TEMPO.CO, Jakarta - Rusia akan mengubah rencana eksplorasi ke Bulan dalam waktu dua minggu ke depan dan bahkan ingin membangun stasiun luar angkasa di permukaan Bulan.
Kepala badan antariksa Rusia Roscosmos Dmitry Rogozin mengatakan perubahan rencana eksplorasi Bulan dalam sebuah wawancara dengan RIA Novosti, saat dia menguraikan rencananya untuk perbaikan besar-besaran industri luar angkasa Rusia, seperti dilansir dari Russia Today, 3 November 2018.
"Kami berharap usulan membentuk Akademi Ilmu Pengetahuan dan Dewan Sains dan Teknologi Roscosmos untuk segera terwujud. Dalam waktu dua minggu mereka diharapkan untuk mempresentasikan visi mereka untuk menjelajahi Bulan," katanya.
Baca: Cina dan Rusia Kembangkan Bulan Buatan untuk Terangi Bumi
Rogozin tidak merinci lebih lanjut tentang bagaimana program dapat berubah, tetapi mengatakan rencana untuk pangkalan permanen di Bulan akan tetap ada.
Pendorong roket Soyuz-FG dengan pesawat ruang angkasa Soyuz MS-08 membawa kru baru ke Stasiun Luar Angkasa Internasional usai diluncurkan dari kosmodrom Baikonur yang disewa Rusia di Kazakhstan, 21 Maret 2018. (AP Photo/Dmitri Lovetsky)
Rencana eksplorasi Bulan Rusia bertujuan mengembangkan kendaraan peluncuran luar angkasa yang baru untuk puluhan tahun mendatang dan menggunakannya untuk menciptakan pangkalan permanen di permukaan Bulan yang diprediksi rampung sekitar 2030-an.
Baca: Amerika Monitor Satelit Rusia Seakan Melahirkan, Senjata Baru?
Roscosmos juga berkolaborasi dengan badan antariksa lain di Lunar Orbital Platform-Gateway, sebuah proyek untuk membangun stasiun luar angkasa berawak yang mengorbit Bulan, yang akan berfungsi sebagai titik singgah untuk misi ke satelit dan di luarnya, di mana pesawat luar angkasa bisa mengisi bahan bakar di sana.
Tiga astronot dari Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) Jeff Williams dari Amerika Serikat, Alexey Ovchinin dari Rusia, dan Oleg Skripochka dari Rusia berada di dalam kapsul pesawat luar angkasa Soyuz TMA-20M sebelum mendarat di dekat kota Zhezkazgan, Kazakhstan, 7 September 2016. Bill Ingalls/NASA/Handout via Reuters
Rencananya Rusia akan menyediakan beberapa modul untuk stasiun luar angkasa di Bulan, tetapi pada September Rogozin meragukan kerja sama dengan AS, ketika ia mengeluh bahwa AS menuduh Rusia untuk memanfaatkan proyek demi kepentingan nasionalnya sendiri.
Baca: Gedung Putih Ingin Korps Luar Angkasa AS Dibentuk pada 2020
Dalam wawancara, Rogozin menjelaskan rencananya untuk mengintegrasikan berbagai produsen industri luar angkasa Rusia ke dalam tiga perusahaan raksasa, yang akan bertanggung jawab untuk mesin roket, lambung roket dan instrumentasi.
Selain rencana stasiun luar angkasa di Bulan, dia juga berjanji untuk menggandakan jumlah peluncuran luar angkasa tahun depan dibandingkan 2018 dan memberikan laporan kemajuan proyek roket Rusia, termasuk roket Soyuz-5 dan famili roket Angara.