Riset: Orang Tua Lebih Banyak Sebar Hoaks Daripada Milenial di AS
Reporter
Non Koresponden
Editor
Eka Yudha Saputra
Jumat, 11 Januari 2019 06:00 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Pendukung Republik berusia 65 tahun atau lebih menyebar hoaks tujuh kali lebih banyak dibanding kaum muda atau milenial yang berusia 18 hingga 29 tahun selama pilpres AS 2016.
Sembilan puluh persen orang tidak menyebarkan hoaks, tetapi mereka yang melakukannya, hampir seperlima atau 18 persen memiliki kepercayaan sayap kanan dan memiliki usia pensiun, menurut studi gabungan, seperti dilansir dari Daily Mail, 10 Januari 2019.
Baca: Eropa Ramai-ramai Memerangi Berita Hoax
Periset berasal dari dua kampus ternama Amerika Serikat, yakni peneliti dari Princeton University dan New York University. Menurut periset, temuan ini menunjukkan pentingnya pendidikan terhadap kelompok yang rentan menyebar berita bohong.
Setiap orang dari kelompok usia lanjut ini rata-rata berbagi 0,75 artikel berita palsu atau hoaks, atau tujuh kali lebih banyak daripada kaum milenial.
Kebanyakan hoaks yang disebar kebanyakan dari berita palsu yang dibuat pemimpin Republik dan Presiden Donald Trump. Bukan kebetulan, Trump sendiri, meraih suara terbanyak dari kelompok berusia 65 tahun atau lebih, atau sekitar 54 suara dari total perolehan untuk Trump.
Baca: Hoax Tersebar Lewat WhatsApp, Puluhan Orang di India Tewas
"Meskipun ada minat luas pada fenomena berita palsu atau hoaks, kita tahu sedikit tentang siapa yang sebenarnya berbagi berita palsu," uangkap Joshua Tucker, profesor bidang politik di New York University
"Mungkin yang paling signifikan, kami menemukan bahwa berbagi konten ini (hoaks) di Facebook adalah kegiatan yang relatif jarang selama kampanye pilpres AS 2016," tambahnya.