Cina dan Rusia Kembangkan Teknologi untuk Modifikasi Cuaca

Selasa, 18 Desember 2018 13:00 WIB

Satelit Rusia. sciencealert.com

TEMPO.CO, Jakarta - Cina dan Rusia bekerja sama mengerjakan proyek untuk mengubah atmosfer bumi dan bahkan memanipulasi cuaca.

Proyek diklaim oleh para pakar berpotensi digunakan oleh militer, karena bisa mengganggu komunikasi satelit yang bisa berguna untuk perang spionase, menurut laporan Daily Mail, 18 Desember 2018.

Dua negara telah melakukan beberapa eksperimen untuk mengubah komposisi kimia atmosfer di langit Eropa dan Cina berencana mengembangkan lebih jauh teknologi ini.

South China Morning Post melaporkan salah satu eksperimen meliputih wilayah luas setara setengah Inggris atau sekitar 126 ribu kilometer persegi dengan ketinggian 500 kilometer di atas langit Eropa Timur.

Baca: Cina Siap Luncurkan Stasiun Luar Angkasa pada 2022

Advertising
Advertising

Vasilsursk, kota kecil di Rusia, mengalami lonjakan listrik yang memiliki partikel sub-atomik bermuatan sepuluh kali lipat dibanding daerah sekitarnya.

Eksperimen ini meningkatkan temperatur gas terionisasi di atmosfer dengan suhu 100 derajat celsius lebih.

Elektron di kirim ke langit dari fasilitas di Vasilsursk yang dibangun selama Perang Dingin.

Eksperimen menghasilkan gelombang mikro sebesar 260 megawatt, daya yang cukup untuk menerangi satu kota kecil, dan mengirimnya ke ketinggian atmosfer.

Data reaksi atmosfer bumi lalu dikumpulkan oleh satelit pengawas Cina, Zhangheng-1.

Ilustrasi stasiun luar angkasa Cina [(China Manned Space Agency via www.sciencealert.com]

Dalam laporan jurnal riset di Earth and Planetary Physics menyebut hasil eksperimen dinyatakan sukses.

Ionosfer bumi tercipta ketika sinar kosmik dari luar angkasa membuat elektron dari atom terpisah dan menciptakan ion, yakni elektron bermuatan.

Pada ketinggian atmosfer, hal ini umum terjadi dan dapat menyebabkan gelombang mikro dan gelombang radio memantulkan partikel bermuatan seperti cermin.

Proses ini memiliki dampak yang signifikan pada bagaimana sinyal radio ditransmisikan pada jarak jauh.

Ketertarikan militer pada ionosfer bukanlah hal baru. Mengubah ionosfer ke wilayah musuh dapat mengganggu atau memutus komunikasi dengan satelit, suatu keuntungan tersendiri jika terjadi perang atau spionase.

Baca: Rusia Mau Bangun Pangkalan Permanen di Permukaan Bulan

Mengubah atmosfer telah memicu ketakutan karena teknologi dapat digunakan untuk memodifikasi pola cuaca, menyebabkan bencana alam dan bahkan mengganggu fungsi otak.

Baik AS dan Uni Soviet mengembangkan situs untuk mengubah ionosfer selama Perang Dingin tetapi Cina telah melipatgandakan upaya ini dan sekarang membangunnya sendiri.

Diduga fasilitas canggih di Sanya, Hainan nantinya mampu memanipulasi ionosfer di seluruh Laut Cina Selatan.

Beberapa telah menyuarakan keprihatinan bahwa teknologi ini dapat dimanipulasi untuk memodifikasi cuaca dan menyebabkan bencana alam, meskipun sebagian besar ahli percaya ini tidak lebih dari teori konspirasi Cina dan Rusia.

Berita terkait

Ukraina Berharap Indonesia Hadiri KTT Perdamaian di Swiss Bulan Depan

8 jam lalu

Ukraina Berharap Indonesia Hadiri KTT Perdamaian di Swiss Bulan Depan

Dubes Ukraina mengatakan pemerintah Indonesia belum mengonfirmasi kehadiran di KTT Perdamaian, yang akan berlangsung di Swiss bulan depan.

Baca Selengkapnya

Kementerian Luar Negeri Rusia Kesal Volodymyr Zelensky Bawa-bawa Tuhan dalam Perang Ukraina

14 jam lalu

Kementerian Luar Negeri Rusia Kesal Volodymyr Zelensky Bawa-bawa Tuhan dalam Perang Ukraina

Volodymyr Zelensky disebut Kementerian Luar Negeri Rusia sedang hilang akal karena membawa-bawa Tuhan dalam konflik dengan Moskow.

Baca Selengkapnya

Xiaomi 15 Diperkirakan Rilis Oktober Seperti Halnya Xiaomi 14 Tahun Lalu

16 jam lalu

Xiaomi 15 Diperkirakan Rilis Oktober Seperti Halnya Xiaomi 14 Tahun Lalu

Analis teknologi memperkirakan Xiaomi 15 bakal menyerupai generasi sebelumnya ihwal jadwal rilis dan tenggat distribusi.

Baca Selengkapnya

Faisal Basri Sebut Industri Nikel Merugikan Indonesia, Perkirakan 90 Persen Keuntungan Dinikmati Cina

17 jam lalu

Faisal Basri Sebut Industri Nikel Merugikan Indonesia, Perkirakan 90 Persen Keuntungan Dinikmati Cina

Faisal Basri menyebut industrialisasi nikel lebih memberikan keuntungan kepada investor asing tanpa memerhatikan kerugian bagi Indonesia

Baca Selengkapnya

Zelensky Masuk dalam Daftar Buron Rusia, Ukraina Sebut Moskow Putus Asa

17 jam lalu

Zelensky Masuk dalam Daftar Buron Rusia, Ukraina Sebut Moskow Putus Asa

Ukraina menyebut Rusia mencari perhatian karena menetapkan Presiden Zelensky sebagai buronan.

Baca Selengkapnya

Cuaca Panas Bekap Asia Daratan, Indonesia Masih Punya Potensi Hujan Lebat Hari Ini

19 jam lalu

Cuaca Panas Bekap Asia Daratan, Indonesia Masih Punya Potensi Hujan Lebat Hari Ini

Ketika cuaca panas masih membekap wilayah luas di daratan Asia, potensi hujan lebat masih ada untuk wilayah Indonesia hingga hari ini.

Baca Selengkapnya

Turun di Partai Ketiga Final Piala Thomas 2024, Jonatan Christie Tak Mau Jadi Penentu Kekalahan Indonesia Lawan Cina

1 hari lalu

Turun di Partai Ketiga Final Piala Thomas 2024, Jonatan Christie Tak Mau Jadi Penentu Kekalahan Indonesia Lawan Cina

Jonatan Christie menjadi satu-satunya wakil Indonesia yang memetik poin saat kalah lawan Cina 1-3 di final Piala Thomas 2024.

Baca Selengkapnya

Hasil Final Piala Thomas 2024: Fikri / Bagas Kalah, Indonesia Gagal Juara

1 hari lalu

Hasil Final Piala Thomas 2024: Fikri / Bagas Kalah, Indonesia Gagal Juara

Indonesia harus mengakui keunggulan Cina dengan agregat skor 1-3 dalam partai final Piala Thomas 2024.

Baca Selengkapnya

Hasil Final Piala Thomas 2024: Jonatan Christie Perpanjang Napas Indonesia atas Cina di Final, Skor Sementara 1-2

1 hari lalu

Hasil Final Piala Thomas 2024: Jonatan Christie Perpanjang Napas Indonesia atas Cina di Final, Skor Sementara 1-2

Jonatan Christie mampu menyudahi perlawanan sengit Li Shi Feng dalam duel tiga game di laga ketiga final Piala Thomas 2024.

Baca Selengkapnya

Dikalahkan Liang / Wang di Final Piala Thomas 2024, Fajar / Rian Sebut Lawan Main Lebih Berani dan Cerdik

1 hari lalu

Dikalahkan Liang / Wang di Final Piala Thomas 2024, Fajar / Rian Sebut Lawan Main Lebih Berani dan Cerdik

Fajar / Rian mengungkapkan keunggulan lawan yang membuat mereka kalah di pertandingan final Piala Thomas 2024, Minggu, 5 Mei 2024.

Baca Selengkapnya