Konglomerat Michael Bloomberg Donasi Rp 26 Triliun untuk Kampus

Reporter

Tempo.co

Editor

Budi Riza

Selasa, 20 November 2018 13:33 WIB

Mohammed bon Salman bertemu dengan pendiri Bloomberg dan bekas Wali Kota New York City, Michael Bloomberg. [Anadolu/Saudi Kingdom Council/Handout]

TEMPO.CO, Washington – Pengusaha dan bekas Wali Kota New York, Michael Bloomberg, mengatakan dia mendonasikan uang dengan jumlah fantastis senilai US$1.8 miliar atau sekitar Rp26 triliun kepada Johns Hopkins University.

Baca:

Dana itu akan digunakan membantu biaya kuliah bagi mahasiswa berbakat dari kelas ekonomi menengah ke bawah yang mengalami kesulitan keuangan.

“Ini akan membuat biaya masuk ke Hopkins menjadi selamanya tanpa pandang bulu. Keuangan tidak bakal menjadi faktor dalam membuat keputusannya,” kata Bloomberg dalam artikel yang ditulis dipublikasikan di media New York Times seperti dikutip USA Today pada Senin, 19 November 2018 waktu setempat.

Ini merupakan sumbangan terbesar untuk pendidikan dalam sejarah lembaga pendidikan di AS. Bloomberg pernah berkuliah di Johns Hopkins dan lulus pada 1964.

Advertising
Advertising

Baca:

“Hopkins telah merima hadiah yang belum pernah terjadi sebelumnya dan bersifat transformatif,” kata Ronald J. Daniels, Presiden Johns Hopkins, dalam pernyataannya.

Bloomberg bercerita bahwa dia juga pernah menerima pinjaman pendidikan sebesar US$6000 (sekitar Rp90 juta) dari lembaga National Defense untuk kuliah di Hopkins. Dia juga bekerja paruh waktu di kampus mengurus parkir untuk mendapatkan tambahan uang.

Baca:

Bloomberg, yang disebut CNN sebagai salah satu tokoh calon kandiaat Presiden AS 2020 dan tercantum sebagai orang terkaya 10 di AS versi Forbes, menjelaskan ijazah yang diterimanya dari Hopkins memberinya kesempatan yang diinginkannya untuk membantu para siswa yang memiliki bakat tapi mengalami kekurangan keuangan untuk kuliah di universitas itu.

“Ketika universitas mengkaji aplikasi dari calon mahasiswa, nyaris semuanya mempertimbangkan kemampuan siswa untuk membayar biaya kuliah,” tulis Bloomberg dalam artikel di New York Times.

Ini membuat calon siswa yang berbakat dari kalangan ekonomi menengah ke bawah selalu ditolak mendaftar di universitas. Kursi di kampus disimpan untuk para mahasiswa yang datang dari keluarga kaya.

“Ini melukai putra seorang petani di Nebraska seperti juga putri seorang ibu pekerja di Detroit,” kata Bloomberg dalam artikel itu menjelaskan.

Baca:

Bloomberg juga mendukung pemerintah untuk bersikap aktif membantu pendanaan bagi para siswa berbakat tapi kurang mampu, mendorong sekolah menyediakan dana bantuan pendidikan lebih besar, dan mengajak para alumni berdonasi ke sekolah yang menjadi almamaternya.

“Mungkin tidak ada investasi yang lebih baik yang bisa kita lakukan untuk masa depan mimpin Amerika, dan janji kesempatan yang sama bagi semua,” kata Bloomberg soal donasi yang diberikannya itu.

Berita terkait

Perlunya Contoh Orang Tua dan Guru dalam Pendidikan Karakter Anak

21 jam lalu

Perlunya Contoh Orang Tua dan Guru dalam Pendidikan Karakter Anak

Psikolog menyebut pendidikan karakter perlu contoh nyata dari orang tua dan guru kepada anak karena beguna dalam kehidupan sehari-hari.

Baca Selengkapnya

Mayoritas Gaji Dosen di Bawah Rp 3 Juta, SPK: 76 Persen Terpaksa Kerja Sampingan

23 jam lalu

Mayoritas Gaji Dosen di Bawah Rp 3 Juta, SPK: 76 Persen Terpaksa Kerja Sampingan

Hasil riset Serikat Pekerja Kampus: sebagian besar dosen terpaksa kerja sampingan karena gaji dosen masih banyak yang di bawah Rp 3 juta.

Baca Selengkapnya

Kisah Ki Hadjar Dewantara Sebelum Jadi Bapak Pendidikan: Wartawan Kritis Musuh Belanda

1 hari lalu

Kisah Ki Hadjar Dewantara Sebelum Jadi Bapak Pendidikan: Wartawan Kritis Musuh Belanda

Sebelum memperjuangkan pendidikan, Ki Hadjar Dewantara adalah wartawan kritis kepada pemerintah kolonial. Ia pun pernah menghajar orang Belanda.

Baca Selengkapnya

Makna Logo Pendidikan Tut Wuri Handayani, Ada Belencong Garuda

1 hari lalu

Makna Logo Pendidikan Tut Wuri Handayani, Ada Belencong Garuda

Makna mendalam dibalik logo pendidikan Indonesia, Tut Wuri Handayani

Baca Selengkapnya

KPK Sebut Dana BOS Paling Banyak Disalahgunakan dengan Modus Penggelembungan Biaya

1 hari lalu

KPK Sebut Dana BOS Paling Banyak Disalahgunakan dengan Modus Penggelembungan Biaya

Modus penyalahgunaan dana BOS terbanyak adalah penggelembungan biaya penggunaan dana, yang mencapai 31 persen.

Baca Selengkapnya

Politikus di Rusia Diguncang Silang Pendapat soal Isu Gay

2 hari lalu

Politikus di Rusia Diguncang Silang Pendapat soal Isu Gay

Alexandr Khinstein menilai politikus yang bertugas di lembaga pendidikan atau anak-anak tak boleh penyuka sesama jenis atau gay.

Baca Selengkapnya

USAID Kerja Sama dengan Unhas, ITB dan Binus

6 hari lalu

USAID Kerja Sama dengan Unhas, ITB dan Binus

Program USAID ini untuk mempertemukan pimpinan universitas, mitra industri, dan pejabat pemerintah

Baca Selengkapnya

Gibran Dorong Program CSR Lebih Banyak Diarahkan ke Sekolah-Sekolah

6 hari lalu

Gibran Dorong Program CSR Lebih Banyak Diarahkan ke Sekolah-Sekolah

Gibran mengatakan para penerima sepatu gratis itu sebagian besar memang penerima program Bantuan Pendidikan Masyarakat Kota Surakarta.

Baca Selengkapnya

KPPU: Penegakan Hukum Pinjol Pendidikan Masih Tahap Penyelidikan Awal

7 hari lalu

KPPU: Penegakan Hukum Pinjol Pendidikan Masih Tahap Penyelidikan Awal

Pada Februari 2024, KPPU menyatakan memanggil empat perusahaan pinjol yang berikan pinjaman pendidikan kepada mahasiswa.

Baca Selengkapnya

Ditantang Daud Kim, Ayana Moon: Pengacara Saya akan Jelaskan Hal Ilegal di Korea

10 hari lalu

Ditantang Daud Kim, Ayana Moon: Pengacara Saya akan Jelaskan Hal Ilegal di Korea

Ayana Moon, influencer muslim Korea Selatan menjawab tantangan Daud Kim, Youtuber mualaf yang viral setelah mengumumkan akan membangun masjid.

Baca Selengkapnya