Hatice Cengiz: Jamal Khashoggi Khawatir saat Datangi Konjen Saudi

Reporter

Tempo.co

Editor

Budi Riza

Sabtu, 27 Oktober 2018 11:01 WIB

Hatice Cengiz, tunangan Jamal Khashoggi, mengatakan kekasihnya merasa khawatir sebelum masuk ke kantor Konsulat Jenderal Arab Saudi pada 2 Oktober 2018 saat dia disergap lalu dibunuh. Yeni Safak

TEMPO.CO, Ankara – Tunangan dari kolumnis Washington Post, Jamal Khashoggi, yang tewas terbunuh, Hatice Cengiz, mengatakan kekasihnya merasa khawatir sebelum memasuki kantor Konsulat Jenderal Arab Saudi di Istanbul, Turki, pada 2 Oktober 2018.

Baca:

Uni Eropa Serukan Investigasi Internasional Kasus Jamal Khashoggi

Advertising
Advertising

Dalam wawancara dengan televisi lokal, Haberturk, Hatice mengatakan Khashoggi sempat mengatakan bisa jadi bakal ada masalah saat dia masuk ke konjen Saudi. Saat itu, Khashoggi sedang mengurus dokumen yang menyatakan dia telah bercerai dari istri pertama sehingga bisa menikah dengan Hatice.

Khashoggi, menurut Hatice, mengatakan Arab Saudi kemungkinan tidak akan menangkap dan menginterogasinya saat dia masih berada di Tukri. "Namun, dia merasa khawatir ini bisa berubah saat dia memasuki kantor konjen pada kali kedua," kata Hatice Cengiz kepada televisi Haberturk seperti dilansir Yeni Safak, Jumat, 26 Oktober 2018.

Baca:

Arab Saudi Dikecam Larang Bepergian Keluarga Jamal Khashoggi

Pada kunjungan pertama pada 28 September 2018, Khashoggi mengatakan dia mendapat perlakuan baik oleh petugas konsuler.

Seperti diberitakan, Khashoggi menghilang sejak masuk ke kantor konjen Saudi pada 2 Oktober 2018. Otoritas Turki menyebut, Khashoggi dibunuh oleh tim pembunuh yang terdiri dari 15 orang.

Awalnya, pemerintah Saudi membantah hal ini dan mengatakan Khashoggi telah keluar dari konjen seusai mengurus dokumen. Namun, belakangan Saudi mengakui jika Khashoggi terbunuh dalam perkelahian melawan 15 orang yang mau menjemputnya agar kembali ke Riyadh.

Baca:

Menlu Turki Desak Arab Saudi Jelaskan Pembunuhan Jamal Khashoggi

Khashoggi memang dikenal sebagai jurnalis yang kritis terhadap kebijakan pemerintah Saudi, yang dikenal suka mengontrol kebebasan publik dalam berekspresi. Perkelahian terjadi, menurut Saudi, karena Khashoggi menolak dibawa pulang ke Saudi oleh para penjemputnya.

Belakangan, Jaksa Agung Saudi mengatakan Khashoggi memang terbunuh akibat pembunuhan berencana yang dilakukan sejumlah orang Saudi di dalam konjen Arab Saudi itu.

Otoritas telah menangkap 18 orang. Pemerintah Saudi juga memberhentikan Deputi Kepala Intelijen, Mayor Jenderal Ahmed al-Assiri, yang terlibat mengirim tim pembunuh itu ke Istanbul.

Baca:

Jaksa Agung Saudi Sebut Pembunuhan Jamal Khashoggi Terencana

Dalam wawancara dengan televisi Haberturk, Hatice mengatakan dia tidak menerima undangan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, ke Gedung Putih, karena dia berpikir itu bertujuan untuk membentuk opini publik untuk kepentingan Trump.

Hatice menegaskan dia tidak akan pergi ke Gedung Putih hingga AS menunjukkan upaya tulus untuk menyelesaikan kasus pembunuhan Khashoggi. Dia menuntut semua orang yang terlibat dalam pembunuhan ini, baik yang memberi perintah hingga para pelaksana di lapangan, untuk dihukum secara setimpal.

Hatice juga mengatakan Khashoggi tidak memintanya menelpon seseorang jika terjadi sesuatu pada dirinya saat kunjungan kedua di konjen Saudi pada 2 Oktober 2018.

Namun, Khashoggi pernah meminta Hatice untuk mengontak penasehat Presiden Recep Tayyip Erdogan, Yasin Aktay, jika dia menghadapi masalah di Turki.

Khashoggi mengasingkan diri ke AS sejak setahun terakhir untuk menghindari tekanan rezim Arab Saudi. Dia mendapat status penduduk AS dan kerap mengisi kolum untuk Washington Post dengan tulisan berisi kritik terhadap penidasan kebebasan berekspresi oleh negaranya.

Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, mengatakan pada Selasa kemarin bahwa Khashoggi tewas akibat pembunuhan politik berencana. Dia meminta pemerintah Saudi untuk menyerahkan semua pelaku untuk diadili di Turki.

Otoritas Arab Saudi telah menangkap 18 orang pelaku, memberhentikan 5 pejabat tinggi termasuk Deputi Kepala Badan Intelijen Arab Saudi, Mayor Jenderal Ahmed al Assiri, yang diduga kuat mengirim tim pembunuh berisi 15 orang ke Istanbul, Turki, untuk membunuh Jamal Khashoggi.

Berita terkait

Anak Pemimpin Sudan Tewas dalam Kecelakaan di Turki

3 hari lalu

Anak Pemimpin Sudan Tewas dalam Kecelakaan di Turki

Anak panglima militer dan pemimpin de facto Sudan meninggal di rumah sakit setelah kecelakaan lalu lintas di Turki.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Turki Hentikan Ekspor Impor ke Israel

3 hari lalu

Top 3 Dunia: Turki Hentikan Ekspor Impor ke Israel

Berita Top 3 Dunia pada Jumat 3 Mei 2024 diawali oleh Turki menghentikan semua ekspor impor dari dan ke Israel.

Baca Selengkapnya

Kian Panas, Turki Putuskan Hubungan Dagang dengan Israel

4 hari lalu

Kian Panas, Turki Putuskan Hubungan Dagang dengan Israel

Turki memutuskan hubungan dagang dengan Israel seiring memburuknya situasi kemanusiaan di Palestina.

Baca Selengkapnya

Retno Marsudi Bahas Langkah Perlindungan WNI di Tengah Krisis Timur Tengah

4 hari lalu

Retno Marsudi Bahas Langkah Perlindungan WNI di Tengah Krisis Timur Tengah

Retno Marsudi menilai situasi Timur Tengah telah mendesak Indonesia untuk mempersiapkan diri jika situasi semakin memburuk, termasuk pelindungan WNI

Baca Selengkapnya

Situasi Kemanusiaan Palestina Memburuk, Turki Hentikan Perdagangan dengan Israel

4 hari lalu

Situasi Kemanusiaan Palestina Memburuk, Turki Hentikan Perdagangan dengan Israel

Imbas situasi kemanusiaan di Palestina yang memburuk, Turki menghentikan perdagangan dengan Israel.

Baca Selengkapnya

Turki Tuduh Standar Ganda AS terhadap Gaza dalam Laporan HAM

12 hari lalu

Turki Tuduh Standar Ganda AS terhadap Gaza dalam Laporan HAM

Turki mengatakan bahwa laporan HAM tahunan Washington gagal mencerminkan serangan Israel di Gaza.

Baca Selengkapnya

Erdogan: Israel Kalahkan Hitler dengan Membantai 14 Ribu Anak-Anak Palestina

19 hari lalu

Erdogan: Israel Kalahkan Hitler dengan Membantai 14 Ribu Anak-Anak Palestina

Recep Tayyip Erdogan kembali menyamakan Israel dengan pemimpin Nazi Adolf Hitler.

Baca Selengkapnya

Italia dan Turki Mulai Menerapkan Visa Digital Nomad Bulan Ini

20 hari lalu

Italia dan Turki Mulai Menerapkan Visa Digital Nomad Bulan Ini

Apa saja persyaratan untuk mendapatkan visa digital nomad di Italia atau Turki?

Baca Selengkapnya

15 Fakta Unik Turki, Negara yang Terletak di Benua Asia dan Eropa

21 hari lalu

15 Fakta Unik Turki, Negara yang Terletak di Benua Asia dan Eropa

Berikut ini daftar fakta unik Turki, mulai dari kebiasaan minum teh, asal-muasal Sinterklas, hingga bunga tulip yang jadi bunga nasional.

Baca Selengkapnya

Jelajahi Situs Bersejarah di Turki dengan Kereta Wisata Baru

22 hari lalu

Jelajahi Situs Bersejarah di Turki dengan Kereta Wisata Baru

Turki memiliki kereta wisata baru yang akan membawa wisatawan menjelajahi situs bersejarah di negara tersebut

Baca Selengkapnya