4 Sisi Gelap Putra Mahkota Mohammed bin Salman

Reporter

Tempo.co

Selasa, 23 Oktober 2018 00:01 WIB

Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman saat bertemu dengan Menteri Pertahanan Prancis, Florence Barley di Jeddah. english.alarabiya.net

TEMPO.CO, Jakarta - Mohammed bin Salman atau dikenal dengan sebutan MbS, sudah tiga tahun menjabat sebagai Putra Mahkota. Reformasi ekonomi dan sosial yang diterapkan di dalam kerajaan konservatif Saudi oleh Mohammed bin Salman, telah membuatnya panen pujian.

Akan tetapi, kasus pembunuhan terhadap wartawan senior, Jamal Khashoggi, 59 tahun, nyatanya telah mengalihkan fokus masyarakat kepada sisi gelap dari Putra Mahkota Mohammed bin Salman.

Selain kasus kematian Khashoggi, keputusan Putra Mahkota memenjarakan sejumlah kritikus dan aktivis HAM serta kematian ribuan warga sipil dalam perang Yaman, telah membuat Mohammed bin Salman menuai kecaman. Berikut adalah lima sisi gelap dari pangeran Salman seperti dikutip dari Al-jazeera pada Senin, 22 Oktober 2018:

Baca: Jamal Khashoggi Tewas, Penasehat Erdogan Ragukan Arab Saudi

1. Perang sipil di Yaman
Pada 2015, Arab Saudi mengintervensi perang saudara di Yaman dengan meluncurkan lebih dari 1.600 serangan lewat udara yang menargetkan pemberontak Houthi. Aktivis HAM telah menuduh pasukan koalisi yang dipimpin Arab Saudi membom warga sipil, rumah sakit, sekolah dan infrastruktur lainnya tanpa pandang bulu.

Advertising
Advertising

Sejak 2015, setidaknya 10.000 orang tewas dalam perang sipil Yaman. Ribuan orang lainnya dilaporkan meninggal akibat kelaparan dan jutaan orang hilang.

"Dalam setiap operasi militer, kesalahan dapat terjadi ... Tentu saja, kesalahan yang dibuat oleh Arab Saudi dan koalisinya adalah kesalahan yang tidak disengaja,” kata Mohammed bin Salman, dalam wawancara dengan Time pada April 2018.

Baca: Putra Mahkota Arab Saudi Diduga Perintahkan Bunuh Jamal Khashoggi

2. Memenjarakan aktivis HAM perempuan
Awal tahun ini, Arab Saudi telah memperbolehkan perempuan untuk mengendarai mobil. Hal ini dipandang sebagai langkah progresif terhadap hak-hak perempuan di Arab Saudi. Mohammad bin Salman dilihat sebagai kekuatan utama di balik keputusan itu. Namun sesungguhnya, para aktivis HAM di Arab Saudi adalah pihak yang pertama kali berjuang sejak 1990-an agar perempuan mendapatkan hak ini.

Baca kembali: Mohammed bin Salman dalam Silsilah Kerajaan Arab Saudi

Beberapa aktivis perempuan dan laki-laki ditangkap awal tahun ini atau persisnya beberapa minggu sebelum larangan perempuan mengemudi dicabut secara resmi. Lembaga HAM, Human Rights Watch atau HRW, mengkritik penangkapan para aktivis itu dan mengatakan upaya penahanan ini untuk menunjukkan Mohammad bin Salman tidak menerima kritik atas pemerintahannya.

“penangkapan ini bukan tentang perempuan yang meminta hak untuk mengemudi ... Ini tidak ada hubungannya dengan itu. Beberapa dari mereka yang ditangkap memiliki hubungan dengan badan-badan intelijen asing yang mencoba untuk mencelakakan Arab Saudi," kata Putra Mahkota dalam sebuah wawancara.

3. Penahanan politisi dan pengusaha Arab Saudi
Pada 2017, pasukan keamanan Arab Saudi menangkap puluhan orang-orang kaya di Arab Saudi dan para pesaing politiknya. Langkah ini disebutnya sebagai upaya untuk memerangi korupsi di kalangan pejabat eselon Kerajaan Arab Saudi.

Para pengusaha itu ditahan selama berminggu-minggu di hotel mewah Ritz-Carlton, Riyadh, Arab Saudi. Beberapa orang dilaporkan dianiaya secara fisik. Laporan New York Times mengatakan 17 tahanan bahkan membutuhkan perawatan di rumah sakit setelah kekerasan fisik yang dialami.

“ini adalah upaya untuk mengatasi korupsi dan sebagai tanggapan atas eksploitasi oleh beberapa jiwa lemah yang telah menempatkan kepentingan mereka sendiri di atas kepentingan publik untuk secara tidak sah menambah pundi-pundi mereka," kata Raja Salman dalam sebuah wawancara pada November 2017.

4. Dalang dibalik krisis GCC
Pada 5 Juni 2017, empat negara memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar dan memblokade perdagangan dengan Qatar. Langkah untuk memutuskan hubungan dan memblokade Qatar nampaknya didorong oleh Mohammed bin Salman dan Putra Mahkota Uni Emirat Arab, Mohammed bin Zayed Al Nahyan, yang tidak mencapai kata sepakat dengan Qatar terhadap pembagian kursi di Dewan Kerjasama negara-negara Teluk atau GCC.

Tekanan dari mantan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Rex Tillerson, disebut telah menyebabkan Putra Mahkota Mohammad bin Salman, mundur dari blokade ini. Terlebih karena Putra Mahkota khawatir bahwa invasi ini akan merusak hubungan jangka panjang Arab Saudi dengan Amerika Serikat.

ALJAZEERA | SARAH ERVINA DARA SIYAHAILATUA

Berita terkait

Media AS Sebut Arab Saudi Tangkap Warganya yang Kritik Israel soal Gaza

2 hari lalu

Media AS Sebut Arab Saudi Tangkap Warganya yang Kritik Israel soal Gaza

Menurut media asal AS, Arab Saudi menangkap warganya karena mengkritik Israel di media sosial terkait perang di Gaza.

Baca Selengkapnya

Bidik Peziarah di Luar Ibadah Haji dan Umrah, Arab Saudi Kenalkan Platform Nusuk

3 hari lalu

Bidik Peziarah di Luar Ibadah Haji dan Umrah, Arab Saudi Kenalkan Platform Nusuk

Arab Saudi mengundang pelancong menjelajahi budaya, sejarah, dan petualangan di luar perjalanan keagamaan seperti haji dan umrah.

Baca Selengkapnya

5 Fakta Osama bin Laden, Pendiri Al-Qaeda yang Ditembak Mati AS pada 2 Mei 2011

3 hari lalu

5 Fakta Osama bin Laden, Pendiri Al-Qaeda yang Ditembak Mati AS pada 2 Mei 2011

Hari ini, 2 Mei 2011, Osama bin Laden ditembak mati oleh pasukan Amerika. Berikut fakta-fakta Osama bin Laden.

Baca Selengkapnya

Buat Jemaah Calon Haji 2024, Ini Aturan Terbaru dari Arab Saudi

4 hari lalu

Buat Jemaah Calon Haji 2024, Ini Aturan Terbaru dari Arab Saudi

Arab Saudi mewajibkan jemaah calon haji memenuhi kriteria vaksinasi dan mendapatkan izin resmi.

Baca Selengkapnya

Arab Saudi Terbitkan Smart Card untuk Jemaah Haji Mulai Tahun Ini, Apa Itu?

4 hari lalu

Arab Saudi Terbitkan Smart Card untuk Jemaah Haji Mulai Tahun Ini, Apa Itu?

Arab Saudi menyatakan pihaknya akan memperketat aturan haji tahun ini.

Baca Selengkapnya

Yaqut Bertemu Menteri Haji Arab Saudi, Bahas Upaya Peningkatan Layanan Jemaah

4 hari lalu

Yaqut Bertemu Menteri Haji Arab Saudi, Bahas Upaya Peningkatan Layanan Jemaah

Pertemuan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, dan Menteri Haji dan Umrah Arab Saudi, Tawfiq bin Fawzan Al-Rabiah untuk membahas kemudahan layanan bagi jemaah haji Indonesia.

Baca Selengkapnya

Reaksi DPR Soal Arab Saudi Izinkan Pemegang Semua Jenis Visa Lakukan Umrah

5 hari lalu

Reaksi DPR Soal Arab Saudi Izinkan Pemegang Semua Jenis Visa Lakukan Umrah

DPR menyatakan kebijakan Arab Saudi bertolak belakang dengan Undang-Undang tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Kongres Amerika Serikat Berusaha Lindungi Benjamin Netanyahu dari Kemungkinan Penahanan oleh ICC

5 hari lalu

Top 3 Dunia: Kongres Amerika Serikat Berusaha Lindungi Benjamin Netanyahu dari Kemungkinan Penahanan oleh ICC

Top 3 Dunia, Kongres Amerika Serikat yang berupaya menghasilkan undang-undang agar bisa menghalangi ICC menerbitkan surat penahanan Netanyahu

Baca Selengkapnya

Arab Saudi Bakal Tindak Tegas Jamaah Haji yang Pakai Visa Tak Resmi

5 hari lalu

Arab Saudi Bakal Tindak Tegas Jamaah Haji yang Pakai Visa Tak Resmi

Arab Saudi akan menindak tegas siapa pun yang melaksanakan ibadah haji tanpa visa resmi.

Baca Selengkapnya

Menlu AS Temui Pangeran MBS di Arab Saudi, Bahas Gencatan Senjata Gaza

5 hari lalu

Menlu AS Temui Pangeran MBS di Arab Saudi, Bahas Gencatan Senjata Gaza

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken terbang ke Riyadh untuk bertemu Pangeran MBS dari Arab Saudi guna membahas perang di Gaza.

Baca Selengkapnya