DPR AS Desak Myanmar Bebaskan Dua Jurnalis Reuters

Minggu, 16 Desember 2018 17:03 WIB

Ekspresi wartawan Reuters, Kyaw Soe Oo (kiri) dan Wa Lone, saat keluar dari ruang sidang setelah menjalani sidang vonis di Yangon, Myanmar, Senin, 3 September 2018. Keduanya divonis 7 tahun penjara karena dinilai melanggar Undang-Undang Rahasia Myanmar terkait dengan pemberitaan etnis Rohingya. AP Photo/Thein Zaw

TEMPO.CO, Jakarta - DPR AS mendesak pemerintah Myanmar untuk membebaskan jurnalis Reuters Wa Lone dan Kyaw Soe Oo, yang dipenjara satu tahun yang lalu.

Anggota DPR memilih 394 banding 1 suara untuk resolusi yang menyerukan pembebasan Wa Lone, 32 tahun, dan Kyaw Soe Oo, 28 tahun, yang dinyatakan bersalah pada September karena dituduh melanggar Undang-Undang Rahasia Resmi Myanmar dan dijatuhi hukuman tujuh tahun penjara, menurut laporan dari Reuters, yang dikutip pada 16 Desember 2018.

Baca: Dipenjara 7 Tahun, Ini Ucapan 2 Jurnalis Reuters soal Myanmar

Kasus ini telah menimbulkan pertanyaan di antara sejumlah pemimpin politik di Amerika Serikat dan Eropa, pendukung hak asasi manusia dan PBB tentang kemajuan Myanmar menuju demokrasi.

Tekanan DPR tidak mengikat, tetapi dimaksudkan untuk menyampaikan pesan yang kuat kepada pemerintah Myanmar bahwa anggota Kongres AS menginginkan kedua jurnalis dibebaskan.

Advertising
Advertising

Activists hold the newly released Time Magazine cover at a rally, calling for the release of imprisoned Reuters journalists Wa Lone and Kyaw Soe Oo, one year after they were arrested, in Yangon, Myanmar December 12, 2018. REUTERS/Myat Thu Kyaw

Resolusi itu juga menyebut kampanye militer Myanmar terhadap Rohingya adalah genosida. Dalam laporan yang dikeluarkan pada 27 Agustus, para penyelidik AS mengatakan militer Myanmar melakukan pembunuhan massal dan pemerkosaan terhadap Rohingya dengan niat genosida dan untuk pertama kalinya secara eksplisit menyerukan kepada pejabat Myanmar untuk menghadapi tuduhan genosida atas kampanye militer.

Namun Departemen Luar Negeri AS, belum menggunakan istilah genosida dalam pernyataan resminya.

Kedutaan Myanmar di Washington tidak menanggapi permintaan untuk memberikan komentar terhadap resolusi Dewan Perwakilan Rakyat.

Baca: Wartawan Reuters Divonis 7 Tahun, Pemimpin Dunia Mengecam Mynamar

Militer di Myanmar membantah tuduhan mereka telah melakukan genosida terhadap Rohingya dan mengatakan tindakannya adalah bagian dari perang melawan terorisme.

Satu suara yang menolak resolusi berasal dari anggota DPR Andy Biggs, seorang Republikan dari Arizona. Diminta untuk mengomentari pemungutan suara Biggs, Daniel Stefanski, juru bicara anggota kongres, tidak secara langsung menjawab pertanyaan soal Biggs tetapi mengatakan penindasan berkelanjutan Rohingya di Myanmar adalah tidak manusiawi dan menyerukan kepada pemerintahan Trump untuk menggunakan tekanan diplomatik maksimum untuk mengakhiri genosida dan menuntut pembebasan dua jurnalis Reuters.

Ke-10 pria Rohingya yang ditangkap sebelum dibantai warga Buddha dan tentara Myanmar di Inn Din, Rakhine, Myanmar, 2 September 2017. Di antara 10 pria Rohingya tersebut merupakan nelayan, penjaga toko, seorang guru agama Islam dan dua remaja pelajar sekolah menengah atas berusia belasan tahun. Laporan pembantaian ini ditulis oleh dua wartawan yang kini diadili pemerintah pimpinan Aung San Suu Kyi. REUTERS

Dua jurnalis Reuters, yang mengaku tidak bersalah, mengatakan mereka diserahkan makalah oleh polisi sesaat sebelum mereka ditahan, dan seorang saksi polisi bersaksi bahwa kasus mereka telah direncanakan.

Baca: Kasus Jurnalis Reuters - Rohingya, Investasi Asing Myanmar Turun

Dua jurnalis Reuters ditahan setelah menyelidiki pembunuhan 10 pria dan anak laki-laki Rohingya sebagai bagian dari respon militer terhadap serangan pemberontak.

Pengacara dua wartawan telah mengajukan banding terhadap vonis dan hukuman mereka. Sidang banding dua jurnalis Reuters dijadwalkan digelar pada 24 Desember.

Berita terkait

Lebanon akan Menerima Yurisdiksi ICC atas Kejahatan Perang Israel di Wilayahnya

19 jam lalu

Lebanon akan Menerima Yurisdiksi ICC atas Kejahatan Perang Israel di Wilayahnya

Lebanon akan menerima yurisdiksi Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) untuk mengadili kejahatan perang Israel di wilayahnya sejak Oktober lalu.

Baca Selengkapnya

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

2 hari lalu

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

KKP meringkus satu kapal ikan asing ilegal berbendera Malaysia saat kedapatan menangkap ikan di Selat Malaka.

Baca Selengkapnya

Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

4 hari lalu

Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

Tentara Pembebasan Nasional Karen memutuskan menarik pasukannya dari perbatasan Thailand setelah serangan balasan dari junta Myanmar.

Baca Selengkapnya

Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

4 hari lalu

Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

Wakil Ketua Junta Myanmar menghilang setelah serangan drone. Ia kemungkinan terluka.

Baca Selengkapnya

Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

7 hari lalu

Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

Ribuan warga etnis Rohingya yang mengungsi akibat konflik di Myanmar, berkumpul di perbatasan Myanmar-Bangladesh untuk mencari perlindungan

Baca Selengkapnya

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

7 hari lalu

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

Maung Zarni, aktivis hak asasi manusia dan pakar genosida asal Myanmar, dinominasikan Hadiah Nobel Perdamaian 2024, oleh penerima Nobel tahun 1976

Baca Selengkapnya

Pertempuran di Perbatasan Myanmar-Thailand, Pemberontak Targetkan Pasukan Junta

8 hari lalu

Pertempuran di Perbatasan Myanmar-Thailand, Pemberontak Targetkan Pasukan Junta

Pertempuran berkobar di perbatasan timur Myanmar dengan Thailand memaksa sekitar 200 warga sipil melarikan diri.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Iran Siap Hadapi Israel, Sejarah Kudeta di Myanmar

9 hari lalu

Top 3 Dunia: Iran Siap Hadapi Israel, Sejarah Kudeta di Myanmar

Top 3 dunia adalah Iran siap menghadapi serangan Israel, sejarah kudeta di Myanmar hingga Netanyahu mengancam.

Baca Selengkapnya

Menilik Jejak Sejarah Kudeta Junta Militer Di Myanmar

10 hari lalu

Menilik Jejak Sejarah Kudeta Junta Militer Di Myanmar

Myanmar, yang dulunya dikenal sebagai Burma itu telah lama dianggap sebagai negara paria ketika berada di bawah kekuasaan junta militer yang menindas.

Baca Selengkapnya

Bocoran Memo Internal New York Times Soal Gaza: Tak Boleh Menulis kata Genosida hingga Pendudukan

12 hari lalu

Bocoran Memo Internal New York Times Soal Gaza: Tak Boleh Menulis kata Genosida hingga Pendudukan

The New York Times menginstruksikan para jurnalis yang meliput serangan Israel di Gaza untuk membatasi penggunaan istilah genosida hingga pendudukan

Baca Selengkapnya