Militer Cina Genjot Latihan Perang 2019

Reporter

Tempo.co

Editor

Budi Riza

Rabu, 9 Januari 2019 12:45 WIB

Presiden Xi Jinping menyerahkan bendera militer Pasukan Pembebasan Rakyat Cina kepada Komandan Pasukan Roket, Wei Fenghe, pada Januari 2016. The Standard - Hongkong

TEMPO.CO, Beijing – Militer Cina bakal meningkatkan latihan perang pada 2019 untuk menyikapi tantangan geopolitis di kawasan Asia.

Ketegangan dengan militer Amerika Serikat di Laut Cina Selatan serta perayaan 70 tahun Tentara Pembebasan Rakyat pada Oktober 2019 nanti memicu militer Cina meningkatkan berbagai latihan tempur.

“Sebagian perwira dan tentara berpikir mereka bisa menikmati masa dinasnya dalam situasi damai. Sebagian unit juga telah melupakan misinya untuk bertempur. Mereka telah mengabaikan rasa tanggung jawab mereka untuk bersiap berperang, dan membuat mereka menjadi inkompeten,” begitu pernyataan dari media corong PLA Daily seperti dilansir SCMP pada Rabu, 9 Januari 2019.

Menurut PLA Daily, resimen tentara di berbagai daerah mulai menggelar serangkaian latihan tempur. Ini dilakukan setelah Presiden Cina, Xi Jinping, mengeluarkan perintah pertamanya pada pekan lalu.

Xi, yang juga menjabat sebagai Ketua Komisi Militer Pusat, mengeluarkan perintah kepada PLA untuk bersiap berperang. Perintah ini diberikan dihadapan para pimpinan Tentara Pembebasan Rakyat.

Advertising
Advertising

Selain isu ketegangan Laut Cina Selatan dengan militer AS, Cina juga sedang terlibat perang dagang dengan AS dan status Taiwan yang mendapat dukungan AS.

“Dunia sedang menghadapi periode perubahan besar yang belum pernah terjadi seabad lalu. Dan Cina masih dalam periode penting perkembangan untuk kesempatan strategis,” kata Xi seperti dilansir kantor berita Xinhua dan dikutip Reuters pada Sabtu, 5 Januari 2019.

Militer Cina juga mengklaim telah melakukan 18 ribu simulasi latihan tempur selama 2018.

Pengamat militer Zhou Chenming mengatakan patroli kapal perang USS McCampbell di Kepulauan Paracel pada Senin pekan lalu menunjukkan bakal ada operasi militer AS lebih banyak di wilayah itu.

“Semenanjung Korea bisa menjadi wilayah panas kembali pada tahun ini,” kata Zhou. “Lebih penting lagi, Taiwan merupakan resiko yang ekstrim. Militer Cina harus bersiap,” kata dia.

Pensiunan PLA, Kolonel Yue Gang, mengatakan latihan militer semakin intensif dalam program reformasi militer yang digelar Xi Jinping.

Xi melakukan perombakan total militer PLA pada 2015 agar menjadi pasukan tempur moderen.

Militer Cina dianggap kurang pengalaman tempur karena terakhir kali bertempur saat konflik perbatasan degan Vietnam pada 1990. “Militer yang telah lama tidak berperang tentunya bakal menjadi malas dan mundur,” kata Yue.

Berita terkait

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

1 jam lalu

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

Cina menjadi salah satu negara yang bisa mengurangi dampak polusi udaranya secara bertahap. Mengikis dampak era industrialisasi.

Baca Selengkapnya

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

4 jam lalu

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

Menlu Selandia Baru menggambarkan hubungan negaranya dengan Cina sebagai hubungan yang "rumit".

Baca Selengkapnya

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

20 jam lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

1 hari lalu

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

Daratan Asia berpeluh deras. Gelombang panas menyemai rekor suhu panas yang luas di wilayah ini, dari India sampai Filipina.

Baca Selengkapnya

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

1 hari lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

1 hari lalu

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

Keputusan mendirikan pabrik kendaraan listrik di Subang Smartpolitan menunjukkan komitmen BYD dalam mendukung mobilitas berkelanjutan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

1 hari lalu

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

Korban tewas akibat amblesnya jalan raya di Cina selatan telah meningkat menjadi 48 orang

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

1 hari lalu

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

Tim bulu tangkis putri Cina dan Jepang melenggang mulus ke semifinal Uber Cup atau Piala Uber 2024.

Baca Selengkapnya

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

2 hari lalu

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

Manila menuduh penjaga pantai Cina telah memancing naiknya ketegangan di Laut Cina Selatan setelah dua kapalnya rusak ditembak meriam air

Baca Selengkapnya

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

2 hari lalu

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

Jajak pendapat yang dilakukan Reuters/Ipsos mengungkap 58 persen responden percaya Beijing menggunakan TikTok untuk mempengaruhi opini warga Amerika.

Baca Selengkapnya