Pria Tuna Netra Gugat Playboy karena Tidak Bisa Akses Situsnya
Reporter
Non Koresponden
Editor
Eka Yudha Saputra
Sabtu, 1 Desember 2018 16:00 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Seorang pria tuna netra mengajukan gugatan terhadap majalah yang didirikan mendiang Hugh Hefner, Playboy, atas tuduhan diskriminasi karena media online-nya tidak bisa menggunakan perangkat lunak khusus untuk tuna netra.
Dilansir dari Russia Today, 1 Desember 2018, penguggat bernama Donald Nixon dari Queens, New York, mengklaim Playboy.com melanggar UU Disabilitas Amerika (ADA) karena tidak membuat situs yang dapat diakses oleh tuna netra.
Baca: Model Playboy Asal Malaysia Akhirnya Berhijab
Nixon telah mengajukan gugatan perdata terhadap perusahaan, meminta kerugian yang tidak ditentukan dan mengubah perangkat lunak ramah tuna netra.
Dalam dokumen pengadilan yang diajukan pada Rabu, Nixon mengeluh bahwa tuna netra dan orang dengan gangguan penglihatan lain tidak dapat sepenuhnya menggunakan atau menikmati fasilitas, produk dan layanan karena gambar tidak memiliki teks pengindera.
Baca: Gadis Cantik Berjilbab Tampil di Majalah Playboy, Rupanya...
Perangkat lunak pembaca layar memungkinkan tuna netra untuk mengakses teks dengan sensor suara synthesizer atau layar braille.
Gugatan juga menuduh Playboyshop.com melanggar hukum, dan mengatakan dikarenakan masalah perangkat lunak, maka ia tidak dapat membeli produk dari situs tersebut.
Playboy belum mengomentari gugatan Nixon. Jika diputus bersalah, Playboy terancam denda US$ 100.000 atau Rp 1,4 miliar. Nixon dilaporkan telah mengajukan 47 tuntutan lainnya terhadap perusahaan untuk pelanggaran ADA serupa.
Baca: Setelah Enam Dekade, Penerbitan Majalah Playboy akan Dihentikan
Sementara itu, Playboy mulai melelang barang-barang milik pendirinya Hugh Hefner, yang meninggal tua pada September 2017 di usia 91 tahun. Barang yang dilelang pada Jumat, termasuk piyama sutranya yang diperkirakan dijual hingga US$ 2.000 (Rp 28 juta), jaket merah ikoniknya yang bernilai hingga US$ 5.000 (Rp 71 juta), dan topi kapten putih. Hasil dari lelang barang pendiri majalah Playboy Hugh Hefner, akan diberikan ke yayasan amal, yang mengadvokasi kebebasan dan hak sipil.