Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Eropa Ramai-ramai Memerangi Berita Hoax

image-gnews
Presiden Amerika Serikat, Barack Obama berjalan ditemani Kanselir Jerman Angela Merkel setibanya di tempat kanselir di Berlin, Jerman, 17 November 2016. Kunjungan ini menjadi kunjungan terakhir Obama ke Jerman saat menjabat sebagai Presiden AS. REUTERS
Presiden Amerika Serikat, Barack Obama berjalan ditemani Kanselir Jerman Angela Merkel setibanya di tempat kanselir di Berlin, Jerman, 17 November 2016. Kunjungan ini menjadi kunjungan terakhir Obama ke Jerman saat menjabat sebagai Presiden AS. REUTERS
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala lembaga antimonopoli Italia, Giovanni Pitruzzella, meminta negara-negara anggota Uni Eropa membentuk jejaring lembaga-lembaga publik untuk memerangi beredarnya berita-berita palsu. Dikatakannya, regulasi informasi miring di Internet paling baik dilakukan oleh negara ketimbang oleh perusahaan media sosial seperti Facebook.

Dalam wawancara dengan Financial Times, Jumat pekan lalu, Pitruzzella, Kepala Badan Kompetisi Italia sejak 2011, menyatakan negara-negara EU harus mendirikan lembaga independen yang dikoordinasikan oleh Brussels dan modelnya mengacu sistem badan-badan antimonopoli. Lembaga ini nantinya bisa dengan cepat melabeli suatu berita sebagai berita bohong, menghapusnya dari peredaran, dan menjatuhkan denda jika diperlukan.


Baca juga: Perampok Pulomas Ius Pane Baru Sebulan Keluar Penjara

"Melampaui batas dalam politik adalah salah satu yang mendorong populisme. Dan itu salah satu ancaman terhadap demokrasi kita," demikian Pitruzzella memperingatkan. "Kita telah melihat jalanan. Kita harus memilih apakah meninggalkan Internet seperti itu, menjadi dunia yang liar. Ataukah dibutuhkan aturan-aturan yang mengapresiasi cara berkomunikasi yang telah berubah."

Seruan Pitruzzella ini muncul di tengah tumbuhnya kecemasan dampak berita-berita bohong dalam politik di Barat, termasuk tahun lalu mengenai referendum Brexit di Inggris dan pemilu di Amerika Serikat.

Di Jerman, yang menghadapi pemilu parlemen tahun ini, pemerintah berencana menggulirkan undang-undang yang bisa menjatuhkan denda hingga 500 ribu pound sterling terhadap perusahaan yang mendistribusikan berita palsu.

Perdana Menteri Italia Paolo Gentiloni, yang berhaluan tengah-kiri, adalah korban dari berita bohong (hoax) pada hari-hari pertama bertugas pada Desember lalu. Sekutunya, bekas perdana menteri Matteo Renzi, juga pernah komplain tentang berita palsu di media sosial.

Facebook sudah menanggapi kritik bahwa pihaknya mengatasi merebaknya berita-berita bohong dengan mempermudah untuk melaporkan informasi yang sumbang atau palsu. Setelah suatu tuduhan berita palsu telah diverifikasi oleh pihak ketiga, artikel itu bakal diturunkan levelnya (downgrade).

Tapi Pitruzella tak puas. Dia tak mau memberikan tugas krusial itu kepada regulasi media sosial itu sendiri.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sementara itu, Jerman, Inggris, dan Prancis menilai tahun ini ancaman teroris terbesar datang dari kelompok militan Islam seperti Islamic State (ISIS) dan simpatisannya.

Kanselir Jerman Angela Merkel dalam pidato menyambut tahun Baru 2017 mengatakan teror Islamis adalah ujian terbesar negeri itu. "Pada 2016, kita diserang di Wuerzburg, di Ansbach dan beberapa hari lalu pasar Natal di Berlin," kata dia.

Seperti dikutip Euronews, Merkel mendesak warga Jerman memadamkan populisme dan mengatakan Jerman harus berperan dalam menghadapi banyak tantangan yang dihadapi Uni Eropa.

Di Paris, Presiden Prancis Francois Hollande memberikan apresiasi tinggi atas ketangguhan rakyat Prancis. "Kalian terus melanjutkan hidup. Kalian bisa berbangga diri. Tapi kita belum selesai mengatasi terorisme. Vive la République! Vive la France," demikian pernyataan Hollande.

Hollande juga merujuk pemilihan presiden yang dijadwalkan antara April dan Mei. "Kurang dari lima bulan lagi, kalian harus membuat keputusan," ujar dia.

Adapun di London, Menteri Keamanan Inggris Ben Wallace mengungkapkan beberapa laporan bahwa ISIS memakai senjata-senjata kimia di Suriah dan Irak. Dia mengutip sebuah laporan Europol terbaru yang memperingatkan ancaman senjata kimia. "Para pakar sudah memperingatkan ambisi mereka dalam serangan dengan korban massal. Dan mereka tak punya batas moral," demikian pernyataan Wallace di Sunday Times.

FINANCIAL TIMES | EURO NEWS | DWI ARJANTO

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Keris Abad 18 Ditemukan di Sungai Wales

5 Mei 2017

Ilustrasi. TEMPO/Zulkarnain
Keris Abad 18 Ditemukan di Sungai Wales

Keris peninggalan abad 18 ditemukan di sungai di Wales.


Dukung Suriah, Rusia Bakal Kena Sanksi Negara G7

11 April 2017

Anggota Carabinieri Italia mengoperasikan pesawat tanpa awak atau drone  dalam  Konferensi Tingkat Tinggi Menteri Luar Negeri G7 di Lucca , Italia, 11 April. Keuntungan dari menggunakan drone adalah bisa masuk ruang sempit dan terbatas serta tidak membuat  kebisingan REUTERS/Max Rossi
Dukung Suriah, Rusia Bakal Kena Sanksi Negara G7

Sanksi Negara G7 terhadap Rusia diharapkan dapat mengakhiri krisis di Suriah.


Erdogan: Warga Turki di Eropa Miliki Lima Anak dan Beli Mobil Mewah

18 Maret 2017

Recep Tayyip Erdogan. AP Photo
Erdogan: Warga Turki di Eropa Miliki Lima Anak dan Beli Mobil Mewah

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyerukan agar warga Turki yang tinggal di Eropa untuk memiliki minimal lima anak dan hidup mewah. Ini alasannya.


Erdogan Tuding Eropa Picu Perang Salib

17 Maret 2017

Recep Tayyip Erdogan. AP/Hassene Dridi
Erdogan Tuding Eropa Picu Perang Salib

Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan menuding negara-negara Eropa berupa membenturkan umat Kristen dan Islam seperti masa Perang Salib.


Menteri Luar Negeri Turki: Perang Agama Dimulai dari Eropa

16 Maret 2017

Menteri Luar Negeri Turki, Mevlut Cavusoglu. REUTERS/Henry Romero
Menteri Luar Negeri Turki: Perang Agama Dimulai dari Eropa

Menteri Luar Negeri Turki, Mevlut Cavusoglu menyatakan Eropa sedang mengarah pada terjadinya perang agama.


Kunjungi AS, Angela Merkel Didampingi Bos Siemens dan BMW  

14 Maret 2017

Kanselir Jerman Angela Merkel berfoto bersama pengungsi asal Suriah Anas Modamani. rt.com
Kunjungi AS, Angela Merkel Didampingi Bos Siemens dan BMW  

Trump dijadwalkan bertemu dengan Merkel pada Selasa besok di Washington.


Polling: Mayoritas Warga Eropa Tolak Imigran Negara Muslim

8 Februari 2017

Pengungsi Suriah melintasi kawat berduri di perbatasan Hongaria dan Serbia dekat Roszke, 27 Agustus 2015. Daerah ini menjadi perlintasan ribuan pencari suaka yang ingin memasuki wilayah Eropa. REUTERS/Bernardett Szabo
Polling: Mayoritas Warga Eropa Tolak Imigran Negara Muslim

Hasil polling Chatham House menyebutkan, mayoritas warga Eropa menginginkan masuknya imigran dari negara-negara mayoritas muslim dihentikan.


Calon Presiden Prancis Le Pen: 2017, Tahun Kebangkitan Eropa  

22 Januari 2017

Marine Le Pen. Reuters
Calon Presiden Prancis Le Pen: 2017, Tahun Kebangkitan Eropa  

Kandidat presiden Prancis Marine Le Pen mengatakan tahun 2016 merupakan tahun kebangkitan dunia Anglo-Saxon.


Berita Hoax Ancam Pemilu di Eropa

2 Januari 2017

Kanselir Jerman Angela Merkel, ketua dari Partai Demokrat Kristen (CDU) menyapa pendukung di markas besar partai setelah pemilu nasional di Berlin (22/9).  Kanselir Angela Merkel meraih kemenangan telak dalam pemilihan Jerman. AP/Markus Schreiber
Berita Hoax Ancam Pemilu di Eropa

Eropa bersiap memerangi serangan-serangan dunia maya dan misinformasi seperti tampak di pemilu Amerika Serikat pada November lalu.


Aturan Privasi Uni Eropa Ancam Facebook, WhatsApp, dan Google

15 Desember 2016

Guardian.co.uk
Aturan Privasi Uni Eropa Ancam Facebook, WhatsApp, dan Google

Platform populer, seperti Google, Facebook, WhatsApp, dan Skype, akan terkena aturan privasi ketat dari Uni Eropa.