John Bolton Tolak Dengarkan Rekaman Jamal Khashoggi, Kenapa?

Rabu, 28 November 2018 19:00 WIB

Penasihat keamanan nasional Amerika Serikat, John Bolton mengikuti rapat dengar perintah Presiden Donald Trump di sebuah ruangan di Gedung Putih, Washington, Amerika Serikat, 13 April 2018. (AP Photo/Susan Walsh)

TEMPO.CO, Jakarta - Penasihat Keamanan Nasional untuk Presiden Donald Trump, John Bolton, menolak mendengarkan rekaman audio pembunuhan Jamal Khashoggi karena dia tidak mengerti bahasa Arab.

"Apa yang akan saya pelajari dari itu. Jika mereka berbicara bahasa Korea, saya juga tidak akan mengerti apa-apa dari rekaman itu," kata John Bolton di Gedung Putih, dilaporkan Associated Press, 28 November 2018. John Bolton menambahkan dia bisa mendapatkan semua informasi yang dia butuhkan dengan membaca transkrip rekaman.

Baca: Putra Mahkota Arab Saudi Telepon Presiden Erdogan Ajak Bertemu

"Orang-orang yang berbicara bahasa Arab telah mendengarkan rekaman itu dan mereka telah memberi kami substansi dari apa yang ada di dalamnya," kata Bolton.

Jamal Khashoggi, wartawan senior asal Arab Saudi yang tewas dibunuh pada 2 Oktober 2018. Sumber: POMED/cphpost.dk

Advertising
Advertising

Ketika ditekan pada masalah ini, Bolton mengatakan dia yakin dia memiliki pemahaman penuh tentang apa yang ada pada rekaman audio.

"Saya sangat puas bahwa kami tahu apa yang diambil rekaman itu dan itu diperhitungkan dalam keputusan presiden dan dia mengumumkan putusannya dengan sangat jelas," katanya.

Rekaman audio beredar cepat di media Turki dan menjadi bukti kunci di tengah teka-teki pembunuhan Jamal Khashsoggi di konsulat Arab Saudi di Turki pada 2 Oktober.

Baca: Pembunuhan Jamal Khashoggi, Kongres Amerika Bakal Ambil Tindakan

Para pejabat Saudi awalnya mengklaim Khashoggi meninggalkan konsulat sebelum akhirnya mengatakan dia tewas dalam operasi yang gagal untuk memulangkan penulis secara paksa kembali ke kerajaan.

Badan-badan intelijen AS telah menyimpulkan bahwa Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman paling tidak mengetahui tentang rencana untuk membunuh Khashoggi. Ini mendesak anggota Kongres AS untuk mengambil sikap yang lebih keras kepada sekutu utamanya di Timur Tengah.

Presiden Donald Trump bersama dengan Pangeran Arab Saudi Mohammed bin Salman di Gedung Putih, Washington, 20 Maret 2018. REUTERS/Jonathan Ernst/File Photo

Trump telah mengindikasikan bahwa AS tidak akan menghukum Arab Saudi lebih jauh. Presiden mengatakan, manfaat hubungan baik dengan kerajaan lebih besar daripada mempersoalkan putra mahkota memerintahkan pembunuhan Jamal Khashoggi.

Dalam pernyataan pekan lalu tentang kemungkinan putra mahkota memerintahkan pembunuhan, Trump mengatakan "mungkin dia melakukannya, mungkin dia tidak."

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan sering merujuk pada rekaman audio dalam upaya untuk meningkatkan tekanan terhadap Arab Saudi, yang menjadi pesaing utama regional Turki.

Baca: Erdogan: Intelijen Saudi Kaget Dengar Rekaman Jamal Khashoggi

"Rekaman ini benar-benar mengerikan," kata Erdogan di koran pro-pemerintah Yeni Safak.

"Faktanya, ketika petugas intelijen Arab Saudi mendengarkan rekaman itu dia begitu terkejut sehingga dia berkata 'yang satu ini mungkin memakai heroin. Hanya seseorang yang menggunakan heroin yang akan melakukannya'," tambah Erdogan ketika berbicara soal rekaman detik-detik pembunuhan Jamal Khashoggi yang didengar pejabat intelijen Arab Saudi.

Berita terkait

Kasus Mayat dalam Koper, Pelaku Diduga Dibantu Membunuh Korban

4 jam lalu

Kasus Mayat dalam Koper, Pelaku Diduga Dibantu Membunuh Korban

Polisi saat ini masih mendalami keterlibatan orang-orang yang diduga membantu pelaku pembunuhan korban yang mayatnya ditemukan dalam koper.

Baca Selengkapnya

6 Fakta Pembunuhan Wanita Asal Bandung dalam Koper, Pelaku Butuh Uang Buat Nikah

5 jam lalu

6 Fakta Pembunuhan Wanita Asal Bandung dalam Koper, Pelaku Butuh Uang Buat Nikah

Fakta-fakta penemuan mayat wanita asal Bandung dalam koper yang menjadi korban pembunuhan rekan kerjanya.

Baca Selengkapnya

Polisi Ungkap Mayat Perempuan dalam Koper Sempat Disetubuhi sebelum Dibunuh

6 jam lalu

Polisi Ungkap Mayat Perempuan dalam Koper Sempat Disetubuhi sebelum Dibunuh

Polisi mengungkapkan Ahmad Arif Ridwan Nuwloh (29) menyetubuhi RM, sebelum membunuhnya dan mayat perempuan itu ditemukan di dalam koper di Cikarang.

Baca Selengkapnya

Polisi Ungkap Motif Pembunuhan Perempuan dalam Koper: Diambil Uangnya karena Mau Menikah

8 jam lalu

Polisi Ungkap Motif Pembunuhan Perempuan dalam Koper: Diambil Uangnya karena Mau Menikah

Dari hasil pemeriksaan tersangka, diketahui motif pembunuhan adalah uang.

Baca Selengkapnya

Pelaku Pembunuhan Wanita dalam Koper Berencana Gelar Resepsi Ahad Besok

8 jam lalu

Pelaku Pembunuhan Wanita dalam Koper Berencana Gelar Resepsi Ahad Besok

Pelaku pembunuhan ditangkap di rumah istrinya di Palembang

Baca Selengkapnya

Mayat dalam Koper, CCTV Rekam Detik-Detik Pelaku dan Korban Masuk Hotel

15 jam lalu

Mayat dalam Koper, CCTV Rekam Detik-Detik Pelaku dan Korban Masuk Hotel

Polisi berhasil menangkap terduga pelaku pembunuhan pada kasus mayat dalam koper

Baca Selengkapnya

Pembunuhan Wanita dalam Koper di Bekasi, Polisi Ungkap Hubungan Korban dan Pelaku

20 jam lalu

Pembunuhan Wanita dalam Koper di Bekasi, Polisi Ungkap Hubungan Korban dan Pelaku

Polisi masih mendalami identitas pria yang diduga sebagai pelaku pembunuhan dalam kasus mayat dalam koper itu.

Baca Selengkapnya

Polres Yahukimo Tangkap 5 Tersangka Pembunuhan Bripda Oktavianus Buara, Polisi: Dua Masih Dikejar

1 hari lalu

Polres Yahukimo Tangkap 5 Tersangka Pembunuhan Bripda Oktavianus Buara, Polisi: Dua Masih Dikejar

TPNPB-OPM menyatakan bertanggung jawab atas pembunuhan seorang polisi Bripda Oktovianus Buara di Distrik Dekai, Yahukimo, Papua Pegunungan.

Baca Selengkapnya

Mayat dalam Koper di Bekasi, Polisi Tangkap Pelaku Pembunuhan

1 hari lalu

Mayat dalam Koper di Bekasi, Polisi Tangkap Pelaku Pembunuhan

Kasus mayat dalam koper yang ditemukan warga di Cikarang Barat, Kabupaten Bekasi pada Kamis, 25 April 2024 menemui titik terang.

Baca Selengkapnya

WNI Saling Serang di Korea Selatan, Satu Orang Tewas

2 hari lalu

WNI Saling Serang di Korea Selatan, Satu Orang Tewas

Seorang pria warga negara Indonesia (WNI) ditangkap polisi Daegu, Korea Selatan setelah menikam rekan senegaranya hingga tewas dan melarikan diri.

Baca Selengkapnya