TEMPO Interaktif, Wina: Susanne Winter, anggota Partai Kebebasan Austria, mengecap Nabi Muhammad sebagai "penyiksa anak-anak" yang menulis kitab suci Al-Quran "dalam keadaan epilepsi"--tudingan yang sudah dibantah banyak ulama dan sarjana Islam.Politikus berusia 50 tahun itu maju sebagai kandidat Wali Kota Graz, kota terbesar kedua di Austria. Serangannya terhadap Islam pertama kali dia lontarkan di hadapan 3.000 pendukungnya dalam sebuah kampanye pada Ahad lalu.Dalam pidatonya, Winter mengatakan Nabi Muhammad "akan disebut penyiksa anak dalam sistem sosial sekarang" karena telah menikahi seorang gadis berusia 6 tahun.Winter juga mengatakan bahwa Islam adalah sebuah sistem totaliter yang layak "dilemparkan kembali ke tempat asalnya: sisi lain dari Mediterania". Dia juga mengingatkan bahwa Kota Graz kini terancam "badai tsunami imigrasi Islam". Winter memperkirakan bahwa separuh penduduk Austria akan menjadi muslim dalam tempo 20 tahun. Pidatonya itu disambut gemuruh tepuk tangan para pendukungnya.Kampanye Winter memang menyerang Islam. Dalam plakat-plakat kampanyenya terpampang slogan "tak ada rumah bagi Islam radikal". Esok harinya, dalam wawancara dengan harian Osterreich, Winter mengatakan bahwa penganiayaan terhadap anak "telah meluas di kalangan kaum muslim" dan Nabi Muhammad menulis Al-Quran "dalam keadaan epilepsi".Pernyataannya itu kontan memicu reaksi keras dari berbagai kalangan. Presiden Austria Heinz Fischer mengecam pernyataan Winter yang dinilainya "bukan suara Austria dan harus kita jauhi."Anas Schakfeh, Presiden Komunitas Muslim Austria, mengatakan kaum muslim sangat marah atas komentar Winter. "Saya ingin perdamaian, tapi saya tak dapat menahan kemungkinan terjadinya protes dengan kekerasan," katanya.Kaum muslim adalah kelompok minoritas agama terbesar di sana, yang mencapai sekitar 4,22 persen populasi. Kebanyakan muslim datang ke Austria setelah 1960 sebagai "pekerja tamu" dari Turki, Bosnia-Herzegovina, dan Serbia. l INDEPENDENT | ALARABIYA | IWANK