Polisi Tangkap 3 Netizen yang Diduga Menghina Raja Malaysia

Reporter

Tempo.co

Editor

Budi Riza

Kamis, 10 Januari 2019 12:45 WIB

Pemerintah Malaysia berharap pengganti Sultan Muhammad V bisa segera terpilih. Sumber: justreadonline.com

TEMPO.CO, Kuala Lumpur -- Polisi Diraja Malaysia menangkap dua lelaki dan satu perempuan karena diduga menghina bekas Raja Malaysia, Sultan Muhammad V, terkait pengumuman pengunduran dirinya pada akhir pekan lalu.

Baca:

Inspektur Jenderal Diraja Malaysia, Mohamad Fuzi, mengatakan dua lelaki itu berusia 46 tahun dan 27 tahun. Dan seorang perempuan berusia 26 tahun. Ketiganya ditangkap pada Selasa, 8 Januari 2019.

“Penangkapan itu dilakukan setelah kami menerima sejumlah laporan terkait unggahan netizen di sejumlah akun sosial media, yang berisi komentar bernada menghina terhadap Sultan Muhammad V,” kata Fuzi dalam pernyataan kepada pers seperti dilansir Channel News Asia pada Rabu, 9 Januari 2019.

Advertising
Advertising

Baca:

Ada dua akun yang Twitter yang bermasalah yaitu @azhamakhtar dan @aliaastaman. Polisi juga menyidik satu akun Facebook atas nama Eric Liew.

Dua akun Twitter ini dan unggahan Facebook oleh Eric Liew telah dihapus pada Rabu sore kemarin. Namun, screenshot dari unggahan itu masih beredar disebarkan oleh netizen.

Fuzi mengatakan polisi akan mengusut ketiga tersangka menggunakan UU Antikebencian Malaysia.

Baca:

Sultan Muhammad V dan Miss Moscow 2015 Oksana Voevodina.[Facebook/Ezzat Tahir]

“Publik agar menggunakan sosial media secara berhati-hati dan menahan diri dari membuat pernyataan provokatif atau keliru terkait pengunduran diri Yang Dipertuan Agong XV karena itu bisa menimbulkan persepsi negatif terhadap institusi kerajaan di negara ini,” kata Fuzi.

Liew dikabarkan bekerja di Cisco ASEAN dan mengumumkan telah meninggalkan perusahaan tempat dia bekerja pada unggahan di FB pada Selasa pagi.

Baca:

Namun, organisasi pemuda UMNO berencana akan menggelar unjuk rasa terhadap Cisco di KL Sentral pada Rabu siang kemarin.

Mantan Deputi Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim dan istrinya Wan Azizah Wan Ismail menemui Raja Malaysia Muhammad V setelah ia bebas dari hukuman, di Kuala Lumpur, Malaysia, 16 Mei 2018. Malaysia's National Palace via AP

“Kami akan mendorong Cisco ASEAN untuk memberi tanggapan resmi,” kata Deputi Kepala UMNO Selangor, Amin M. Shukor seperti dilansir Malay Mail.

Baca:

Nama Sultan Muhammad V menjadi sorotan setelah dia memberikan pengampunan kepada bekas Deputi PM Malaysia, Anwar Nasution, yang dipenjara dalam kasus pelecehan seksual. Anwar dipenjara pada masa pemerintah bekas PM Najib Razak, yang kemudian kalah pada pemilu 9 Mei 2018.

Sultan, yang merupakan Raja Malaysia ke 15 kembali menghiasi pemberitaan media massa setelah dikabarkan menikah dengan ratu kecantikan asal Rusia, Oksana Voevodina, di Moskow pada November 2018. Hingga kini, pihak kerajaan belum memberi klarifikasi soal ini kepada publik.

Berita terkait

Polisi Ungkap Tempat Produksi Ganja Sintetis 'Pinaca' di Sentul, Bahan Baku Dibeli dari Cina Pakai Crypto

59 menit lalu

Polisi Ungkap Tempat Produksi Ganja Sintetis 'Pinaca' di Sentul, Bahan Baku Dibeli dari Cina Pakai Crypto

Polda Metro Jaya mengungkap laboratorium terselubung narkoba jenis cannabinoid/MDMB-4en-Pinaca atau ganja sintetis di Sentul, Bogor.

Baca Selengkapnya

Kasus Mayat dalam Koper, Pelaku Diduga Dibantu Membunuh Korban

2 jam lalu

Kasus Mayat dalam Koper, Pelaku Diduga Dibantu Membunuh Korban

Polisi saat ini masih mendalami keterlibatan orang-orang yang diduga membantu pelaku pembunuhan korban yang mayatnya ditemukan dalam koper.

Baca Selengkapnya

Donald Trump Memuji Penggerebekan Unjuk Rasa Pro-Palestina oleh Polisi New York

2 jam lalu

Donald Trump Memuji Penggerebekan Unjuk Rasa Pro-Palestina oleh Polisi New York

Donald Trump memuji polisi New York yang menggerebek unjuk rasa pro-Palestina di Universitas Columbia.

Baca Selengkapnya

Korlantas Polri Tegaskan Pelat Dinas Berkode ZZ Harus Patuhi Aturan Ganjil Genap

2 jam lalu

Korlantas Polri Tegaskan Pelat Dinas Berkode ZZ Harus Patuhi Aturan Ganjil Genap

Korlantas Polri memastikan pelat nomor khusus kendaraan dinas berkode 'ZZ' harus tetap mematuhi aturan ganjil genap.

Baca Selengkapnya

Polisi Ungkap Mayat Perempuan dalam Koper Sempat Disetubuhi sebelum Dibunuh

3 jam lalu

Polisi Ungkap Mayat Perempuan dalam Koper Sempat Disetubuhi sebelum Dibunuh

Polisi mengungkapkan Ahmad Arif Ridwan Nuwloh (29) menyetubuhi RM, sebelum membunuhnya dan mayat perempuan itu ditemukan di dalam koper di Cikarang.

Baca Selengkapnya

IPW Sebut Polisi Mesti Telusuri Motif Kematian Brigadir Ridhal Ali Tomi, Jangan Berhenti Kesimpulan Bunuh Diri

2 hari lalu

IPW Sebut Polisi Mesti Telusuri Motif Kematian Brigadir Ridhal Ali Tomi, Jangan Berhenti Kesimpulan Bunuh Diri

IPW menilai proses pemeriksaan terhadap tewasnya Brigadir Ridhal Ali Tomi tak cukup berhenti di kesimpulan bunuh diri.

Baca Selengkapnya

Polisi Sebut Akan Periksa Ponsel Brigadir Ridhal Ali Tomi Dalami Penyebab Kematian di Mobil

2 hari lalu

Polisi Sebut Akan Periksa Ponsel Brigadir Ridhal Ali Tomi Dalami Penyebab Kematian di Mobil

Brigjen Trunoyudo Wisnu Andiko mengatakan polisi terus menggali terkait kasus meninggalnya Brigadir Ridhal Ali Tomi diduga bunuh diri di dalam mobil.

Baca Selengkapnya

5 Fakta Demo Bela Palestina di Amerika, Kandidat Presiden Ditangkap hingga Boikot Akademis

2 hari lalu

5 Fakta Demo Bela Palestina di Amerika, Kandidat Presiden Ditangkap hingga Boikot Akademis

Demo bela Palestina di sejumlah kampus Amerika menimbulkan sejumlah dampak.

Baca Selengkapnya

Judi Online per April 2024, Polisi Sebut Ada 729 Kasus dan 1.158 Tersangka

2 hari lalu

Judi Online per April 2024, Polisi Sebut Ada 729 Kasus dan 1.158 Tersangka

Pada 2023 terdapat 1.196 kasus judi online dengan jumlah tersangka 1.967, sedangkan di 2024 per April terdapat 792 kasus dan 1.158 tersangka.

Baca Selengkapnya

Protes Pro-Palestina Meluas di Kampus Amerika Serikat, Hampir 900 Orang Ditangkap Sejak 18 April

3 hari lalu

Protes Pro-Palestina Meluas di Kampus Amerika Serikat, Hampir 900 Orang Ditangkap Sejak 18 April

Hampir 900 orang telah ditangkap di kampus-kampus Amerika Serikat karena demo pro-Palestina

Baca Selengkapnya