, serta produk keuangan dan alkohol berbasis minat.
Aplikasi, dibangun di atas teknologi Chromium, disahkan oleh Dewan Pengawas Syariah Amanie. Dengan demikian, startup mengklaim bahwa SalamWeb telah menjadi browser bersertifikat syariah pertama di dunia.
Direktur pelaksana Salam Web Technologies Hasni Zarina Mohamed Khan mengatakan bahwa tujuan utama mereka adalah menarik 10 persen dari 1,8 miliar Muslim di dunia dan menjadikan "internet menjadi tempat yang lebih baik".
"Kami tahu internet memiliki yang baik dan yang buruk, jadi SalamWeb menawarkan Anda alat untuk membuat jendela ini yang memungkinkan Anda pergi ke internet untuk melihat yang baik", katanya, dan menambahkan bahwa mereka mempromosikan "nilai-nilai universal", jadi tidak hanya Muslim yang bisa menggunakannya.
Baca: Yunani Gunakan Hukum Syariah untuk Selesaikan Sengketa Warganya
Dia menunjuk tantangan di web pada saat Google dan Facebook dikritik karena gagal melawan konten berbahaya dan berita palsu, sementara Twitter dicap sebagai "tempat beracun bagi perempuan" oleh Amnesty International.
“Internet bisa menjadi tempat yang berbahaya. Sudah jelas bahwa kami membutuhkan alternatif", kata startup penyedia konten browser syariah pertama di dunia asal Malaysia tersebut.
